the Hidden prince-4

200 27 7
                                    

"bagaimana jika kau bermain dengan kami sebelum tidur?"

Seokjin membuka kedua tangannya, melepaskan keduanya dari pegangan pangeran Jimin. Ia menaruh kedua tangannya diatas kedua paha.

"sekalipun saya ingin bermain dengan anda semua, saya harus menunggu yang mulia pangeran bungsu menikah..." baru saja Jimin ingin menyela, Seokjin melanjutkan kalimatnya, "atau kita semua akan dipenggal dihadapan yang mulia sendiri" jawab Seokjin spontan sambil tersenyum.

.

.

.

.

.




Dipaviliun putra Mahkota, seorang ajudan datang dan menghampiri ruangan milik putra Mahkota yang sedang belajar. Ia menghadap pintu dan berlutut.

"salam bagi yang mulia putra mahkota.... Yang mulia kaisar meminta saya untuk memberikan ini kepada anda yang mulia."

Putra mahkota bangkit dari duduknya dan membuka pintu ruangannya, ia mengambil gulungan surat dari tangan sang ajudan.

"terima kasih, tugas mu sudah selesai"
Sang ajudan bangkit kemudian membungkuk, "salam bagi yang mulia putra mahkota!".


Setelah kepergian ajudan, putra mahkota membuka gulungan tersebut dan membaca isinya.

'putra ku yang terpercaya, malam nanti datanglah kepaviliun daerah selatan, ku dengar kau tidak dapat menghadiri pesta penobatan dikarenakan belajar, hari ini aku akan mempertemukan mu dengan pangeran kedua adik bungsu mu, seseorang akan menjemput mu'

"adik ku?"

.

.

.





Malam yang dingin, diterangi cahaya bukan purnama yang memukau mata, Pangeran pertama sang Putra Mahkota menunggu didepan Paviliunnya, dengan Hanbok merah berhiaskan ukiran benang naga emas serta manik zamrud hijau yang langka.

Enam orang dayang berpakaian sutra indah yang terombang ambing diterpa sepoi angin sembari membawa payung bersama dua orang penjaga dibelakang mereka datang dan menjemput pangeran.

Iringan itu berjalan menuju area selatan paviliun kekaisaran.

Saat sampai dihalaman sebuah paviliun berwarna ranum dan dihiasi dengan hamparan kebun bunga serta air mancur yang indah, dirinya serasa takjub.

Didepan sana terlihat sang ayahanda, ibu suri serta sang pangeran bungsu yang mengenakan renda diwajahnya,

Pangeran mahkota menghampiri dan memberi salam dan dibalas bungkukan oleh pangeran bungsu.

"putra kepercayaan dan kebanggaan ku, Kyungsoo... Malam ini ku percaya kan pada mu untuk melihat wajah adik bungsu mu sebelum engkau menjabat sebagai seorang kaisar, sudah 21 tahun engkau tidak pernah melihatnya, ayah mu ini sudah tua dan tidak akan sanggung mengurusi adik bungsu mu selamanya"

Pangeran Kyungsoo awalnya menundukan wajah kemudian berekspresi jijik.

mengurusi? Ayahnya ingin ia mengurusi adiknya yang sakit-sakitan saat ia jadi kaisar? Ya Dewa!

Kembali pangeran mengangkat wajahnya dan harus bertindak profesional.

Kaisar memandang putra bungsunya dan mengangguk.

Putra bungsu berlutut, dan melipat kedua tangannya didepan wajah.

"Kakak pertama, tolong jangan bicarakan tentang hal ini jika anda bertemu dengan saya dimana pun itu, sebab.. Wajah saya, termasuk rahasia kekaisaran."

The Hidden PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang