Fiony membuka pintu kamar dan menyalakan lampu. Ia melemparkan tas ke atas meja belajarnya lalu melompat ke kasur. Hawa dingin dari AC ditambah empuknya kasur seakan membuang semua rasa lelah ditubuh Fiony.
"Akhirnya kita ketemu juga ya sayang." Ucap Fiony kepada kasurnya.
Jam digital di meja menunjukan angka 18:45, waktu yang terbilang larut untuk Fiony. Ia memiliki jabatan sekretaris di OSIS, jadi cukup wajar kalau ia pulang sore setiap rapat. Rapat tadi sangat memakan waktu karena banyaknya masalah yang belum selesai untuk classmet yang akan datang. Tapi, sekarang Fiony bisa beristirahat dengan puas karena besok hari jumat dan tidak ada pelajaran yang susah maupun tugas yang belum selesai. Fiony sadar kalau dirinya harus segera mandi karena keringat yang membasahi tubuhnya. Tapi, entah mengapa gaya gravitasi dari kasur itu sangatlah kuat. Fiony akhirnya memaksakan diri dan bangun dari kasur. Saat ia membuka lemari untuk mengambil handuk, ia teringat dengan kejadian tabrakan tadi siang. Fiony tersenyum saat mengingat wajah Freya yang menggemaskan karena panik itu.
"Kok bisa ya orang panik malah jadi gemes gitu." Pikir Fiony tertawa kecil.
Ia mengeluarkan ponselnya dari kantong rok dan memikirkan cara mengetahui identitas siswi tadi. Ia melihat ke rak buku miliknya dan matanya terpaku kepada sebuah folder yang berisi data diri murid yang mencalonkan diri menjadi osis tahun ini. Fiony ragu kalau dirinya akan menemukan siswi itu di sana. Tapi, tidak ada salahnya mencoba bukan?
Lembar demi lembar Fiony balik. Matanya menscan seluruh foto para murid dengan hati hati. Disaat ia mulai menyerah, Fiony akhirnya menemukan foto siswi berambut pendek itu.
"Freya.... Namanya cantik." Fiony tersenyum tanpa ia sadari.
Fiony melihat ke isi data diri Freya dan menemukan nomor yang tertera. Ia memasukan nomor itu ke kontaknya dan langsung membuka aplikasi Whatsapp untuk membuka obrolan.
"Hai"
Ketik fiony singkat. Saat dirinya ingin menekan tombol send, sebuah push notification dari Instagram membuat jempolnya terhenti.
Di sisi lain, Freya sedang duduk di meja belajarnya. Ia sudah menghabiskan waktu setengah jam untuk mencari sosial media milik Fiony. Dari Facebook, Twitter, hingga Instagram Freya coba cari dengan berbagai username. Disaat sudah mulai menyerah, Freya sadar kalau Fiony pasti di ter tag di salah satu foto milik akun osis sekolahnya. Setelah mencari sebentar, Freya akhirnya menemukan salah satu foto yang men tag akun Fiony dan langsung membuka akun itu.
"Fre Fre, bisa bisanya lu belom follow akun Kak Fio." Ucapnya dalam hati menggelengkan kepala.
Freya memencet tombol follow sambil meminum air dari gelas di atas meja. Namun, tegukannya menumpahkan sedikit air ke layar ponselnya. Panik, Freya dengan cepat mengelap layar dengan ujung bajunya. Ia tidak ingin ponselnya kemasukan air dan menjadi rusak. Saat selesai megelap, keringat dingin keluar dari dahi Freya karena layar ponselnya menunjukan kalau ia sedang memanggil Fiony. Freya dengan cepat mematikan panggilannya dan berharap kalau Fiony tidak melihat panggilan masuknya itu.
YOU ARE READING
Peony | Freya-Fiony
FanfictionBunga Peony, memiliki arti sebagai sebuah harapan dan kebahagiaan. Sama hal nya Fiony yang merupakan sumber harapan dan kebahagiaan bagi Freya.