Part 11

2.2K 257 18
                                    

"Iya Cin" ucap Sisca saat mengangkat panggilan telepon dari Cindy. Saat ini ia baru selesai mandi dan akan bersiap untuk ke cafe dimana ia akan bernyanyi malam ini.

"Lu mau gua jemput apa mau bawa mobil?" Tanya Cindy.

"Emang lu bisa dateng?"

"Bisalah, kenapa gak bisa?"

"Bukannya lagi berantem sama Jinan? Kalo lu lagi gabisa dateng gapapa kok" Sisca ingin meyakinkan Cindy bahwa Cindy tak harus menemaninya malam ini jika memang suasana hati Cindy sedang tidak baik.

"Emang lagi berantem sih, tapi gua gak segalau itu sampe gak bisa nemenin lu nyanyi" jelas Cindy dari sambungan telepon itu.

"Aduuhh cinta banget dah gua sama lu" ucap Sisca girang karna Cindy ternyata mau tetap menemaninya walau ia tau sahabatnya itu sedang galau.

"Bacot ah, jadinya mau bareng apa ketemu disana aja?"

"Jemput hehe"

"Yaudah, gua otw yah"

"Oke hati-hati"

Sisca meletakan kembali hp nya setelah mematikan sambungan telepon dari Cindy. Lalu berjalan menuju lemari pakaiannya untuk memilih pakaian yang akan ia kenakan malam ini.

Setelah mengeluarkan cukup banyak pakaian dari dalam lemarinya, pilihan Sisca jatuh kepada blouse v-neck berwarna putih dan cutbray jeans untuk bawahannya. Yang membuat penampilannya malam ini terlihat sangat cantik dan modis. Setelahnya Sisca mulai memakai make-up tipis sebelum ia turun ke bawah untuk menunggu Cindy.

"Cantik banget pacar ayah, mau kemana sih?" ucap Darma ayah Sisca, saat melihat anak gadisnya menuruni tangga.

Sisca yang melihat ayahnya itu langsung lari memeluk sang ayah untuk melepas rindu, pasalnya beberapa hari ini ayah nya ada kerjaan diluar kota yang mengharuskan Darma untuk keluar kota meninggalkan istri dan anaknya dirumah.

"Aku mau ke cafe sama temen-temen, kok ayah pulang gak bilang-bilang sih?" Tanya Sisca sambil melepas pelukan nya.

"Sengaja biar surprise"

"Dih pake surprise-surprise segala, kan kalo ayah bilang mau pulang Sisca gak keluar malam ini" ucap Sisca yang merasa sedikit kesal ayahnya pulang tanpa memberi tahunya.

"Gapapa sayang, kamu hati-hati yah, pulangnya jangan larut malam"

"Siap komandan" ucap Sisca lantang dengan tangan kanan ia angkat untuk memberi hormat kepada sang ayah. Membuat ayahnya tertawa melihat tingkah nya itu.

"Kamu perginya sendiri? Apa sama Shani?"

Sisca sempat terdiam beberapa saat setelah mendengar nama Shani. Padahal sudah sangat biasa ia mendengar nama Shani di sebut di dalam rumah nya itu. Namun kali ini rasanya sedikit berbeda mendengar nama itu.

"Sama Cindy" jawab Sisca.

"Tumben gak bareng Shani"

"Shani lagi sibuk" jawab Sisca yang tak ingin ayah nya tau jika ia dan Shani sedang tidak baik-baik saja.

"Oh iya Shani sekarang megang perusahaan mama nya yah? Kemarin ada perwakilan dari perusahaan Shani juga, menang tender loh pacar kamu. Keren banget sih calon mantu ayah"

Darma menjelaskan tentang keikut sertaan Shani pada tender yang kemarin dihadiri nya di luar kota itu. Walau Shani hanya diwakilkan oleh orang kepercayaannya, namun ia dapat memenangkan tender yang cukup besar itu.

Perkataan ayah nya itu menarik perhatian Sisca, mangapa Shani tak menceritakan apapun padanya. Sisca mulai menyadari masih banyak hal tentang Shani yang tak ia ketahui. Dan yang baru saja ayah nya ceritakan itu adalah salah satunya.

POSESIF {ShanSis} SELESAI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang