CHAPTER 18

415 47 12
                                    

Jeno yang tidak bisa tidur nyenyak tampak begitu layu. Berbeda dengan Mark yang terlihat ceria seperti biasa. Sejak pagi, Jaemin terus mendekati Mark secara terang-terangan. Jeno yang melihat itu, membuatnya terganggu.

Jeno terpukul saat sadar sepertinya hanya dirinya yang menderita sekarang, 'Bocah itu. Apa dia tidak merasakan kegelisahan yang kurasakan?'  Bohong kalau bilang dirinya tidak merasa terganggu.

Jaemin menghampiri Mark, "Mark, ini untukmu." Memberikan jus semangka.

Mark tersenyum, "Wah, kamu tahu aja! Terima kasih, Jaemin. Aku minum, ya" dan diangguki oleh Jaemin

Jeno melihat Mark tersenyum, seolah tidak peduli dengan pengakuan cinta Jaemin, juga membuatnya terganggu. Semua yang disaksikannya sekarang membuat Jeno merasa tidak nyaman.

"Mark. Katanya siang ini akan turun hujan.... Apa kamu membawa payung?" tanya Jaemin

'Apa-apaan itu? Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba bocah sialan itu membahas cuaca.' Jeno memandang Jaemin dengan tatapan rasa tidak suka.

"Oh ya? Aku benar-benar enggak tahu...." Sahut Mark

"Apa kamu mau aku pinjamkan payung?" tawar Jaemin

"Enggak usah. Kalau payungmu kupinjam, nanti Jaemin bagaimana bisa pulang?" tolak Mark

"Tidak apa-apa, kalau aku sedikit kehujanan" sahut Jaemin

'Apa sih yang mereka bicarakan? Mereka pergi ke kantor untuk berkerja atau pacaran, sih?' Jeno menatap Mark dan Jaemin yang akrab itu dengan sangat tajam.

'Berengsek!' Jeno terus memikirkan kata-kata Donghae yang realistis dan terus menghatui bagaikan kutukan sepertinya akan menja Kalau begini, kata-kata Ayah yang realistis di kenyataan. Ia terus memikirkan suatu cara, agar masalah ini dapat selesaikan dengan mudah.

'Apa gunanya otak pintar ini? Ayo coba berpikir! Pikirkan cara supaya Mark kembali padaku....'

'Bagaimana aku bisa menangkap hati yang sudah pergi dan mulai mengarah ke pria lain?'

'Aku harus berusaha membuatnya tidak menyukai Jaemin' Jeno dengan percaya diri bisa menang melawan Jaemin dengan mudah.

"Na Jaemin. Kamu melihat ramalan cuaca hari ini? Jadi, kamu juga membaca berita yang menyuruh kita waspada terhadap petir?" Jeno menyela pembicaraan Jaemin dan Mark.

"Apa? Petir?" Jaemin mengedip-ngedipkan matanya dengan cepat karena bingung.

"Kalau cuacanya seperti ini, tidak apa-apa kehujanan. Mark, kalau pakai payung, bisa-bisa kamu malah celaka." Jeno sengaja merendahkan Jaemin yang berbuat baik pada Mark, 'Caranya hanya satu....'

"Oh.... Wah!" sahut Jaemin

Jeno melirik ke Mark, "Mark, ayo kita rapat sebentar" menjauhkan Mark dari Jaemin

Mark sedang menyeruput jus semangka dari Jaemin, "Oh? Rapat apa?" membelalakkan mata terkejut.

"Memangnya kamu pikir aku mengajak rapat hanya untuk melihat wajahmu? Aku mengajak rapat sebentar untuk membicarakan perjalanan bisnis minggu lalu." Jeno berbohong

'Belum ada lima menit masuk kantor.... Sekarangkan masih jam 08.55....' Mark menelan rasa kesalnya.

Mark mengambil buku catatan dan pulpen, lalu mengikuti Jeno. Saat berjalan di belakang Jeno, Mark baru sadar bahwa Jeno tidak membawa apapun.

"Lee Jeno" panggil Mark

"Ada apa?" sahut Jeno

"Kita akan pergi kemana?" tanya Mark

Tsundere's RuleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang