BdL: fell in love 💚

24.1K 1.5K 95
                                    

Di SMA Pancasila

"Kak, ruang BK nya di mana anjeng?" sebal seorang cowok sambil berjalan beriringan dengan cewek cantik.

"Lo niat ga sih dateng kesini? Kalo lo ga niat ya udah ga usah dateng!" sarkas cewek di samping nya tak kalah kesal.

"Heh babi! Gue itu niat nya baek buat bantuin elo! Ya udah sih kalo gitu gue mending pergi aja dah" ucap Bintang sambil memutarkan tubuh nya.

"Eh eh jangan dong!.... Oh ini nih dah sampe" cengir Bulan sambil menggeret adik nya ke ruangan BK.

"Nah gitu dong, ntar kalo dah kelar jangan lupa cuan nya di transfer" ucap Bintang sambil menaik turunkan alis nya.

"Ck iyah iyah, mending sana masuk!" ucap Bulan sambil mendorong badan bongsor Bintang ke ruang BK.

"Lo juga ikut masuk bambank! Gimana gue tau masalahnya kalo elo nya sendiri ga masuk!" dengus Bintang.

"Iya iya"

Cklek

Bulan membuka pintu ruang BK dan diikuti oleh Bintang yang masuk ke dalam.

Seluruh mata orang langsung tertuju ke arah mereka berdua, di dalam ruangan terdapat guru BK, seorang wali murid, dan satu orang siswi dengan keadaan muka lebam di tulang pipinya, Bintang di buat meringis melihat ulah dari kakaknya tersebut.

Bintang dan Bulan segera duduk saat setelah guru BK mempersilahkan mereka untuk duduk di sofa.

-----

Bintang menghela nafas lega karena masalah kakak nya telah selesai dia bereskan, sekarang dia sedang mencari kakak nya yang saat ini tak tau kemana.

"Asem, capek gue. Mana dah tuh anak? Ngebolang ke mana coba? Aishh!" gerutu Bintang sambil menendang udara karena kesal.

"Capek gue Lang! Cukup yah hukuman nya" 

Telinga Bintang menangkap suara tersebut, mata nya berkeliaran mencari sumber suara itu, tak sengaja dia melihat dua orang siswa, yang satu terengah-engah karena berlari, dan yang satunya lagi bersedekap dada sambil menatap garang.

Bintang tersenyum kecil melihat betapa manisnya siswa itu ketika bersedekap dada.

"Hey! Senyum-senyum sendiri, situ gila?" tanya Bulan setelah menepuk pundak Bintang kuat.

"Aelah! Perusak suasana lo!. Gue lagi jatuh centong nih" geram Bintang.

"Ehh siapa anjim?" tanya Bulan heboh.

"Cepet kasih tau, siapa orang yang bisa luluhin hati adek gue yang abnormal ini?!" paksa Bulan sambil menarik kerah baju Bintang.

"Itu-"

"Rembulan!! Lo di panggil guru olahraga!" teriak seorang siswa dari kejauhan.

"Sip!" teriak nya kemudian menatap Bintang yang juga tengah menatapnya. "Gue pergi, yang tadi di rumah aja. Oh iya lo langsung balik, jangan keluyuran! Ntar mami ngamok" lanjut Bulan sambil melangkah menjauh dari tempat Bintang berada.

Bintang tak menjawab melainkan melangkah menuju lapangan SMA Pancasila yang masih terdapat dua siswa tadi.

"Ck gitu doang ngeluh, giliran di suruh nyebat di rooftop mau" cibir Langit pada siswa yang telah pergi dari sana karena sudah menyelesaikan hukuman yang Langit berikan.

Tap

Tap

Tap

Kening Langit berkerut saat mendengar suara sepatu seseorang yang berjalan mendekati dia di pinggir lapangan. Kemudian Langit refleks membalikkan badannya kebelakang hingga menabrak dada bidang Bintang, tangan Bintang langsung menahan pinggang Langit supaya tidak jatuh.

Bintang Di Langit [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang