BAGIAN 2

0 0 0
                                    

Happy Reading

________________________________

Ibu guru yang bernama Dela sedang menerangkan materi pelajaran matematika, sedangkan mata Mayra menatap kemana-mana untuk mencari keberadaan Naen yang tak kunjung datang.

apa yang dijelaskan oleh ibu Dela lewat begitu saja. Sudah setengah jam Ibu Dela menjalankan tapi Mayra sama sekali tidak memperhatikan.

"Mayra! Coba kamu jawab soal ini. Dari tadi Ibu perhatikan kamu gak fokus sama pelajaran Ibu." Mayra menelan ludahnya susah payah ketika mendengar Ibu Dela memanggil namanya. Walaupun  Mayra tergolong murid pintar entah kenapa dia sangat gugup, apa lagi moodnya hari ini sangat buruk.

"Ayo May." Pinta Ibu Dela kembali seraya menyodorkan spidol papan tulis.

"Makanya jangan mikirin Naen terus." Bisik Eca dari belakang Mayra karena bangkunya memang berada dibelakang bangku Mayra

Dia tersenyum mengejek menatap Mayra yang berjalan ke depan untuk menyelesaikan soal matematika yang lumayan sulit.

Mayra menggaruk kepalanya yang tak gatal. Baru saja menatap soal itu sudah membuat kepala Mayra pusing. Andai saja ada Naen dia pasti akan membantunya, dia akan menulis jawabannya di sepotong kertas dan naik keatas untuk berpura-pura bertanya, setelah mengalihkan perhatian Ibu Dela baru dia akan memberikan melda Mayra kertas itu.

"Saya suruh kamu kerjakan soal itu, bukan malah menggaruk kepala." Ujar Ibu Dela membuat beberapa siswa tertawa.

Sedangkan Mayra hanya tersenyum malu kemudian mengerjakan soal dengan kepintaran seadanya. Mayra itu termasuk siswa yang mempunyai kepintaran yang sedang. Jika pelajaran berhitung dia memang mines tapi dia jagonya kalau pelajaran bahasa dan seni, jangan ditanyakan, semua orang tahu kalau Mayra ahlinya dalam bernyanyi, bermain alat musik, dan pelajaran bahasa.

Kurang lebih tiga menit Mayra menyelesaikan soal itu, dia menatapnya dengan ragu. Lalu menyerahkan kembali spidol itu kepada Ibu Dela.

"Maaf Bu kalau jawaban saya salah, dan maaf juga karena tadi saya tidak perhatikan penjelasan Ibu." Tutur Mayra yang dibalas senyuman.

"Jawaban kamu tidak salah Mayra, hanya saja kurang tepat. Kamu boleh duduk kembali."

Ibu Dela memperbaiki jawaban Mayra yang kurang tepat itu. Mayra tahu kalau jawabannya itu salah tapi karena Ibu Dela tidak mau menyakiti perasaan Mayra, dia menyalahkan tapi dengan kata yang lebih halus.

•••

Sudah tujuh jam berlalu dan selama itu Mayra hanya menghabiskan waktunya dikelas tanpa ingin ke mana-mana. Bel sekolah berbunyi nyaring menandakan waktu pulang.

"May, gue nebeng sama lo ya? Soalnya motor gue di bengkel, tadi pagi aja gue diantar sama mama gue. Dan sekarang pasti mama gue belum pulang. Jadi, boleh ya? Gue nebeng sama lo?" Pinta Eca penuh harap seraya menatap Mayra yang sibuk memasukkan bukunya kedalam tas.

"Boleh sih, tapi gue mau ke rumah Naen dulu." Eca mengangguk setuju.

Keduanya lalu berjalan ke arah parkiran sekolah. Mayra sudah tidak sabar ingin ketemu dengan Naen, sangat banyak hal yang ingin ia bicarakan.

Kekasih Impian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang