what am i doing?

142 11 39
                                    

Semua karakter milik Mo Xiang Tong Xiu dalam karya Heaven Official’s Blessing. Saya tidak mendapatkan keuntungan dengan membuat karya ini.

what am i doing? oleh bellasteils

Pair(s): He Xuan x Shi Qing Xuan (beefleaf/shuangxuan)

Genre(s): angst, drabble

Another tag(s): boys love, out of characters, alternate universe (AU), modern setting, typos, etc.

Selamat membaca!

***

"Qing Xuan... ada hal yang ingin aku katakan padamu."

Qing Xuan menghentikan makan. Pisau dan garpu diletakkan di atas piring. Masih tersisa steak tiga suapan. Qing Xuan meraih tisu, membersihkan sudut bibir ternoda saus.

He Xuan mengambil jeda. Canggung.

Qing Xuan ikut merasa canggung.

He Xuan memberanikan diri memandang manik zamrud milik Qing Xuan. Sekilas He Xuan merasa manik itu terlihat ratusan kali lebih indah dari zamrud asli.

"Sebelumnya aku ingin minta maaf padamu." He Xuan membuka topik. Qing Xuan mendengarkan dengan seksama dan serius.

Qing Xuan memiringkan kepala. Raut wajah menyiratkan, 'kenapa harus minta maaf?' tapi Qing Xuan menunggu pria di depannya melanjutkan kalimat.

"Selama ini aku mendekatimu supaya aku bisa..." He Xuan masih merasa berat untuk mengatakan, jeda sekali lagi. Namun pria itu sudah bertekad untuk tidak membawa masalah ini terlalu dalam.

"Bisa apa?" tanya Qing Xuan. He Xuan terlalu lama tenggelam dalam pikiran.

"Supaya aku bisa... lebih dekat dengan kakakmu." He Xuan akhirnya mengatakan dengan jujur. Qing Xuan hanya diam, tanpa respon. He Xuan pikir, Qing Xuan sedang mencerna ucapan kekasihnya.

"Dan aku berkencan denganmu, supaya aku bisa balas dendam kepada kakakmu karena telah menolakku." lanjut He Xuan.

Qing Xuan masih diam.

Seharusnya Qing Xuan merasa syok dan sedih, tapi respon yang dilontarkan kemudian, berbalik membuat He Xuan terkejut.

"Tak kusangka akan tiba saatnya." gumam Qing Xuan. Namun kalimat itu terdengar jelas di telinga He Xuan.

"Maksudnya?"

Qing Xuan menyunggingkan senyum. Bukan senyum bahagia yang selalu diperlihatkan kepada He Xuan, tapi senyum yang menyiratkan kesedihan.

Bibir bisa berbohong, tapi tidak dengan mata.

"Aku sudah tahu, He Xuan."

Jawaban itu membuat He Xuan tercekat. Napasnya sesak melihat Qing Xuan bukannya menangis malah tersenyum.

"Bagaimana...?"

"Karena aku selalu memperhatikanmu, He Xuan." Qing Xuan menjawab cepat sebelum He Xuan menyelesaikan pertanyaan, "Tatapanmu kepada gege selalu berbeda. Binar matamu terpancar waktu mendengar nama gege." Qing Xuan menceritakan tanpa beban sedikitpun.

"Tapi kenapa...?"

He Xuan terlalu terkejut hingga tidak bisa melanjutkan pertanyaan. Namun Qing Xuan bisa mengerti maksud dari pertanyaan He Xuan.

"Kenapa aku menerima sebagai kekasihmu, meskipun aku tahu kau memiliki udang di balik batu?"

He Xuan diam.

Diam tersebut mengisyaratkan persetujuan.

Qing Xuan menghela napas panjang sebelum menjawab, "mungkin... karena aku egois."

He Xuan memandang Qing Xuan dengan heran. Sebelum He Xuan bertanya lagi, Qing Xuan menjelaskan.

"Ya, karena aku egois. Walaupun aku tidak bisa memiliki hatimu, setidaknya aku bisa memiliki tubuhmu."

Ada gemetar pada kalimat terakhir yang diucapkan Qing Xuan. Bibir bagian dalam digigit untuk menahan air mata yang sudah siap tumpah.

Jantung He Xuan seolah merosot dari rongga ketika mendengar fakta ini.

Apakah dia terlalu fokus mengejar Shi Wudu hingga mengabaikan ada Shi Qing Xuan yang setia?

"Karena sudah seperti ini, lebih baik kita akhiri sampai di sini saja, He Xuan. Sejak awal memang hubungan ini tidak seharusnya ada." ujar Qing Xuan.

"Walaupun bukan hubungan yang kuinginkan, tapi aku sangat bahagia saat bersama denganmu." Pada akhirnya Qing Xuan tidak bisa menahan air mata. Seketika itu juga tumpah membasahi pipi.

Meja sebelah memandang sepasang manusia diliputi kecanggungan luar biasa. Namun lebih memilih tidak ikut campur.

Qing Xuan meraih tisu dan menyeka air matanya. "Terima kasih atas segalanya, He Xuan. Aku tidak akan melupakan semua kenangan bersamamu."

Pria itu berdiri kemudian membungkuk dengan hormat seolah urusan mereka sebatas bisnis.

He Xuan masih terpaku. Sosok Qing Xuan sudah menghilang keluar dari restoran. Namun ekor mata He Xuan menatap kepergian Qing Xuan dari kaca jendela restoran yang dipasang penuh hingga siapapun yang berada di dalam restoran bisa melihat situasi di luar ruangan.

Qing Xuan berlari seketika pintu restoran tertutup dengan menutup mulut dan air mata yang sudah tak bisa dibendung akhirnya roboh. Sosoknya segera menghilang dalam hitungan detik.

Hati kecil He Xuan ingin menyusul Qing Xuan, tapi di sisi lain, perasaan keduanya sedang kacau. Qing Xuan sedang butuh waktu sendiri. Begitu pula dengan He Xuan.

He Xuan menghela napas panjang.

Seharusnya He Xuan merasa lega telah lepas dari Qing Xuan yang hanya menjadi batu loncatan untuk balas dendam kepada kakaknya. Namun setelah menjalani status palsu, He Xuan merasa bersalah. Dan hari ini perasaan itu kian menjadi berat.

Pertama kali He Xuan melihat Qing Xuan terpuruk. Qing Xuan di mata He Xuan adalah sosok yang ceria, mudah ditebak dan polos.

Setiap ekspresi bisa dibaca oleh He Xuan. Qing Xuan akan merasa orang paling malang ketika mendapat nilai di bawah-rata, detik berikutnya akan menjadi manusia paling bahagia ketika diajak jalan-jalan atau sekedar makan es krim kesukaan.

He Xuan tidak pernah mengira Qing Xuan yang selalu ceria itu memendam perasaan sedalam ini.

Berbagai pertanyaan terlintas di benak He Xuan.

Sejak kapan Qing Xuan memendam perasaan padanya?

Sejak kapan Qing Xuan tahu kebenarannya?

Melihat cara Qing Xuan menjawab dengan enteng seperti tadi, seharusnya bukanlah perasaan yang seumur jagung. Bukan pula baru kemarin Qing Xuan mengetahui perasaan He Xuan kepada kakaknya.

Seolah Qing Xuan sudah menata dan mempersiapkan saat seperti hari ini.

He Xuan bisa membayangkan bagaimana luka Qing Xuan seperti dicabik-cabik. Mengetahui orang yang disayanginya mencintai saudara sendiri dan masih harus berpura-pura pacaran dengan orang yang disayanginya.

He Xuan menghela napas panjang, kemudian tertawa getir. Menertawakan kebodohannya.

"Apa yang sudah kulakukan?"

***

SELESAI

***

Author's Note:

Tulisan untuk pelampiasan karena moodku sedang kacau hari ini. Mungkin karena akunya lagi kecapekan. Badan udah jompo dipaksa begadang sama lembur.

Sebenernya udah lama ngide ini. Inget tweet fic buatan kak hexuning, aku lupa judulnya tapi ceritanya mirip, triangle love antara SQX - HX - SWD. Hanya saja Qing Xuan belum tahu faktanya. Setelah baca itu jadi kepikiran, gimana kalau seandainya Qing Xuan udah tahu fakta He Xuan lebih suka sama kakaknya.

Setelah mewek sama tulisan sendiri, rasanya lumayan lega. Serius aku nangis, bahkan sebelum aku eksekusi. Lebay ya?

Terima kasih sudah membaca.

Salam,

Bella.

what am i doing? | beefleafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang