Story 4

1.2K 39 5
                                        

"Adek, baik-baik ya di rumah sama kakak. Kalo dibilangin sama kakak nurut ya."

"Eum, adek akan jadi anak baik dan nurut sama kak Naru." Lelaki yang baru menginjak 18 tahun itu memamerkan senyum dengan gigi putihnya.

"Anak Mama pintar!" Puji sang Mama.

Wanita paruh baya itu menoleh ke anak pertamanya.

"Kakak, dijaga adeknya. Kalo dia mau sesuatu tolong dibantu, Mama sudah transfer uang ke rekening kamu."

"Iya, Ma." Balas si sulung.

"Naruto, jangan sampai membuat putra kesayangan Papa menangis atau Papa akan sita motor kesayangan kamu itu." Ujar papanya mengingatkan.

"Emang kapan aku pernah membuatnya menangis?" Sahut si pirang muda.

'Aku belum pernah membuat Sasu menangis sampai sekarang, hmm... Mungkin nanti.' begitulah isi pikiran Naruto saat ini.

"Kalau ada apa-apa hubungi kami segera."

Minato mengusap kepala Sasuke dengan sayang.

"Jika kalian tidak berangkat sekarang, kalian akan ketinggalan pesawatnya."

"Astaga, kakak ingin kami cepat-cepat pergi ya?" Tanya Mamanya lembut.

"Tidak Ma, kakak cuma ingetin aja. Ini sudah jam-nya."

"Benar kata kak Naru! Mama sama Papa hati-hati ya di sana, jangan lupa oleh-oleh buat adek."

"Iya adek, ya sudah kami berangkat. Adek gamau hug Mama?"

Si bungsu langsung menghambur ke pelukan sang Mama.

"Adek bakal kangen Mama hiks... Mama jangan lama-lama ya... Adek sayang Mama."

"Loh adek ga sayang Papa nih, masa Papa ga dikasih hug juga?" Kini Minato atau kepala keluarga Namikaze itu tampak sedikit merajuk.

Sasuke terkekeh melihat Papanya yang ingin dia peluk juga. Kali ini Sasuke memeluk Papanya.

"Adek juga sayang Papa."

Naruto hanya diam melihat, dia sama sekali tidak iri dengan Sasuke yang begitu disayang oleh orang tuanya. Dia justru iri karena orang tuanya dapat pelukan dari si manis kesayangannya. Kan ia juga ingin dapat pelukan.

"Kakak gamau hug juga?" Tanya Mikoto, istri dari Namikaze Minato.

Sebenarnya Naruto tidak butuh, tapi demi membahagiakan orang tuanya akhirnya ia tetap menerima pelukan dari Mamanya. Untuk Papanya, dia tidak mau. Dia cuma mendekat dan berbisik.

"Semangat buat adeknya, Pa! Jangan kasar-kasar, kasihan Mama kalo kesakitan."

"Astaga, dasar kamu ini." Ingin sekali Minato memukul kepala anak sulungnya.

Naruto hanya cengengesan, seperti biasa. Ia memang suka menggoda Papanya yang kelebihan hormon itu.

"Hati-hati kalian."

Setelah acara berpelukan selesai, kedua orang tua mereka mulai pergi berjalan dengan menarik koper berisi keperluan mereka. Ya keduanya akan pergi berlibur ke Singapura dengan tiket hadiah dari Naruto saat hari ulang tahun pernikahan mereka.

Naruto dan Sasuke adalah saudara tiri yang usianya terpaut 4 tahun. Kedua orang tua mereka memutuskan menikah saat Sasuke masih berusia 3 tahun.

Saat itu ayah kandung Sasuke meminta cerai karena ingin menikah dengan wanita lain, sementara ibu kandung Naruto telah tewas karena penyakit yang dideritanya saat Naruto masih berusia 5 tahun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NARUSASU [ONESHOOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang