Semesta memberinya teguran berupa penderitaan.Bagi sebagian perempuan, memiliki wajah cantik itu adalah sebuah anugrah. Sama halnya seperti Asley, tetapi hal tersebut selalu membuatnya merasa tinggi hati, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa dekat dengannya. Sikapnya yang terlalu pemilih dalam berteman membuatnya sedikit susah untuk mendapatkan banyak teman, biarpun begitu dia memiliki seorang sahabat yang begitu dekat dengannya dan sangat peduli terhadap dirinya.
Nyatanya sekarang kehidupan Asley sudah berbeda, tidak seperti dulu lagi. Semua yang dia miliki kini telah hilang, tidak ada cinta dan kehangatan dalam hidupnya. Ternyata selain kehilangan sosok Ibu, hal yang paling membuatnya terpuruk adalah kehilangan penglihatannya.
Hari di mana seharusnya menjadi hari yang sangat berharga bagi Asley, justru menjadi kenangan paling buruk dalam hidupnya. Dikala itu bertepatan dengan hari perpisahan sekolahnya, Asley bersama dengan Mamanya mengalami kecelakaan, dan kecelakaan tersebut menyebabkan Asley kehilangan dua hal yang sangat berharga dalam hidupnya, yang pertama adalah kehilangan Mamanya dan yang kedua adalah kehilangan penglihatannya.
"Aku lebih baik mati daripada harus hidup tanpa melihat seperti ini."
Bukankah akan lebih baik jika Asley ikut pergi bersama Mamanya? Bagi, Asley ini adalah sebuah ketidakadilan untuk dirinya, dia dibiarkan hidup tanpa bisa melihat apa yang seharusnya dia lihat.
Kesehatan mentalnya menurun dikala itu, masih belum bisa menerima kenyataan bahwa saat ini dia benar-benar sudah tidak dapat melihat kembali. Banyak ketakutan yang datang menghampirinya, pikirannya benar-benar kacau, hingga kini dia harus didampingi oleh salah seorang psikolog yang akan membantunya bangun dari keterpurukannya.
Meisa, dia sudah lama mengenal keluarga Asley, kedua orang tua Asley kenal baik dengannya. Baginya membantu seseorang adalah hal yang dapat dia banggakan, terlebih lagi Asley masih terbilang anak-anak bagi dirinya, bagi seorang Ibu yang memiliki seorang anak, Meisa tidak tega melihat keadaan, Asley saat ini. Mengingat, Asley baru saja mengalami hal yang sangat berat dalam hidupnya.
Memori kecelakaan pada saat itu masih rapih tersimpan dalam ingatan Asley, rasanya sangat sulit untuk tidak mengingatnya kembali. Saat diam seorang diri ingatannya terus berputar pada kejadian waktu itu, ketika Casandra memintanya untuk menutup mata dan berakhir kecelakaan.
Asley tidak menyalahkan Mamanya karena kecelakaan tersebut menyebabkan dirinya kehilangan penglihatan, justru Asley merasa bahwa dirinyalah yang bersalah. Dan Asley menetapkan bahwa hari perpisahan sekolah waktu itu adalah hari yang paling dia benci.
"Apa kamu akan terus seperti ini?" Meisa bertanya dengan pelan, matanya menatap Asley dengan iba.
"Setidaknya kamu bisa melakukan sesuatu untuk Mama kamu," lanjut Meisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Graduation
Fiksi RemajaSebuah tragedi yang menyebabkan seorang gadis menjuluki hari perpisahan sekolahnya sebagai 'Bad Graduation' Kira-kira apa yah, yang membuatnya memberi julukan seperti itu? Ketika gadis buta dengan keangkuhannya dipertemukan dengan sosok lelaki yan...