peraduan

663 47 1
                                    

JN as Dewangga Bumiantara
JM as Arnando Bagaskara

🌻🌻🌻

Untukmu yang aku cintai
Mas Dewangga Bumiantara

sudah dua tahun ternyata, dua tahun hidupku tanpa kamu. Selamat pagi mas, gimana kabarmu? Semoga kamu selalu dalam lindungan tuhan dan selalu diberkahi kebahagiaan.
Dari semalam aku banyak melamun mungkin karena pekerjaanku sedang menumpuk ditambah rasa rinduku sama kamu. Bagaimana duniamu tanpaku? Apakah baik-baik saja? Apakah seperti yang kamu inginkan?

Hari ini aku memutuskan buat ambil cuti, aneh ya aku. Pekerjaan banyak tapi malah ambil cuti. Mau bagaimana lagi kondisiku semakin memburuk dari hari ke hari, jadi terpaksa harus mengistirahatkan diri.  Tapi aku ya nggak sepenuhnya istirahat hehehe, kamu tahu sendiri bagaimana aku ini. Pagi ini aku udah ke makam Sadewa, sudah masak makanan kesukaan mu yang berakhir di tong sampah karena ga bisa ku makan.

Mas alasanku menulis ini setelah sekian lama tidak menulis adalah untuk meminta izin. Aku minta izin menerbitkan buku perjalanan kisah cinta kita. Gapapa kan mas? Biar bisa selalu terkenang, jadi suatu saat nanti jika aku lupa aku bisa membacanya.

Mas, maafkan aku yang tidak sempurna ini. Cacatku membuatmu pergi dan aku sangat ikhlas melepas seluruh kebahagiaan ku yang ada padamu agar kamu bahagia. Maafkan aku ya mas, aku yang ceroboh ini malah merusak semuanya. Maafkan aku yang tidak bisa menjaga anak kita dengan baik, tidak bisa menjaga tubuhku dengan baik sampai kamu memutuskan untuk pergi mencari kebahagiaan lain.

Aku ikhlas mas, sudah legowo dengan keadaan jadi aku berharap kamu juga bahagia entah dibelahan bumi sebelah mana.

Mas, keadaanku semakin buruk, sepertinya dokter juga sudah menyerah. Jadi izinkan aku untuk menyerah juga ya mas. Aku sudah tidak kuat, toh ga ada juga alasan aku buat tetap hidup. Tenang mas aku nggak akan bunuh diri, orang aku takut dosa hehehhe...

Sebenarnya aku nggak cuti, tapi aku mengajukan pengunduran diri. Aku sudah meraih semua impianku, jadi sekarang izinkan aku istirahat karena sudah sangat lelah.

Mas aku selalu mencintaimu, jika kehidupan kedua memang ada, aku harap kita kembali dipertemukan dan saat itu aku janji akan menjadi istri yang sempurna untukmu.

Sudah begitu saja mas, aku mau tidur ini entah kenapa rasanya ngantuk terus akhir-akhir ini.

Salam sayang dari aku
Mantan istrimu
Arnando Bagaskara.

---

Pagi itu nafas Nando akhirnya berhenti karena keletihan hatinya. Paras tampan nan ayunya terlihat bersinar dalam tidur panjang walupun terdapat air mata di pelupuk nya yang sudah mengering.

Pagi itu Arnando Bagaskara kembali ke peraduan setelah jahatnya dunia menelantarkan nya.

Jerit sosok perempuan yang baru tiba menegaskan kepergian sang jiwa pada pencipta nya.

Menjelang sore, sosok Arnando telah rapi dan wangi. Taburan bunga mawar menghiasi rumah barunya. Rumah yang dibuat tepat disisi rumah lain yang nampak sedikit berantakan akibat lama tak dibersihkan. Rumah dengan batu bernama "Dewangga Bumiantara".

"Sudah nduk ayo pulang, masmu akan sedih kalau melihatmu menangis terus"

Sosok perempuan yang masih setia bersimpuh di rumah baru kakaknya akhirnya berdiri, menepuk-nepuk bajunya yang terkena tanah lalu meraih tangan keriput sosok yang sudah melahirkannya.

"Bu, kapan Sadewa dipindahkan?"

"Setelah ini langsung dipindahkan sesuai dengan arahan kakak iparmu dulu"

Larasati mengangguk, sekali lagi menoleh ke makan dua orang yang sangat berarti dalam hidupnya. Tersenyum manis saat menyadari sang kakak telah kembali pada cintanya.

"Mas Angga, aku sudah menjaga cintamu dengan sebaik mungkin. Tapi sepertinya cinta kalian memang terlalu kuat hingga pengorbananmu berakhir sia-sia" Laras terkekeh.

"Jantungmu berfungsi baik di tubuh masku, tapi kerinduannya padamu membuat dia lebih memilih untuk menyerah tanpa tahu kebenaran tentangmu. Mas Angga aku titip masku ya, kalian pasti sudah ketemukan? Sudah berpelukan dengan Sadewa juga"

Sekali lagi Laras tersenyum sebelum berjalan dengan sang ibu, pulang ke rumah nyamannya yang mungkin akan terasa berbeda.

---

Dewangga dan Arnando sepasang kekasih yang saling mencintai. Merajut kehidupan dengan penuh cinta namun harus dibercandai takdir.

Sore itu tepat dua tahun yang lalu jika saja Arnando tidak pulang sendirian ditengah kondisinya yang tidak baik-baik saja karena si jabang bayi dalam perut sangat rewel, ia mungkin tak akan kehilangan bayinya.

Jika saja kecelakaan itu tak begitu parah ia juga tak akan kehilangan fungsi jantungnya yang semakin melemah.

Jika saja semua tak terjadi ia juga tak akan kehilangan sang suami yang mengaku muak dengan penyakitnya dan sedang mengejar kebahagiaan lain.

Dan jika saja saat itu nando tahu jika sang suami ikut berbaring disebelahnya, dengan senyum bulan sabit yang merekah indah sebelum merelakan jantungnya untuk diberikan pada orang yang paling ia cintai, Arnandonya.

"Selamat siang sayang, semoga tuhan masih memberiku kesempatan untuk merawat mu. Aku mencintaimu Arnandoku"

Nyatanya Dewangga tak pernah bangun lagi. Jiwanya pergi lebih dulu ke peraduan dengan banyak skenario yang telah ia ciptakan agar cintanya tak merasa bersalah.

Pada akhirnya, sampai akhir hayat Arnando tak pernah tahu jika Dewangganya tetap abadi di dalam tubuhnya. Merelakan kehidupan untuk istri cantiknya.

---

"Dek sudah pulang?"

"Mas angga?"

"Ini aku, selamat datang di rumah kita dek"

---

END

Random banget ga bisa tidur buat beginian wkwkwkwk...

Sekali2 Agst dengan tokoh mas2 jawa hehehe...

Na Jaemin [oneshot/more]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang