Sashimi

3.5K 31 1
                                    

Sashimi by Richeldis

 Anime » Naruto Rated: M, Indonesian, Romance, Naruto U., Hinata H., Words: 2k+, Favs: 55, Follows: 23, Published: Sep 13, 2018 12

Disclaimer : All characters belongs to Masashi Kishimoto. I do not own anything except the plot. No profit. Just for fun.

:

:

:

[ Sashimi by Richeldis ]

[AU. OOC. TYPO. MATURE CONTENT]

:

:

:

Naruto Uzumaki menciumnya. Pria berambut pirang yang kerap dijuluki sebagai Sang Cassanova telah merenggut ciuman pertamanya.

Dengan segenap akal sehat yang masih tersisa, Hinata berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa ciuman itu hanya imajinasinya. Hanya salah satu dari fantasi terliarnya karena terlalu sering membayangkan pria itu.

Namun, sekeras apa pun usaha Hinata mengenyahkan kilasan kejadian malam itu dari benaknya, bayangan Naruto yang melumat mulutnya dengan rakus, mengulum dan menyesap bibirnya dengan kasar, telah terpatri dalam ingatannya bagaikan warna putih yang melekat pada nasi.

Setelah satu minggu berlalu, Hinata tetap tak bisa melupakannya. Ia tak dapat melenyapkan rasa Naruto Uzumaki di bibirnya atau cecapan rasa pria itu di mulutnya. Rasa mint pasta gigi pria itu masih terasa di mulutnya. Ia bahkan masih dapat mencium samar-samar aroma cologne maskulin bercampur dengan sebersit aroma tubuh pria itu yang tengah berkeringat.

Hinata masih mengingat sensasi panas di sekujur tubuh ketika Naruto menciumnya penuh hasrat. Organ-organ tubuhnya seolah lumer ketika bibir Naruto menekan bibirnya, begitu panas dan kuat. Kemudian mulut Naruto melahap mulutnya, lidah pria itu mendesak masuk, menggodanya dengan sapuan kasar tanpa izin.

Itu hanya ciuman, hanya bibir, gigi dan lidah, tapi Hinata nyaris meledak karenanya. Puncak payudaranya terasa nyeri dan mengencang di balik bra-nya. Tanpa sadar, Hinata mengerang pelan, menempelkan kedua tangan di pipi, merasakan percikan panas gairah yang kembali menghinggapi seluruh saraf di tubuhnya bagai sengatan listrik.

"Hinata."

"Kau baik-baik saja, Hinata?"

Bayangan wajah tampan Naruto dengan bibir tebalnya yang sangat menggoda buyar dalam sekejap. Hinata kembali dihadapkan pada realita di depan mata, Toneri Otsutsuki tengah menggenggam tangannya dengan erat.

Kerutan tipis terbentuk di kening pria itu. Kekhawatiran terbersit di wajahnya, bercampur dengan sejumput kekesalan karena sejak tadi Hinata tak menggubrisnya, terlalu sibuk membayangkan mulut panas Naruto Uzumaki yang mungkin sudah melumat mulut puluhan wanita lainnya.

"A-aku baik-baik saja, Toneri-kun."

"Mukamu merah. Apa kau sakit?"

Hinata kembali memegang pipinya yang masih terasa panas. Iya, dirinya sedang sakit. Sakit memikirkan Naruto yang mungkin saja tengah mencumbu wanita lain sama bergairahnya ketika berciuman dengannya beberapa waktu lalu.

"Ti-tidak kok," jawab Hinata dengan terbata seraya memalingkan muka.

Wanita itu kemudian meraih cangkirnya, menempelkan bibirnya pada pinggiran cangkir dan menyesap cairan hitam yang masih menguarkan kepulan asap tipis. Hinata merasakan ketegangan saraf-sarafnya mulai mereda. Tak dipungkiri lagi, kafein memang obat penenang paling ampuh.

Hinata - OneShoot MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang