CHAPTER 9

611 64 6
                                    

Jaemin mengambil sepotong ayam goreng, "Selamat makan" dengan semangat

Mark memandang senang Jaemin, "Silahkan makan" memiringkan gelas bir

"Mark sunbaenim" panggil Jaemin, "Siapa? Cinta pertama kamu, ya?"

"Ya. A, a, apa?" Seketika Mark merasakan wajah memanas, "Oh, bagaimana kamu... bukan. Kamu sudah tahu? Kok bisa? Tak mungkin? Sejak kapan?"

"Sejak kamu membicarakan soal 'Ada seorang pria menyukaiku sejak lama' di ruang istirahat" sahut Jaemin

Mark mendesah sedih, "Oooh..."

"Oh, tidak! Dari saat kita pertama bertemu, ketika kamu meminta saya merahasiakan 'peristiwa itu'." ucap Jaemin

"APA?!" teriak Mark terkejut

Jaemin tertawa kecil, "Apa kamu takut aku akan menyebarkan gosip di kantor?"

"Ti, tidak, kok... Memang sih, orang kantor tak ada yang tahu" Mark menahan malu

Jaemin sedikit terkejut, "Tunggu dulu! Berati kamu menunggu pria itu ikut wamil? Jadi kalian sudah lama saling kenal?"

Mark menghela napas, "Karena sudah terlanjur, akan akan memberitahukanmu! Jeno dan aku sudah dekat sejak kecil, dan aku juga menunggunya selama wamil. Meskipun dia tahu aku tak akan mencari orang lain saat dia wamil, dia tetap tidak mau menerima perasaanku. Dia benar-benar berhati dingin"

Jaemin melongo, "Wah"

"Bukan hanya itu! Selama dia ikut wamil, aku selalu waswas melihat berita yang berhubungan dengan Korea Utara. Aku khawatir dia akan ikut berperang" Mark menceritakan semua dan sekaligus mengeluarkan unek-unek, saking bersemangat sedari tadi makan ayam goreng dengan garpu dan akhirnya memilih menyantap paha ayam goreng langsung dengan tangan.

Jaemin terkejut, "Sudah berapa lama kamu menyukainya?"

"Sepertinya sudah lebih dari sepuluh tahun. Aku sudah berhenti menghitung karena sudah tidak ada gunanya" sahut Mark

Jaemin mengangguk mengerti, "Aku benar-benar iri"

"Apa?Kenapa kamu iri?" Mark heran

Jaemin tersenyum lembut, "Kalau ada yang menyukaiku selama itu, pasti aku akan merasa sangat senang"

Wajah Mark memerah "Aku juga tidak mengerti. Dengan penampilan seperti ini, bukankah seharusnya dia menerimaku?"

Jaemin mengangguk, "Padahal kamu cantik dan imut. Iya, kan?"

'Benarkah begitu?' Mark tersipu malu, "Ng? Aku tahu itu. Tapi aku malu kalau harus mengatakannya. Aku ini pemalu, lho..."

"Pfft.." Jaemin tidak bisa menahan dirinya lagi, akhirnya tertawa terbahak-bahak

Mark menatap Jaemin heran, "Kenapa kamu tertawa?"

"Jadi, kamu tahu kamu cantik dan imut?" tanya Jaemin

"Bukankah secara objektif aku cukup menarik?" Mark menopang dagu dengan kedua tangan

'Dia terlihat semakin menarik' Jaemin tersenyum dan mengangguk "Ya, bisa dibilang begitu" menahan tawa yang nyaris keluar

"Sifatku juga tidak buruk, kan?" Mark dengan polos

Jaemin mengangguk simpati, "Benar"

Raut wajah Mark berubah sedih, "Tapi, kenapa? Kenapa dia tidak menyukaiku?" dengan nada frustasi

"Ehm... Menurutku, hanya ada dua kemungkinan" sahut Jaemin

Mark menatap Jaemin dengan mata bersinar, "Apa, apa itu?"

Tsundere's RuleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang