7: Who is she?

166 38 15
                                    

Cr: pinterest

*

*

*

Zeline melenguh, bola matanya yang tertutup oleh kelopak mata bergerak-gerak. Sesaat kemudian, kedua matanya terbuka sepenuhnya. Gadis itu lantas menguap kecil, masih merasa sedikit mengantuk namun urung melanjutkan tidurnya.

Selain itu, ada sesuatu yang membuat Zeline merasa aneh. Dia menurunkan pandangannya dan menemukan sebuah lengan melingkari perutnya, sontak dia berbalik dan mendapati Richard tengah berbaring di belakangnya.

"AAA!!" Gadis itu menjerit kencang lalu melepaskan tangan Richard dari tubuhnya dan melompat dari ranjang.

"BAJINGAN!" Serunya kemudian. Dia menatap murka Richard yang kini mulai terbangun, sepertinya teriakan Zeline berhasil mengusik tidurnya.

"Kau sudah bangun?" Tanya Richard lalu menguap lebar.

"Bisa-bisanya kau bicara sesantai itu! Kau tau apa yang kau lakukan?!" Zeline masih nampak marah.

Richard tak menjawab, dia turun dari kasur dan melakukan peregangan kecil sambil membelakangi Zeline.

"Kau tidak dengar apa yang aku bilang barusan?!"

"Aku dengar."

"Lalu kenapa tidak  dijawab?!"

Richard lantas berbalik, kini dia menghadap Zeline meski terhalang oleh ranjang, "untuk apa aku menjawab kalau kau sudah tau," sahutnya.

Wajah Zeline memerah karena saking kesalnya, "KAU TIDUR SAMBIL MEMELUKKU, BRENGSEK! HANYA KARENA AKU BEKERJA PADAMU KAU PIKIR KAU BISA BERBUAT SESUKA HATIMU?!" Amarah gadis itu akhirnya keluar juga seperti lahar panas.

Richard mematung sejenak sebelum akhirnya angkat suara, "aku minta maaf."

"Kau harus bersumpah tidak akan menyentuhku sembarangan lagi!" Suruh Zeline.

"Iya, aku bersumpah," Richard mengangguk, dia menatap Zeline dengan dalam selama beberapa detik sebelum akhirnya keluar dari kamar.

"Hah? apa memang semudah itu bicara padanya?" Zeline bingung sendiri, dia menggaruk pelipisnya. Mana mungkin Richard mau mendengar ucapannya begitu saja. 

"Tapi aku tidak boleh terbuai. Bisa saja dia melakukan itu agar aku tidak marah lagi padanya, padahal memarahinya saja tidak cukup. Aku minimal harus memukulnya," Zeline membuang napas, terpaksa menelan rasa marah dan bingung seorang diri, dia masih harus-berhati-hati. 

VERHETETLEN (FOURTH VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang