Haechan x Jaemin
-----
Jaemin membawa kaki nya berjalan cepat menerobos lautan pekerja yang baru saja datang. Sesekali pemuda itu melirik jam tangannya memastikan dirinya datang tepat waktu untuk interview.
Langkah kaki Jaemin memelan saat berhasil menemukan ruangan tempatnya interview. Ia bisa melihat beberapa orang yang tengah duduk dengan membawa map di depan ruangan.
"Permisi, kau juga akan interview?"
Tanya Jaemin pada salah satu orang yang duduk. Pria yang ditanya hanya mengangguk lalu memberi gestur pada Jaemin untuk duduk di kursi sebelahnya yang kebetulan kosong.
Beberapa menit kemudian seorang pria tinggi keluar dari ruangan itu lalu memanggil satu persatu dari mereka untuk masuk kedalam ruangan.
Jaemin menunggu dengan sabar karena mendapat giliran terakhir. Saat ini ada tiga orang dari tujuh orang yang sudah masuk.
Satu persatu peserta telah dipanggil tinggal Jaemin dan pria yang ia tanyai tadi yang masih setia menunggu giliran.
Pria bernama lengkap Nakamoto Jaemin itu tersentak saat tiba-tiba ponsel di saku celananya berdering kencang. Beberapa orang langsung menatap ke arahnya. Dan si manis hanya bisa tersenyum sembari meminta maaf sebelum pergi mencari tempat untuk menerima panggilan.
Helaan nafas lelah terdengar dari mulut Jaemin saat melihat nama sang ibu terpampang di caller id nya.
"Kau dimana sayang? Kenapa tidak ada di kamar?" Suara penuh kekhawatiran itu langsung terdengar begitu Jaemin menerima panggilan.
"Nana kan sudah bilang akan interview bunda."
"Astaga, jika ayahmu tau kau akan kena marah sayang."
Jaemin mendengus, ayahnya itu memang sangat protektif padanya. Jaemin dilarang ini itu dengan dalih kesehatan padahal selama ini Jaemin merasa baik-baik saja. Bahkan sang kakak yang badannya lebih kecil saja tidak diperlakukan sepertinya.
Sang ayah, Nakamoto Yuta melarang Jaemin bekerja. Bahkan anak itu selama ini selalu di awasi bodyguard kemanapun.
Sekarang Jaemin dengan sifat keras kepalanya nekat mendaftar di salah satu perusahaan besar untuk bekerja. Ia merasa bosan terus-terusan di rumah tanpa melakukan apapun. Ia iri pada kakaknya, Nakamoto Renjun yang bisa bekerja dan melakukan semua hal sesuai dengan apa yang dia inginkan.
"Pulang sayang sebelum ayahmu tau."
Bujuk Winwin."Tidak bunda, Nana sudah terlanjur mendaftar dan setelah ini giliran Nana yang interview."
KAMU SEDANG MEMBACA
Na Jaemin [oneshot/more]
Fanfictionberisi cerita oneshot/more tentang Jaemin. book ini di buat untuk menyalurkan ide ku yang tiba-tiba dateng gitu aja. dan mungkin nanti ada beberapa chap di book ini yang bakal di jadiin full version gtu. oh iya dalam book ini isinya nggak cuma nomi...