Rambut

182 12 0
                                    

Mika baru saja pulang dari salon. Habis ngecat rambutnya jadi two toned. Mukanya bangga banget, berasa jadi cewek paling cantik sekomplek.

Sampe rumah, senyumnya luntur.

"Lo.. LO KAPAN NGECAT RAMBUTNYA?" Teriak doi sambil nunjuk salah satu kembarannya.

"Baru aja. Ngecat sendiri. Dih, ngikut lu." Dibalaslah sama kembarannya itu.

"Ih, Mike, sumpah. Cat warna lain kenapa sih. Kenapa harus two toned?!"

"Ya gue demen! Dari lama udah pengen."

Mika frustasi. Cukup namanya sama nama Mike itu mirip, yang saking miripnya, kadang temen sekolah mereka ketukar nama mereka. Belum lagi model rambut mereka yang mirip. Wolf cut, bedanya rambut Mike seleher sedangkan Mika masih sedada.

Dan sekarang ditambah lagi warna rambut mereka yang mirip. Mika makin frustasi.

Mike sih santai aja. Toh, emang kembar. Malah keren kan, kalo mirip.

"Misel mana si Misel." Tiba-tiba saja Mika teringat sama kembarannya yang satu itu.

Mike menunjuk kamar Misel dengan jempolnya. "Dari tadi blom keluar dari kamar."

Mika langsung mendatangi kamar Misel dan menggedor-gedor pintunya dengan brutal.

"MI! MIMI!" Teriaknya sambil terus menggedor-gedor pintu.

Mike hanya menonton dari belakang. Sambil mengunyah ciki yang entah dia dapatkan dari mana.

"Asek, tontonan gratis." Gumamnya sambil mengunyah.

"MISEEL!"

"APA SIH ANJING, KA?"

Nahkan, emosi anaknya.

Mika ga jawab, malah fokus ke rambut Misel yang berubah jadi pendek.

"Lu potong rambut?"

"Iye!" Sewot Misel. Masih emosi.

"Kapan anjir?"

"Baru tadi waktu lu gedor-gedor! Untung aja potongannya ga melenceng, kalo ga lu gue suruh bayarin salon!"

Mika cengengesan. "Potong doang kan ini?"

"Mau gue cat jadi two toned, kenapa?" Misel masih sewot.

Mike di belakang tertawa puas. Mika melongo.

"Two toned, hitam putih kayak gue gitu?"

"Kaga lah. Ogah gue samaan kayak lo sama Mike. Gue mau bikin hitam pink."

"OYE! BLACKPINK IN YOUR AREA!" Teriak Mike tiba-tiba sambil joget-joget.

Mika dan Misel saling lirik lalu kompak mengatakan, "bukan kembaran gue."

***

Ketiganya sekarang berkumpul di ruang tengah. Lagi nonton Netflix. Nonton Brooklyn 99. Entah season berapa deh.

"Ka, suaranya digedein." Misel menyuruh Mika dengan menggunakan jempol kakinya. Kebetulan Mika dekat dengan remot TV.

Posisi duduk mereka saat ini adalah Mike yang duduk rebahan di sofa single. Kepalanya di lengan sofa dan kedua kakinya di lengan sofa yang lain. Misel rebahan menyamping di sofa dobel dan Mika duduk nyender ke sofa di dekat kaki Misel.

Mika menurut, ga mau dicubit oleh jari kaki Misel.

Baru saja menaruh kembali remot, Mike bersuara. "Kecilin dong Mik, kegedean."

Mika menghela nafas, lalu menurut.

"Nah, pas. Eh, sekalian ambilin ciki lagi dong. Habis nih."

Mau ga mau Mika menurut. Kebetulan juga posisi duduknya yang paling dekat dengan dapur.

"Aduh enaknya punya adek. Bisa disuruh-suruh."

Mendengar itu, Misel bangkit dari acara rebahannya dan menjitak Mike.
"Dasar lo."

"Lah, lo juga gitu kan."

"Ya kan gue minta tolong."

"Ya udah, sama."

Mika kembali dengan ciki-cikian di tangannya. "Nih. Buat lo sekalian." Ujarnya sambil menyerahkan ciki-cikian itu ke Mike dan Misel.

"Wee, baik betul. Makasih ya, Ka."

"Hm."

Aslinya sih, Mika males aja disuruh balik lagi. Gini amat jadi bontot.

"Gue pengen minta adek ke mami deh."

"UHUK UHUK! AIR!"
Misel dan Mike tersedak bersamaan.

"Santai bro, sis, makannya. Ga ada yang ngambil kok." Mika berujar tenang sambil menyerahkan dua botol air kepada mereka.

"YA ELU!" Misel mendorong kepala Mika.

"Apaan dah, tiba-tiba mau adek."

"Kan lucu."

"Lucu sih lucu. Tapi lu bayangin deh. Kita bertiga aja udah ribut begini, bayangin tambah satu lagi."

Mika terdiam. Misel ikut diam.

"Bener juga ya. Ga kuat gue kalo ada satu lagi yang manusianya mirip kita."

---

Honestly, aku bener-bener butuh kritik sama saran
Vote and komen juga

Karna chapternya ga panjang-panjang banget, mungkin aku bisa update sehari sekali
(Doakan aku ga males)

Sincerely,
a po

Triple MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang