Malam itu aku mendapat notifikasi pesan darimu, katanya besok kita akan bertemu.
Kamu tau bagaimana kupu kupu ini terus beterbangan? Akhirnya pertemuan yang selalu aku nantikan terjadi juga hari itu, ada sisi lain dari diriku yang terus memberontak agar bisa menemuimu.
Lihat, dengan tidak tau dirinya aku ingin terus bersamamu, padahal sudah jelas aku hanyalah manusia tidak berhati yang dengan tega berusaha untuk mengambilmu darinya.
Aku tau aku jahat, tapi aku juga ingin memiliki kamu yang dengan kurang ajarnya memenjarakan hati ini.
Dengan tidak tau dirinya aku bercerita seolah kamu adalah satu satunya orang yang telah aku miliki dan akan terus begitu, nyatanya aku hanyalah pemeran di balik layar yang sering terlupakan kehadirannya.
Apa harus sesakit ini?
Aku terus menanyakan pada diriku perihal rasa sakit yang aku rasakan, seolah olah hanya aku yang memiliki luka tanpa memikirkan luka yang nantinya akan ia rasakan, orang yang selalu kamu genggam dengan begitu eratnya pada akhirnya akan merasakan luka penghianatan.
Apa menjadi dia akan sesakit itu?
Bagaimana jika dia tau orang yang selalu dicintainya dengan begitu hebat, ternyata masih saja mendambakan orang lain yang tidak tau diri sepertiku.
Dan ternyata aku memang manusia jahat berhati batu.
Aku justru berharap ia mengetahui semua itu dan memilih melepasmu, benar benar jahat bukan.
Tapi aku muak selalu berada di balik layar, aku muak selalu menjadi yang terlupakan, aku muak hanya bisa menahan rindu tanpa adanya pertemuan.
Karena aku benar benar ingin memilikimu, tanpa adanya dia.
Apa aku benar benar tidak tau diri?
Tahun kedua
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Tentang Kamu
RandomKarena dia adalah prosa paling sempurna yang aku cipatakan dalam setiap tokoh yang aku buat