Perpisahan yang sesungguhnya adalah, ketika kita tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk berbicara lagi dengan orang tersebut. Mau tidak mau, ingin tidak ingin semua itu pasti akan terjadi.
-
-
-"Penghargaan ini diberikan kepada Ainsley Cristina Casandra, sebagai murid berprestasi di SMPN Bandung General tahun ini."
Hari pelepasan sekolah adalah hari yang sangat berharga bagi Asley, dia mendapatkan penghargaan sebagai murid terbaik di angkatannya. Dikala itu tepuk tangan yang meriah terdengar menggema di seluruh ruangan yang luas itu, seorang gadis berjalan dari tempatnya untuk menuju ke atas panggung.
Tatapan seorang Ibu terlihat dengan jelas bahwa dia sangat bangga terhadap anaknya. Casandra, dia menatap Asley dengan air mata yang tiba-tiba saja mengalir, rasa bahagia bercampur haru menguasai perasaannya. Senyumnya semakin mengembang dikala Asley menghampirinya sambil membawakan sebuah piagam penghargaan, pelukan hangat dari seorang Ibu langsung menyelimuti tubuh Asley. Tanpa kata, pelukan tersebut mengartikan bahwa dia mengucapkan selamat secara tidak langsung.
Acara sudah selesai saat matahari mulai menenggelamkan cahayanya, meninggalkan langit hitam dengan sedikit semburat jingga. Rasa lelah setelah seharian beraktifitas, tidak membuat gadis tersebut lupa dengan janji Papanya karena dia tidak bisa datang ke sekolah dan akan menggantinya untuk makan malam bersama di luar.
Asley memiliki janji dengan Papa dan Mamanya untuk makan malam bersama di luar, setelah pulang dari acara pelepasan sekolahnya mereka pun langsung menuju ke tempat yang sudah mereka janjikan untuk makan malam bersama.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang, keluar dari halaman gedung tempat acara pelepasan berlangsung. Jalanan Bandung di sore hari cukup ramai, matahari sore yang mulai tenggelam kini tertutup oleh awan hitam yang cukup tebal. Rintik hujan dikala itu mulai membasahi bagian luar mobil, wiper menari ke kanan dan kiri membasuh air yang sedikit menghalangi penglihatan.
Saat itu Cristina merasa ada yang aneh dengan mobilnya, sedari tadi saat dia menginjak rem mobilnya seolah tidak berfungsi sama sekali. Cristina mencoba untuk tetap biasa-biasa saja dan tidak panik, dia khawatir terhadap Asley jika dia memberi tahunya pasti akan sangat ketakutan. Dalam hatinya Cristina terus berdoa demi keselamatan mereka, dia tahu bahwa rem mobilnya kini tidak berfungsi, ntah kenapa ini bisa terjadi padahal saat pergi tadi mobilnya masih dalam keadaan baik-baik saja.
Asley merasa aneh kenapa tiba-tiba saja Mamanya itu diam tanpa kata dan membawa mobilnya dengan kecepan yang tidak seperti biasanya. "Mama baik-baik aja, kan?" tanya Asley.
"Kamu tenang saja ya, Mama baik-baik saja dan kita akan baik-baik saja," jawab Cristina dengan tenang.
"Iya, tapi jangan ngebut-ngebut Ma, lagian kita nggak buru-buru ini." Asley kembali berucap dikala dia merasakan bahwa kecepatan mobil semakin bertambah karena mereka sedang berada di jalan yang menurun, seharusnya Cristina tetap bisa mengerem mobilnya, tapi hal tersebut tidak dapat dilakukan karena remnya tidak berfungsi.
Cristina terus terfokus pada beberapa kendaraan yang berada di depannya, dia berusaha untuk menghindari satu persatu dari mereka, hingga dia teringat bahwa di depan sana terdapat lampu merah. Cristina takut, bahwa dia tidak bisa menyelamatkan nyawa mereka dan bayangan kecelakaan besar di depan sana sudah menari-nari dalam pikiran Cristina.
"Asley tolong tutup mata kamu ya, jangan buka mata kamu sampai Mama menyuruh kamu untuk membukanya," pinta Cristina.
"Buat apa, Ma?" tanya Asley bingung.
"Tutup dulu ya, sayang. Mama mohon," ucapnya lagi. Walaupun Asley masih kebingungan dia pun tetap mau menutup matanya tanpa banyak bertanya lagi.
Yang dapat didengar oleh Asley saat itu hanyalah suara bising, suara klakson mobil, suara gerumuh hujan yang semakin deras, ditambah suara petir yang mampu mengusik telinganya hingga membuatnya menutup telinga dengan menggunakan kedua tangannya.
Hal yang terjadi seperkian detik kemudian, mobil yang mereka kendarai menabrak beberapa mobil yang ada di depan sana. Posisinya saat itu lampu merah sedang menyala, Cristina membanting stir ke arah tanggul jalan agar tidak banyak korban yang terjadi, mobilnya pun lolos keluar dari tanggul jalan tersebut, hingga keluar jalan dan menabrak pohon besar.
Dalam keadaan mata yang masih terpejam yang dirasakan oleh Asley pada saat itu adalah tubuhnya yang terbanting ke sana ke mari, suara keras dan benturan pada mobil membuat Asley bertanya-tanya, apa yang sedang terjadi saat ini.
Asley memberanikan diri untuk membuka matanya, tiba-tiba saja sebuah benda tajam mengenai salah satu mata Asley, darah segar mengalir dari beberapa bagian tubuhnya. Jeritan serta ringisan keluar dari mulut Asley, rasa sakit yang luar biasa tidak begitu dia sadari, tubuhnya seolah mati rasa dengan setengah kesadarannya. Sedangkan Cristina sudah tidak sadarkan diri pada saat itu dengan darah yang mengucur dari kepalanya.
Untuk terakhir kalinya Asley melihat Mamanya yang berada di sampingnya sudah, tak sadarkan diri. Kepulan asap keluar dari balik kap mobil yang terbuka, jantungnya seolah berhenti berdetak, kini Asley tahu bahwa mobilnya mengalami kecelakaan, seperkian detik kemudian Asley pun tak sadarkan diri.
Hai hai hai!!
Bagaimana???Tunggu kelanjutannya yaa!!
Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar yaa☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Graduation
Teen FictionSebuah tragedi yang menyebabkan seorang gadis menjuluki hari perpisahan sekolahnya sebagai 'Bad Graduation' Kira-kira apa yah, yang membuatnya memberi julukan seperti itu? Ketika gadis buta dengan keangkuhannya dipertemukan dengan sosok lelaki yan...