Ojan hanya menyunggingkan senyum kecil. Ia merasa senang melihat teman-temannya yang selalu sigap dan cepat dalam sesuatu yang menyangkut salah satu dari mereka. Seperti tadi belum 3 detik ia berhitung tetapi segerombolan manusia petantang petenteng itu sudah memenuhi UKS."kunaon ieu budak, jan?" tanya Niky. Niky Arsenio atau yang kerap disapa Iky.
"lambungnya jebol." Ojan menjawab singkat dan dibalas tepukan yang tidak bisa dibilang tepukan karna lumayan kencang di bahunya.
" baleg, sia teh" kini giliran Rai.
Ya. Hanya Rai. Tidak ada embel-embel lain. Jika Hugo dan Niky memiliki sifat yang riweuh, maka penyeimbangnya ada Jauzan dan Rai yang santai dan simple dalam menjalani hidup. Seperti namanya yang sebatang kara.
"Jan.."
Interaksi mereka terinterupsi Hugo yang sudah mulai sadar. Matanya yang sayup-sayup mencoba melihat sekitar. Ia merasa pening di kepalanya.
Ojan, Iky, dan Rai berhambur mendekati sumber suara. Ojan di samping kiri, Iky di samping kanan, dan Rai disebelah Iky.
"Gimana? udah enakan?" tanya Rai.
"Zinnia?"
Hugo tak menghiraukan pertanyaan Rai karna ia melihat Zinnia yang berdiri tidak jauh di depannya. Zinnia yang dipanggil pun lantas mulai mendekat.
"I-iya.." ia melihat tatapan canggung dari ketiga lelaki dihadapannya.
"Pas gue bopong lu kebetulan ketemu Nia, trus doi ngikut." jelas Ojan.
Hugo terkekeh tersenyum kecil. "Kenapa neng? Khawatir ya sama aa?"
Jika sudah begini, sudah dipastikan bocah urakan itu sudah sehat.
"Gausah geer lu, ni juga gue mau balik. Duluan ya semuanya." Zinnia berpamitan dengan teman-teman Hugo. Ia hendak beranjak sebelum lengannya ditahan dari belakang.
"Gue mau balik, Hu-"
"Iky?"
Zinnia sedikit terkejut ketika yang mencegahnya ternyata bukan Hugo, tetapi Iky.
"Bu Sri ga masuk, kelas lo bakal jamkos." Ia menjelaskan maksudnya sebelum Zinnia bertanya.
"o-ohh.. okay."
Sebenarnya Zinnia tidak tahu harus merespon apa. Dia tidak terlalu dekat dengan teman-teman Hugo dan hanya tahu sebatas nama. Wajar kan kalau saat ini Zinnia merasa canggung?
Walaupun Zinnia bersikap santai pada Hugo, tetapi Zinnia adalah seorang introvert. Dan bisa dikatakan bahwa hanya Hugo yang melihat sisi santainya Zinnia.
Kecanggungan semakin terasa ketika Zinnia melihat Hugo, Ojan, dan Rai melihat keheranan ke arah Iky yang saat ini sudah sibuk dengan handphone-nya.
"Gausah buru-buru jin, temenin gue." pinta Hugo.
"Hoream aing." Zinnia membalasnya kasar.
"Yang lain kan ntar balik kelas, kelas lo free. Maneh nolak nemenin orang ganteng?"
Siapapun tolong beri keempat orang ini kresek hitam.
![](https://img.wattpad.com/cover/314332497-288-k498636.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hugo Wanda
Teen Fiction"Kabogoh aa nu pang geulisna!" Sialnya, aku jatuh cinta dengan seseorang yang tidak dapat membedakan antara Gula dan Garam.