Hari sudah menjelang sore, Samudra sudah puas berkeliling kota bersama Juan. Ia pun segera mengantar Juan pulang.
Sesampainya dirumah Juan, Samudra dipersilahkan untuk istirahat sejenak. Samudra duduk di sofa ruang tamu dan menyandarkan tubuhnya pada sofa tersebut. Ia menatap langit-langit rumah Juan, rasanya sudah lama tak berkunjung. Juan pergi kedapur untuk mengambilkan segelas air mineral untuk Samudra. Ia kembali ke ruang tamu dan meletakkan segelas air mineral itu di meja.
"Minum, Sam" Juan duduk disamping Samudra.
"Makasih ju. Kakak kakak lo kemana? Tumben banget sepi" ucap Samudra sambil mengambil air mineral dan meneguknya.
"Gatau, kayanya lagi di kamar masing masing. Lo udah jarang banget kesini, kenapa?"
"Gapapa, kan kita biasanya juga main diluar, udah gitu apaya, bukannya gaada waktu tapi gue lagi banyak kerjaan. Tapi buat kedepannya gue usahain sering sering kesini" Samudra tidak berbohong, jadwalnya memang sedikit padat. Ia mengikuti lomba paskibra dimana mana.
"Paskib bukan? Tapi kalo lo emang gabisa sering sering kesini ya gapapa sih, cuma ya gue kangen aja sama jaman jaman lo selalu Dateng kesini tiap pulsek sampe dicariin bokap lo"
"ANJIR HAHAHAHAHA, Waktu itu bokap gue ngomel ngomel gara gara ga pulang pulang sampe maghrib."
"Bentar lagi lulus, kita masih bareng ga ya?" Juan seakan tidak ingin berpisah dengan Samudra. Mereka berdua sudah sangat dekat sejak kecil karena orang tua mereka berteman baik. Juan sangat menyayangi Samudra seperti seorang kakak. Walaupun Juan satu bulan lebih tua dari Samudra, ia tetap menganggap Samudra seperti kakaknya.
"Gatau juga, kuliah ada jalannya masing masing. Minat lo sama gue bisa aja beda. Tapi kalo boleh jujur, gue gamau pisah sama lo." Samudra menggeser tubuhnya menjadi lebih dekat dengan Juan.
"Gue juga gamau" Samudra mengelus elus rambut Juan.
"Lo mau ambil apa? Gue rencana pengen kedokteran" Juan yang awalnya lemas langsung mengangkat kepalanya.
"SAMA ANJIR, Gue dari dulu pengen jadi dokter"
"Terbukti jodoh"
"Blog" Juan kembali menyandarkan kepalanya seperti semula. Seseorang datang menghampiri mereka berdua tanpa mereka sadari.
"Ancrit lagi pacaran ternyata" Kak Kierra menatap mereka berdua dengan tatapan yang sedikit menyebalkan.
"Jangan sembarangan dong kak kalo ngomong. Dateng dateng ngajak ribut" balas Juan. Ia kembali mengangkat kepalanya dan menghadap Kak Kierra.
"Becanda doang dek baperan amat luwh, awas nanti beneran suka. Samudra apa kabar? Kangen bats cuy sama orang ini" Kak Kierra menampilkan senyum yang lebar, tanda ia merindukan sosok Samudra yang memang sudah lama tak berkunjung.
"Baik kok, kakak gimana?" Samudra juga ikut mengangkat kepalanya dan membalas senyuman kak Kierra.
"ADUHH SAM GUE KANGENNN" Kak Kierra mendekati Samudra dan memeluknya. Ia seperti seorang ibu yang sudah lama tak berjumpa dengan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sedalam Samudra || heejakehoon
Teen Fiction"Jangan tenggelam dalam perasaan, ya?" Kisah 3 lelaki remaja yang ingin melawan norma dunia, namun hanya akan berakhir sia sia. Pada awalnya, mereka memang tidak ingin mengambil jalan ini, mereka tahu bahwa mereka salah. "Perasaan ga ada yang tau...