_______
PRANG!!!
Pecahan botol kaca yang dilemparkan ke tembok langsung hancur, Raja yang barusaja pulang dari sekolahnya langsung terkejut luar biasa. Dia menutup pintunya kembali, mamah kenapa lagi? batinnya khawatir.
Raja segera membuka pintu kamar mamahnya, melihat mamahnya sedang berdiri diam seraya menggenggam botol berwarna hijau, alkohol lagi. "Pergi!" teriak mamahnya.
Anak kecil itu berusaha menahan agar dirinya tidak berteriak karena merasa muak dengan ini semua, namun apa dia harus merasakan semua ini sampai dia dewasa? mungkin dirinya sudah gila, kedua mata Raja memerah menahan tangis.
Raja berjalan cepat dengan yakin, mendekati mamahnya dan mengambil botol alkohol dari tangan mamahnya. "Apa yang kau lakukan!" teriak mamahnya.
"Stop mah!" balas Raja berteriak.
Mamahnya berdiri dan menarik kerah baju seragamnya, "Kamu udah berani sama mamah!"
"Raja ga berani, tapi kali ini Raja udah ga tahan mah!"
"Tau apa anak kecil sama urusan orang dewasa!"
"Tau! mamah sama papah ga cerai karna aku kan!"
Mamahnya terdiam sesaat, "Sini!" Tangannya menarik baju seragam Raja agar mengikuti langkahnya, ternyata mamahnya membawa Raja sampai depan pintu. "Justru kamu yang membuat hidup mamah menderita selama ini!" teriak mamah lalu menutup pintunya kembali meninggalkan Raja yang berdiri di depan pintu dengan air mata yang mengalir deras.
Sut sut sut
Suara seseorang mengambil atensi Raja, dengan pelan dia menoleh ke sumber suara, ternyata Sara yang berdiri di belakang gerbang rumahnya.
Raja terdiam, menghapus air matanya dan berjalan ke gerbang. "Di rumahku ada banyak makanan, yuk ikut." Raja termenung.
Sara membantu Raja menarik gerbangnya agar terbuka, Sara menarik tangan Raja. Setelah sampai di rumahnya, ternyata bunda Sara sudah menyambutnya, "Yuk makan, kamu pasti udah laper kan?" tanya Bunda Sara lembut.
Hingga mereka sampai di dalam, Raja di persilahkan duduk di kursi samping Sara. "Anggap rumah sendiri aja, gausah malu." Raja merasa merepotkan keluarga ini.
Bukankah mereka terlalu baik?
Raja dan Sara bermain bersama hari ini, bahkan sampai malam. Malam ini mereka berdua berada di kamar Sara yang suasanya sangat girly sekali, Raja mengambil boneka barbie milik Sara yang sudah terlihat jelek.
Rambut barbienya rontok, bajunya sudah di robek, dan wajah barbie yang dicoret berwarna merah, mungkin ini lipstik. "Kenapa dirusak kayak gini?" tanya Raja penasaran.
Sara menoleh padanya, "Kalo kayak gitu lebih cantik tau," Ujar Sara.
"Lah terus kenapa kamu main barbie?" tanya Sara, Raja langsung meletakannya di samping tubuhnya.
"Pengin aja."
Bukan itu alasannya, dia akan selalu membuat teman barunya ini agar semakin dekat, dirinya takut jika dia tidak ikut bermain barbie dengan Sara, Sara akan mengabaikannya.
Dia memang membutuhkan perhatian.
"Sara, Raja! ayo ke bawah makan malam!" teriak ayahnya. Sara dan Raja saling menatap pintu.
"Yuk ke bawah," Ujar Sara menggandeng tangan Raja untuk mengikutinya sampai bawah.
______
Bunda Sara mengantarkan Raja pulang karena anak itu merengek pulang padahal sudah di tawari untuk menginap saja di rumahnya, namun Raja memilih pulang saja untuk menemani Ibunya, dia bahkan masih memakai seragam sdnya.
Sara sudah tidur nyenyak, pantas saja karena jam sudah menunjukkan pukul 10 lebih 18 menit. "Kenapa gamau nginep aja sih? kan tanggung banget." Raja melepas gandengan tangannya dan Bunda Sara.
"Ibu sendirian tan, takut Raja ngilang." Bunda Sara tersenyum tipis. Anak ini pintar menutupi keadaan sebenarnya.
Bunda Sara berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Raja, "Kalo butuh apa-apa panggil tante aja ya?" tawarnya, Raja dengan patuh mengangguk.
"Gih sana masuk," Ucap Bunda Sara. Raja membuka pintu rumahnya, ternyata belum dikunci, sebelum benar-benar masuk ke dalam, dia melambaikan tangan pada Bunda Sara sebagai salam perpisahan.
Bunda Sara membalas lambaian tangan Raja lalu tertawa gemas, Raja itu sangat membuat dirinya gemas.
_______
Hingga 2 hari ini Raja belum terlihat, Bunda Sara menjadi khawatir karena setelah dia mengantarkan Raja 2 hari yang lalu, terdengar keributan di dalam rumah Raja, lebih tepatnya Mamah Raja yang berteriak dan terdengar frustasi.
Bunda Sara sudah menyiapkan gembor yang sudah diisi air untuk menyirami tanaman, ia sekalian melihat-lihat keadaan rumah Raja yang terlihat sangat sepi.
Bahkan dia melihat sebuah mobil yang terparkir di garasi rumah Raja, "Raja ga kelihatan 2 hari ya bund?" tanya Ayah Sara yang barusaja keluar dari rumahnya dengan tampilan rapih dan jas hitam yang dipakai.
"Iya, bunda jadi khawatir." Ayah mendekatkan dirinya dengan bunda.
"Dia pasti baik-baik aja bun, doain aja," Ujar Ayah. Bunda menghela napasnya, berharap yang dikatakan suaminya itu benar.
"Ayah! ayo berangkat!" terdengar pekikan dari anak perempuannya. Ayah tersenyum senang.
Sara menggemaskan sekali dengan setelan seragam sd yang kebesaran di tubuhnya, "Nanti sore juga Revan udah pulang." Bunda mengangguk.
Bunda mendekati Sara lalu mengecup kening anak perempuannya sayang, Sara tertawa geli. Ayah masuk ke mobil, bunda mengantarkan Sara sampai ke depan pintu mobil lalu Sara masuk, bunda melambaikan tangannya saat anaknya itu menyembulkan kepala di kaca mobil lalu masuk kembali setelah menaikkan kaca jendela mobil.
Bunda melambaikan tangannya saat mobil suaminya meninggalkan kawasan rumahnya.
Sementara itu, seorang anak memandang iri interaksi keluarga itu, di tangannya terdapat lebam ungu, di keningnya terdapat plester yang menutupi lukanya, kakinya terasa sakit. Raja menarik hordengnya kembali lalu merebahkan tubuh kecilnya di atas ranjang.
Menaruh kedua tangannya di atas kening, mulai membayangkan dirinya yang menjadi Sara, dikecup keningnya, dipeluk tubuhnya, itu menjadi hal yang paling diirikannya, yaitu bisa disayangi oleh mamah dan papahnya.
Raja diam, lama-kelamaan menangis, malam tadi mamahnya mengamuk dan memukulinya lagi karena dia berada di rumah tetangganya, mamahnya menganggapnya dia meninggalkan wanita itu.
Dia hanya bisa menangis sendirian, isakannya ditahan agar tidak terdengar oleh siapapun, ia menghadapi semuanya sendirian, mentalnya rusak sejak kecil.
Teriakan dan umpatan menjadi musiknya selama ini, Raja belum menemukan musik yang bisa mengalahkan betapa indahnya umpatan dan teriakan tersebut, "Mamah, Raja pengin dipeluk." Isakannya semakin menjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
beside you ; Jeno ft Ziyoung
Fiksi RemajaMenjadi teman sejak kecil, saling melengkapi, yang satu kaku yang satunya lagi pecicilan, apalagi mereka berdua tetanggaan. Raja yang suka kedamaian tapi senang dengan kebrisikan dari Sara. #SARAJA