Bab 1 : Prolog

2.4K 134 2
                                    

Beri Penghargaan Kepada Penerjemah Dengan Klik tanda ⭐ Sebelum Membaca! Terimakasih.

Semuanya sempurna.

Bahkan rumah setengah bawah tanah untuk satu orang yang seukuran kamar mandi rumah yang aku tinggali sebelumnya.

Fakta bahwa aku harus mulai bekerja selanjutnya juga bukan masalah bagiku.

Aku akhirnya melarikan diri dari rumah seperti neraka itu dan mendapatkan kebebasanku. Aku bisa hidup bahagia hanya dari satu hal itu.

Tetapi……

"Aku cukup yakin, aku memberitahumu untuk hidup setenang tikus tanpa membuat keributan, bahkan suara napasmu pun tidak terdengar."

Seorang pria membuka mulutnya.

Pandangannya yang penuh kebencian padaku tampak seolah-olah dia sedang melihat serangga yang mengerikan.

"Kudengar kamu bertingkah seperti anjing gila di perjamuan upacara kembalinya Putra Mahkota."

Tatapan sedingin es yang tampak seperti ingin menendangku sampai mati itu tidak asing bagiku.

Itu adalah jenis tatapan yang selalu aku dapatkan dari rumah itu.

Namun bukan berarti aku baik - baik saja meskipun aku sudah sering mengalaminya.

“Apa tujuanmu bertingkah seperti itu?”

Aku tidak bisa bernapas tepat di auranya. Bibirku mulai gemetar ketakutan.

Itu muncul...

Bagan putih muncul di depan wajahku.

Dan aku bisa melihat kata-kata yang ditulis baris demi baris di bagan.

1. Bagaimana saya tahu?

2. Saya tidak punya tujuan.

3. (Dengan nada suara yang memelas) Nah…… Um, itu……

'Apa ini.....?'

Aku akan bertanya apa ini, namun seolah-olah ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokanku, aku tidak bisa mengeluarkan suara.

Suara pria itu mengancamku ketika aku hanya berdiri di sana tanpa berbicara sepatah kata pun.

"Kamu lebih baik berbicara."

Aku merasakan aura mematikan sampai - sampai melukai kulitku. Aku akan mati ketika aku tidak memberikan jawaban.

Aku tanpa sadar menekan angka 3 pada grafik putih.

“Yah......Um, itu……”

Kata-kata yang sama pada grafik secara otomatis keluar dari mulutku tanpa keinginanku.

'Apa.....Apa ini?!'

Mulutku terbuka dengan bodohnya, masih tidak percaya dengan apa yang baru saja kukatakan.

Aku tidak bisa menebak situasi seperti apa yang aku alami saat ini.

Aku berada di tempat asing ketika aku bangun, dan menghadapi orang - orang asing yang semuanya memiliki aura mematikan.

Aku tidak bisa berpikir apa - apa seolah - olah aku baru saja bangun dari tidur.

"Yah um itu, selanjutnya."

Pria itu sepertinya tidak menyukai jawaban yang tidak lengkap karena dia memerintahkan aku untuk jawaban yang sebenarnya dengan wajah yang menakutkan.

Saat itulah kalimat baru akhirnya muncul di bagan.

1. Maaf. Saya akan bertindak dengan benar lain kali.

2. Pembantu bodoh yang memulai semua keributan.

Masuk Ke Game Online Sialan [1] [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang