01. Beauty and the Beast

2 1 0
                                    

"KRINGGG!!!", bel pulang sekolah berbunyi.

siswa-siswi berhamburan keluar kelas dan suasana mendadak riuh. Beberapa ada yang berlarian, berteriak memanggil temannya, sampai bernyanyi dengan gitar yang diangkat tinggi.

"WOI JIN!" teriak seseorang dari belakang.

Orang itu berlari menghampiri dengan tas gendong yang belum sepenuhnya tertutup, celana olahraga yang dilipat, dan kaos hitam lusuh.

Hugo Wanda.

"nama gue.. ZINNIA! BUKAN JIN!" teriakku sembari merangkul kencang Hugo yang tepat dibelakangku.

Hugo menunduk dan tertawa. Segera ia membalas rangkulanku. "iyaaaaaaaaaa- jinnia..." ia menatapku dengan tampang bloonnya, menyebalkan. Dia benar-benar siap mati hari ini.

TIN!! TIN!!

Suara klakson yang sangat kencang. Aku dan Hugo terkejut mendengarnya. Saat kami menoleh ke belakang, terlihat sepasang kekasih yang tengah berpelukan mesra diatas sepeda motor.

Yoda Yogamaya.

Bukan hal aneh melihatnya. Kejadian seperti ini sudah berulang setiap pulang sekolah. Hanya saja, perempuan yang dibelakang yang berbeda setiap saat, alias gonta-ganti.

"Beauty and the beast, saya pulang duluan ya." sindir Yoda kepada kami.

"udah ganti aja lo bang!" teriak Hugo sembari menggeleng-gelengkan kepala.

"kalah lo sama bang Yoda" kekehku.

"santai aja kali bos, orang tampan kaya gue banyak banget yang mau" ucap Hugo dengan pedenya.

Aku segera meninggalkannya karna tak tahan, ingin muntah.

________________


Entah apa yang dipikirkan bocah urakan satu ini.

Bagaimana tidak? sudah setengah jam aku diajaknya berjalan. Ya, mencari tahu bulat Mang Aep.

Tapi sedari tadi, tidak ada seujung pun hidung Mang Aep yang terlihat. Dan Hugo masih saja optimis bahwa didepan ia akan menemukan belahan jiwanya itu.

"Udah deh balik aja, ga jualan kali Mang Aep" aku mengeluh sambil menghentikan langkah.

Mang Aep a.k.a tukang tahu bulat langganan Hugo memang sering berpindah pindah tempat. Tidak melulu berjualan di depan sekolah kami, tetapi selalu bergeser 2km setiap harinya. Dan hari ini aku dan Hugo benar-benar sial karna tidak menemuinya.

"Ah! gue pengen banget jinnn! Lo tau kan udah seminggu gue ga ketemu Mang Aep..." balasnya sambil tersenyum kebawah.

Aku memicingkan mata pertanda jengah. "Jadi lo cuma mau ketemu Mang Aepnya? bukan mau tahu bulatnya?"

Hugo hanya tertawa canggung sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"TAU GITU MENDING GUE BALIK, HUGO!" Aku hampir melayangkan lenganku padanya.

"Eh, kalem atuh kalem.. era ditingali batur."
Hugo berjengit menyilangkan tangan didepan badannya untuk berlindung. Aku mau tak mau mengalah dan mengurungkan niat untuk menghajarnya.

Ini bukan pertama kalinya aku ingin memutuskan hubungan pertemanan dengan Hugo. Mungkin ini ke seribu kalinya.

Siapapun yang ingin menampung bocah ini, aku akan memberikannya dengan cuma-cuma dan senang hati. Dengan satu syarat-

barang tidak bisa dikembalikan.








____________

Yoda Yogamaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoda Yogamaya

Hugo WandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang