[1] Tawaran Yang Tidak Bisa Ditolak

114 12 3
                                    

•••Segala sesuatu yang ada di dalam cerita bersifat fiksi dan tidak berkaitan dengan hal-hal di dunia nyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••
Segala sesuatu yang ada di dalam cerita bersifat fiksi dan tidak berkaitan dengan hal-hal di dunia nyata.
•••

Oxford, Abad 20.

Alarm pagi hari berdering lewat ponsel pipih seorang pria yang masih terlelap di tempat tidurnya bertelanjang dada, intro lagu Confident milik Demi Lovato mampu membuat pria itu membuka matanya dan mematikan bunyi bising yang menjengkelkan itu. Mata yang masih setengah terbuka itu pun melirik ke sisi kiri kasurnya yang ditiduri seorang perempuan dengan tanktop berwarna putih yang menutupi bagian atasnya. Lupa ini adalah perempuan ke berapa yang tidur di sisi kasur itu.

Kalender di atas nakas menunjukkan tanggal 17 Maret, pria beranjak dari tempat tidurnya dan mulai membersihkan dirinya setelah banyaknya hal-hal bodoh yang ia lakukan semalam bersama perempuan di atas tempat tidurnya itu. Sebelum pria itu meninggalkan apartemennya, ia pun merogoh isi dompetnya lalu meletakkan beberapa lembar uang di atas tempat tidurnya. "Bayaranmu." Ucapnya pada perempuan yang masih tertidur di atas kasur.

Harrison Luke yang berusia 24 tahun hari ini memulai semester keduanya sebagai mahasiswa Linguistik di salah satu kampus di kota Oxford, Inggris. Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana Psikologi di kota Hangzhou kini pria itu menempuh pendidikan pasca sarjananya dengan mempelajari ilmu linguistik. Cukup jauh korelasi antar kedua program studi yang Harrison pilih kala itu, namun pria itu tampak tidak punya masalah yang cukup serius dalam menjalani kehidupan perkuliahannya.

Universitas Oxford ramai lancar seperti biasanya, mereka yang hendak masuk kelas berdatangan dari luar gerbang sementara itu dari dalam kampus juga berhamburan mahasiswa yang baru saja menyelesaikan kelas mereka. Dari kejauhan Harrison melirik seorang perempuan yang tengah menggandeng pacarnya sambil bersenda gurau satu sama lain, nampak serasi satu sama lain sebelum akhirnya mereka berpisah satu sama lain. 

Setelah kekasihnya pergi, perempuan itu pun berjalan mendekati Harrison yang tampaknya sudah menunggunya sejak awal. Sambil tersenyum perempuan itu menghamburkan pelukannya pada Harrison, seolah tak menyia-nyiakan kesempatan Harisson pun menarik dagu perempuan itu guna menautkan bibir satu sama lain. Tak ingat jika ada banyak pasang mata yang bisa memerhatikan keduanya saat itu, persetan bagi Harisson ia tetap melanjutkan ciumannya. 

"I heard you gave him more last night." Bisik Harrison dengan tangan kanannya yang meremat pelan pinggang kecil lawannya itu.

Perempuan itu—Natalie—hanya terkekeh rendah sambil balik berbisik di telinga Harisson. "You're still the strongest, Haris." Ujarnya yang diakhiri dengan usapan sensual di tengkuk pria itu. 

"Aku ada kelas setelah ini. Akan kuhubungi jika sudah selesai." Ujar Harrison. 

Keduanya pun akhirnya berpisah dengan Harrison yang berjalan menuju salah satu ruangan kelas yang letaknya cukup jauh dari tempatnya berdiri sebelumnya, lima menit kemudian pria itu pun sampai di kelasnya. Sebuah ruangan kelas itu cukup untuk menampung 200 lebih mahasiswa, Harrison pun memilih tempat duduknya pada baris tengah dan ternyata tak lama setelah itu sosok yang akan duduk di samping Harrison adalah seorang perempuan cantik berambut blonde dan matanya yang biru namun cukup ceroboh. Perempuan itu tanpa sengaja menjatuhkan barang-barangnya hingga berserakan di lantai, tentu saja naluri pecinta wanita seorang Harrison tergerak untuk membantu mengambil barang yang terjatuh.

Sound of Words | Lee Heeseung (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang