"Heeseung, lihat aku bawa apa."
Heeseung tautin kedua alisnya menelisik waktu lihat Jake bawa oleh-oleh ditangannya.
"Kitten? dapat darimana sayang?"
Jake gak tanggapi, dia cuma ngangguk lalu jalan ke ruang tengah apartemen pacarnya buat dudukin diri di karpet berbulu punya Heeseung. Heeseung pun yang lihat langsung ikut dudukin dirinya di belakang Jake. Spot favorite nya, di belakang Jake. Katanya sekalian modus biar bisa rengkuh badan kecil si manisnya.
"Aku tadi nemu di toko, dia usalin kaki aku terus. Kayanya kehilangan ibunya kak." Heeseung anggukin kepala setelah dengar penjelasan Jake sambil intip Kitten yang lagi main di paha Jake dari belakang badan pacarnya.
Heeseung sangat tau pacarnya ini pecinta hewan, apalagi puppy atau kitten. Anaknya polos dan gak tegaan sama yang namanya hewan terlantar.
"Aku boleh pelihara dia disini kakak?" Jake berujar sambil tolehin kepalanya ke belakang buat tatap kakak kesayangannya sekaligus minta persetujuan.
"Kira kira dia bakalan ganggu quality time kita gak? Kalau dia bisa diem sama nurut kakak bolehin."
Jake yang dengar jawaban dari Heeseung kerucutin bibirnya lucu.
"Dia diem kakak. Kittennya baik kok, makannya aku bawa kesini. buat temenin aku kalau semisal aku pengen main kesini tapi kamunya sibuk atau gak ada, boleh ya? please?"
Puppy eyes. Senjata andalan Jake.
Heeseung hela nafasnya pelan, Jake itu kelemahannya dia. Heeseung bergerak sedikit maju buat kikis jarak lalu peluk pinggang si manis dari belakang. Ia peluk pinggang ramping Jake erat lalu jadikan bahu Jake buat tumpuan kepala nya.
Heeseung akhirnya bisa lihat Kitten yang duduk diam hadap ke arah mereka di atas paha Jake dengan jelas. Memang diam, terhitung anteng untuk ukuran binatang yang belum tumbuh dewasa, bahkan remaja. Masih mungil, juga dia pasti bakalan susah cari makan diluar sana dan sangat butuh susu terlebih lagi Jake bawa pulang Kitten yang kehilangan ibunya.
Sekali lagi Heeseung hela nafasnya pelan. Ini bukan pertama atau kedua kalinya Jake minta buat adopsi hewan dadakan yang tiba tiba nempel ke dirinya di pinggiran jalan sana buat dibawa pulang. Bedanya yang lain besar, kali ini Jake bawa anakannya.
"Oke, untuk yang ini boleh. Nanti kita beli rumah, susu sama makannya sayang"
Jake senyum girang dengar hasil keputusan dari Heeseung. Ia langsung perhatikan kittennya lagi. Seolah tau atmosfir sekitarnya lagi bagus, kitten itu langsung dekatkan badan ke Jake sambil usalin kepalanya ke perut Jake lalu tidur sambil lingkarin badannya didekat perut Jake.
Jake yang lihat itu keluarin suara pekikan gemas lihat kitten itu bisa rasakan hawa senangnya.
"Kakak! Kittennya bilang makasih buat Kak Heeseung udah izinin dia buat tinggal sama kita disini. Uh lucunya anak kecilku! Ey– welcome home lil bro!"
Gila. Jake ini sekalinya gemas suka buat dia jadi pening. Salah satu alasan Heeseung bisa sama Jake karena ini. Jake itu pure. Dia jarang buat buat perasaannya. Dia murni punya sisi penyayang kesiapapun itu.
Heeseung gigit pipi dalamnya, gemas lihat Jake yang masih ketawa senang karena mahluk mungil di depannya ini akhirnya punya rumah baru.
Reflek Heeseung eratin pelukan di pinggang Jake. Hal sederhana ini buat Heeseung makin tahu. Jake yang sederhana itu cukup mampu buat dia makin jatuh telak untuk Jake. Dikiranya sudah gak mampu lagi tahan gemas Heeseung akhirnya hujami pipi Jake sama kecupan ringan dari bibirnya.
Kecupan berkali kali tapi belum berarti apa apa dibandingkan dengan dalam dan besarnya perasaan dia untuk Jake dari waktu ke waktu karena hal hal kecil dan sederhana yang Jake lakukan setiap harinya.
Sederhana, tapi terlampau cukup buat jadikan setiap detiknya jadi momen berharga.
————————
©rabbledisaster
KAMU SEDANG MEMBACA
sweet: heejake.
Fanfictionthe days about heeseung and jake. fluff comfort, a lil bit mature. 20230212