Sunday.

1.1K 94 5
                                    

(cw agak nyerempet🔞)

"Yang lain kesini jam berapa, Jake?"

Heeseung yang baru keluar dari kamar mandi hampirin Jake yang lagi masak di dapur, jalan mendekat ke arah Jake lalu peluk pinggang si manis dari belakang. Ia benamin wajahnya di perpotongan leher Jake, gak lupa juga Ia sesekali kecupin perpotongan leher jenjang pacarnya pelan.

"Um, mungkin sebentar lagi kak? ntah, bocahnya pada random kesininya suka suka." Jawab Jake santai sambil elus pergelangan tangan si dominan yang melingkar di perutnya dengan ibu jari.

"Ini kamu masak buat mereka?"

Jake ngangguk, Jake noleh kesamping buat lihat wajah pacarnya yang lagi tumpu dagu di bahunya.

"Aku masak sup rumput laut, biar sekalian pada makan itu bocil bocil."

"Hm." Heeseung ngangguk paham lalu balik kecupin leher jenjang Jake setelah balas perkataan Jake dengan deheman singkat.

"Rambut kamu masih basah kak, sini aku bantu keringin." Ucap Jake setelah selesaiin masakannya.

Jake langsung matikan kompornya, memang  dari sebelum Heeseung mandi Jake udah putusin buat masak karena teman-temannya  kasih kabar mau mampir main ke apartemen Heeseung. Biasa, mereka memang lebih sering kumpul di hari Minggu, weekend yang otomatis semua bisa ikut kumpul.

Heeseung angkat badan Jake buat dudukin dia di counter kitchen saat Jake putar badan buat hadap dia. Jake ambil handuk yang melingkar di leher pacarnya lalu usakin pelan handuknya ke rambut basah Heeseung.

Heeseung letakin kedua tangannya diantara badan Jake dijadikan tumpuan badan. Ia pejamin mata rasain usakan pelan di rambut basahnya. Nikmatin perlakuan lembut Jake di kepalanya buat nyaman dan bikin Heeseung terbuai. Tiba-tiba ia rasakan ada sesuatu yang lumat bibir bawahnya, Heeseung buka matanya sedikit lalu pejamin mata lagi waktu tau Jake cium bibirnya.

Satu tangannya terulur buat tarik tengkuk si manis makin perdalam ciuman, Heeseung gak mau kalah ikut lumat bibir bawah Jake. Bibir Jake candu terhebat buat Heeseung, merah, tebal, dan berisi. Tekstur yang pas sekali buat dihisap habis sama mulutnya.

Jake ikut imbangin ciuman si dominan, dia suka bibirnya dihisap habis sama pacarnya, suka bibirnya jadi merah bengkak, juga suka waktu Heeseung raup habis bibirnya. Jake gak tahan lihat muka ganteng pacarnya, jadi keingat kilas balik beberapa hari yang lalu waktu dia teriakin nama Heeseung keras karena si dominan yang garap dia habis habisan sampe lelah dan lemas bikin Jake inisiatif buat lumat duluan bibir Heeseung.

Katanya seminggu sekali, lupa Jake?

Heeseung bisa rasakan ciuman Jake mulai berantakan, udah abai sama saliva yang bertukar satu sama lain bahkan sempat Heeseung lihat saliva yang turun menetes dari sudut bibir Jake ngalir lewati rahang hingga leher jenjang si manis.

Heeseung hisap kuat bibir bawah Jake saat lepas tautan bibirnya perlahan, Jake tatap mata dia, needy. Senyuman miring jadi balasan buat tatapan Jake. Heeseung kecup sudut bibir si manis lalu sesapin pelan jejak saliva yang sempat ngalir dari sudut bibir Jake perlahan.

Sesapi dari sudut bibir pacarnya, gerakin ciuman menyeret menuju ke rahang sampai ke leher putih Jake. Berhenti sebentar lalu balik kecup pelan dan jilat sensual perpotongan leher si manis setelahnya.

Satu tangannya gak mau kalah. Dia masukan tangannya kedalam baju oversize Jake, telusuri perut rata Jake lalu kasih usapan ringan dan sensual dari ujung-ujung jarinya, naik, turun lalu naikin lagi tangannya buat arahin ke dada si manis.

Jake walaupun sudah beberapa kali lakuin hubungan badan sama Heeseung, badannya masih sering ngerasa sensitif sekali. Contohnya kaya saat ini badannya mengejang sambil busungin dada sedikit kedepan saat Heeseung mulai usapin ibu jarinya memutar di area areola sang pacar.

"Ugh- kak– no teasing!"

Flirty parah. Tipikal Heeseung sekali yang suka godain Jake sampai Jake ngerengek dulu baru setelahnya bakalan kasih kenikmatan penuh buat Jake.

Lenguhan panjang Heeseung dengar saat dia mulai gerakin ibu jarinya buat gesek puting kecoklatan milik Jake. Tangan Jake gerak buat remat tengkuk Heeseung lampiasin sensai geli yang dirasanya dibagian dada.

Jake tundukin kepala lihat tangan Heeseung yang gerak di dalam bajunya, dia bisa lihat sekaligus rasakan gesekan ibu jari Heeseung makin cepat di dalam sana. Jake cukup tau Heeseung sengaja pancing nafsu nya yang makin menggebu lewat salah satu titik sensitifnya yaitu puting Jake yang mulai mencuat mengeras.

Jake hampir aja tarik ujung bajunya buat lepas atasannya tepat sebelum ada suara yang nginterupsi kegiatan mereka—

"Woi Jake Heese– Anjing, better you get a fucking room please sialan!"

Heeseung tentu tau siapa orang yang lagi teriak dibelakangnya itu, kedengar jelas dari suaranya yang gak asing. Ia lantas hentikan kegiatan 'mari memakan leher Jake' nya itu lalu putar kepala serta kasih death glare kearah oknum yang ganggu ritual sakralnya dengan si manis di dapur.

"Ganggu, Anjing." disertai tekanan di akhir umpatannya.

"Lo dongo bang, kunci pintu dulu setidaknya kalau mau pok ame ame"

Decakan pelan dari bibir Heeseung jadi balasan, Jake buru-buru benahin baju serta penampilannya yang bisa dibilang agak berantakan itu.

"Sst don't be mad, kakak. Kita kumpul dulu ya anak anak udah dateng." Ucap Jake tenangin Heeseung yang lagi kesal karena dia gagal ambil jatah lagi di kesempatan kali ini. Jake terkekeh gemas lihat raut wajah pacarnya, kasih usapan pelan di pipi, lalu kecup lagi sudut bibir pacar gantengnya itu.

Heeseung setelah dikasih kecupan tatap mata Jake sebentar, lalu gerak jauhin badannya dari counter kitchen biarin Jake turun lalu Heeseung jalan hampirin Jay yang lagi nyender di sebelah lemari pendingin. Iya, yang nyiduk tadi Park Jongseong alias Jay, kawannya.

"Waduh, bete boss?" Jay dengan jahilnya naik turunin alisnya godain Heeseung yang hampirin dia buat oknum tersebut putar matanya malas.

"Diem lo pendek."

"Anjing, gue lebih tinggi dari pacar lo"

"Bawa Bintang, gak?"

"Ada, lima kaleng"

"Siapa aja di depan?"

"Ada Sunghoon, Riki sama Jungwon"

"Sunoo kemana Jay?" Kali ini Jake yang bertanya.

"Lagi ada urusan katanya gak bisa join"

Jake ngangguk paham setelah dengar jawaban dari Jay.

"Lo ajak yang lain makan coba Jay, gue tadi masakin sup rumput laut, keburu dingin."

"Anjis, paling bener emang liburan main kesini, makan gratisan"

"Bacot, udeh cepet malika."

Sebelum kena tendangan maut dari Jake, Jay ngacir duluan buat panggil temen temennya sedangkan Heeseung cuma bisa gelengin kepala liat kelakuan sahabat lamanya sekaligus kubur paksa hawa nafsu yang dominasi pikiran dan akal sehatnya tadi.

—————————
©rabbledisaster

sweet: heejake.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang