03. Aa Sakit

0 1 0
                                    



"Aa, bangun... ayo mandi, telat nanti kamu loh.."
ibun membangunkan putra sulungnya itu sambil dengan pelan mengguncang-guncangkan badannya yang tertutup selimut.

Tangannya membelai lembut surai coklat gelap yang sudah 15 menit lalu tak kunjung merespon.

Hugo tak biasanya kesiangan sampai harus dibangunkan Ibun begini. Tetapi hari ini berbeda, alarmnya bahkan tak mempan untuk menyadarkannya. Sampai-sampai Ibun yang harus mematikannya berulang kali.

"Aa.." kini ibun beralih menepuk nepuk selimut navy itu.

Yang dibangunkan kini mulai bereaksi terhadap tepukan Ibunnya. Hugo yang tadinya meringkuk mulai menggeliat meregangkan badannya.

"Eumm.. apa bun?" ucapnya tanpa membuka mata.

"Bangun a, sekolah.. ini udah jam 6 lewat" ibun tersenyum lembut menatap inci tiap inci wajah anak lelakinya yang mulai dewasa.

"Iya, bentar lagi.. aa mandi.." balasnya- yang sepertinya akan terlelap lagi.

"Okee a, cepet ya, Ibun mau bikin sarapannya dulu."

_______________

Hugo berjalan dari parkiran setelah memarkirkan motornya di pinggir pohon mangga yang teduh. Ia tampak tak bersemangat hari ini, rasanya lemas dan tak ingin banyak bicara.

Padahal cuaca sedang cerah dan hanya berangin kecil, tapi Hugo memakai jaket hitam tebal yang ia beli beberapa minggu kemarin karna jaket yang biasa ia pakai sedang di laundry.

Ia bahkan sedikit memicingkan matanya karna rasanya benar benar lengket dan jika Hugo tak tahan mungkin ia bisa tidur sambil berjalan.

'Sabar, sabar, bentar lagi sampe kelas' batinnya menguatkan diri.

"Woi! lemes amat lu kaya kuda."

Jauzan Wistara.

Remaja yang biasa disapa 'Janbul' atau 'Ojan Bule' ini merangkul pundak Hugo yang entah dari kapan ada di belakangnya.

Rambut hitam tebal tetapi selalu rapi tiap pagi. Tas selempang yang setia menyilang dari pundak kiri ke kanan. Rahang yang selalu tegas. Bibir tipis kering yang kadang terlihat ngilu saat tersenyum. Kulit putih bersih dengan postur badan tinggi tegap. Laki-laki nyaris sempurna hanya saja jika nama panggilannya bukan 'Ojan' yang membuat image lelaki nyaris sempurnanya berubah menjadi lelaki konyol.

Siapa yang memberi nama itu?

Ya, betul. One and the only, Hugo.

"Isuk keneh jan ah! kuda lemes lagi gua tonjok nih."

Siapa sangka teman-teman, jokes 'kuda lemes' sudah menjadi andalan Ojan setiap pagi untuk menyapa teman-temannya yang terlihat lesu.

"Muka lu lebih lusuh dari kaos Michael Jackson lu tau ga."
"Lo sakit ya?" tambahnya.

Hugo hanya memberi respon dengan mengangkat alisnya. Ia benar benar lemas dan tidak kuat meladeni Ojan yang berusaha membuatnya pingsan di tengah jalan karena panas emosi.

_____________

Hugo ambruk.

Baru saja selesai mata pelajaran pertama, ketika hendak pergi ke toilet, Hugo kehilangan fokusnya. Matanya berkunang kunang dan kepalanya sakit hingga penglihatannya memutar dan perlahan buram hingga hitam tak terlihat.

Untungnya, Hugo jatuh tak jauh dari meja Ojan. Sohib kekarnya itu membopong Hugo seorang diri ke UKS. Tentu dengan kurcaci kurcaci (teman kelas) yang ikut panik dibelakangnya.

"Eh! Ojan! mau kemana jan?"

Ojan merasa seseorang memanggilnya. Ketika menengok, ia mendapati Zinnia yang berdiri di depan ruang guru dengan membawa buku catatan.

"Hugo pingsan, nia." balasnya sekenanya lalu meninggalkan Zinnia untuk kembali bergegas ke UKS.

Zinnia yang terkejut pun tidak banyak bicara langsung membututi Ojan dan para kurcacinya. Ia panik setengah mati karna jarang sekali mendapati Hugo sakit bahkan sampai pingsan.

Dalam hatinya Zinnia bertanya tanya apa karna kemarin Hugo kelelahan mengajaknya jalan-jalan di akhir pekan? Ah, rasanya mustahil. Toh buktinya Hugo kuat saat salah memasukkan garam ke kopi. Ia tidak mati keasinan tuh!

Sesampainya di UKS, Ojan membaringkan Hugo sangat hati-hati. Teh Kiki yang saat itu menjaga di UKS pun buru-buru memeriksanya.

Zinnia dan Ojan yang berdiri mematung hanya bisa bertatapan dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan keduanya. Sedangkan para kurcaci sudah keluar UKS sejak tadi.

Tak lama Ojan memundurkan diri dan meraih ponselnya. Ia mengirim kabar Hugo kepada yang lain untuk menemuinya di UKS.

'satu... dua... ti-'

BRAK!

"JAN! KUNAON?!"










_________________

_________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fauzan Wistara a.k.a Janbul

Hugo WandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang