Menunggu bukan pilihan yang tepat Illivien tidak mau terus-terusan berdiam diri dan berpura-pura bahwa semuanya akan baik-baik saja saat semua orang tengah berjuang di tempat peperangan.
Illivien harus menyusul keberadaan sang kakak dan ayahnya, setidaknya Illivien juga membela wilayahnya.
Illivien mulai mempersiapkan diri dan pergi ke wilayah perbatasan barat dan timur. Illivien mencoba berjalan dalam kegelapan ia tidak bisa menggunakan lentera itu akan membuatnya menarik perhatian semua penjajah timur.
Perjalanan Illivien hanya ditemani oleh sinar bulan yang menerangi langkahnya. Berjalan seorang diri di tengah hutan dengan penyahayaan yang minim tidak membuat tekad Illivien mengempis semua yang ia lakukan demi kejayaan wilayahnya.
Mengetahui bahwa ia telah sampai di tempat peristirahatan semua pasukan dari wilayahnya Illivien menggedarkan pandangan melihat hampir semua dari pasukan banyak mendapat luka-luka yang serius.
Membuat Illivien binggung apakah orang-orang dari timur menyerang mereka saat tengah malam?.
Illivien merasa ada yang aneh dengan semua orang disini, raut wajah yang di tunjukkan cukup tidak menggenakan. Semua orang disana memandangnya dengan tatapan pilu seperti ada sesuatu yang salah dan ingin mereka sampaikan kepadanya
Illivien masuk ke dalam kamp peristirahatan tersebut, mengabaikan pandangan yang tidak membuatnya nyaman dari sebagian orang-orang disana, ia mencoba mencari keberadaan hendry dan Lionel.
Melihat satu tempat yang berbeda dari semua tenda peristirahatan ini, Illivien meyakini bahwa itu adalah tempat hendry dan lionel.
Saat Illivien mencoba masuk penjaga yang sedang berjaga didepan tenda tersebut menghalanginya.
"Maaf nona tetapi tuan Lionel melarang saya untuk tidak membiarkan semua orang masuk" ujarnya dengan hormat.
Illivien yang melihat itu binggung sembari menautkan kedua alisnya
"apa kau tidak mengenal saya?" Ujarnya dengan raut muka yang sedikit sinis."Tapi ini perintah dari tuan Lionel langsung nona" jawabnya cepat sebelum kesalah pahaman ini berlanjut.
Illivien tidak menerima hal tersebut ia mencoba menerobos masuk dengan menendang perut dari penjaga itu, sedangkan penjaga yang lain terpaksa memeganggi Illivien untuk tidak membuat keributan.
Lionel yang berada di tenda tersebut keluar dengan raut muka yang marah.
"Apa yang sedang kalian lakukan saat semua orang sedang berduka atas kematian ayahku!" Ucapnya tanpa melihat siapa yang tengah datang.Lionel terkejut melihat keberadaan adiknya, "apa yang sedang kau lakukan disini isa?" Ucapnya mencoba mengalihkan pembicaraan dari adiknya.
Illivien yang mendengar itu tidak mengerti apa yang sedang dikatakan oleh kakaknya, ada apa dengan ayah?
"Ayah? Ayah kenapa? Apa dia baik-baik saja?" Ujar Illivien dengan raut wajah yang khawatir.
"Jawab aku kakak!" Ucapnya lagi saat mendapati kakaknya yang tidak berkutik dari tempatnya berdiri.
Illivien tak kunjung mendapat jawaban dari kakanya, yang ia dapatkan hanya kakaknya yang tak sanggup lagi menahan tangisannya. Illivien menerobos masuk ke dalam tempat yang ia yakini akan mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan dalam benaknya.
Tubuh Illivien lemah mengetahui bahwa nyawa ayahnya telah direnggut oleh orang-orang timur, dadanya sesak melihat tubuh kaku sang ayah perasaan benci itu meluap seiring dengan isak tangis tertahan milik Illivien, hidupnya hancur melihat ayahnya telah tiada. Illivien menggepalkan tanganya erat menahan semua gejolak yang ia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Warlord Worst
FanfictionPerang saudara antara wilayah barat dan timur tidak dapat dihindari, kedua wilayah sudah sama-sama siap dengan perang ini yang membuat duke Hendry harus menjadi pihak garda terdepan untuk melindungi wilayah mereka. Illivien Isabella Royanne yang seh...