Class meeting, sebuah kegiatan yang di tunggu tunggu oleh para murid. Cuaca yang terik di hari ini tidak melelehkan semangat para murid yang sedang berlomba di lapangan. Namun, sepertinya Freya memiliki kegiatan lain untuk mengisi hari class meeting ini. Ia berada di pojok belakang kelas sedang menonton anime di ponselnya sambil berselimut dengan selimut yang dirinya bawa dari rumah.
"Buset buset. Dari pagi mojok mulu, gak mau turun lu Fre?" Tanya Olla yang baru masuk kelas.
"Gak, malas." Balas Freya singkat.
Olla duduk bersender tembok di sebelah sahabatnya itu. Ia lalu memainkan ponselnya sambil memakan sebungkus cilok yang ia beli dari luar sekolah.
"Eh btw, lu gimana sama Kak Fio?" Olla bertanya tanpa melihat ke Freya.
Freya mempause anime yang ia tonton dan meletakkan ponselnya. Ia menatap ke langit langit dan mengeluarkan napas dalam.
"Suka sih masih, tapi gua binggung Lla. Kalo gua terusin, lawannya Kak Indah."
"Lah emang kenapa? Kata Kak Lulu juga kan mereka cuma temenan. Lagian kalo Kak Fio milih Kak Indah, sengganya gak ada perasaan yang nyangkut di hati lu."
Freya terdiam. Walau ada sedikit kebenaran dari ucapan sahabatnya itu, ia masih binggung dengan langkah yang harus dirinya ambil. Freya mengambil ponselnya dan berdiri lalu merapihkan selimut. Ia menaruh selimut itu di mejanya lalu berjalan keluar kelas.
Freya turun ke lantai satu dan duduk di salah satu kursi depan kelas di koridor samping lapangan. Matanya terpaku di tempat berdirinya Fiony dan Indah yang sedang menjadi MC hari ini. Melihat keakraban mereka membuat hati Freya sedikit sakit dan mengecil. Tiba tiba, Freya merasakan kehadiran seseorang yang duduk di sebelah kirinya. Ia menoleh ke samping dan menemukan seorang siswi sedang tersenyum kepadanya. Freya merasa pernah melihat siswi ini di suatu tempat. Namun, ia tidak yakin dimana.
"Jessi." Ucap gadis itu menjulurkan tangannya ke arah Freya.
"Freya." Balas Freya sambil tersenyum dan bersalaman.
"Tumben kamu sendirian, biasanya sama di Olla Olla itu."
"Abis muter tadi dia, lagi istirahat di kelas."
"Ohh... btw, kamu udah berapa lama pacaran sama Kak fio?"
Freya dengan cepat memutar kepalanya ke arah Jessi dan menatapnya dengan mata tajam.
"Siapa juga yang pacaran sama Kak Fio. Lagian, kan dia udah punya Kak Indah." Balas Freya sedikit sarkas.
"Biasa aja dong natapnya," Balas Jessi, "emangnya kamu gak tau ya kalo kak Fio tuh paling benci kalo dia di bilang pacaran sama Kak Indah?"
Wajah Freya berubah menjadi penuh dengan kebinggungan. Ia mencoba berpikir namun tidak menemukan jawaban yang konklusif.
"Kok bisa? Padahal mereka itu bener bener kaya orang pacaran loh. Dari gaya bicaranya, sikap pas berdua, sampai pas telepon teleponan aja..... mereka mesra banget." Freya seketika teringat dengan kejadian waktu itu. Ia hanya bisa mengepalkan tangannya untuk menahan rasa sakit di hati.
"Fre..." panggil Jessi pelan, ia meraih ke tangan Freya dan menyentuhnya lembut.
"Aku tau suka sama orang yang deket banget sama orang lain itu berat. Tapi, kita gak bisa nyerah begitu aja kan?" Ucapan Jessi membuat Freya melepaskan kepalan tangannya.
"Gak tau ah, aku binggung." Balas Freya menghembuskan napas berat. "Aku takut aja kalo misalnya mereka beneran pacaran, dan aku jadi ngerusak hubungan mereka."
Tanpa Freya sadari, air mata mulai mengalir saat dirinya melihat Fiony di kejauhan.
"Aku pernah ngerasain yang saat ini kamu rasain Fre. Walau ini kerasa sakit, tapi kamu harus berjuang sampai kamu dapet jawaban yang pasti. Jangan jadi kaya aku yang berhenti di tengah jalan dan menyesali pilihan itu. So, dont cry anymore okay?" Jessi mengusap pipi Freya sambil menghapus air matanya.
"Daripada kamu nangis lagi, gimana kalo aku sulap. Mau liat gak?" Lanjut Jessi.
Freya mengusap air mata dengan lengannya lalu mengangguk. Jessi meraih ke kantong roknya dan mengeluarkan sebuah kertas putih seukuran penggaris.
"Aku bisa nebak sifat kamu dengan kertas ini, percaya gak?" Tanya Jessi sambil tersenyum jahil.
"Hah? Mana bisa kalo cuma pake kertas, jangan jangan kamu stalking aku ya biar tau sifat aku?" Freya menatap Jessi tajam.
"Dih, jangan nuduh yang engga engga ya kamu."
"Yaudah yaudah. Emangnya gimana kamu bisa nebak sifat aku make kertas itu?"
"Gampang. Pertama, kita ukur dulu panjang wajah kamu. Kepala kamu jangan gerak ya Fre." Jessi meletakan kertas di wajah Freya dan mengukurnya dengan jari.
"Oke, abis itu kita ukur lebar kepala kamu." Jessi meletakan kertas itu lagi dan menutupi mata Freya.
Freya secara reflek menutup matanya karena kertas yang mendekat. Tapi, ia tiba tiba merasakan sesuatu yang aneh. Sebuah rasa dingin, sedikit hangat, dan basah di pipi sebelah kirinya. Freya terdiam saat dirinya sadar kalau Jessi baru saja menciumnya. Jessi melepas kertas dari kepala Freya dan menatapnya sambil menjilat bibir atas.
"Kalo kamu mau lagi, samperin aku aja ya." Ucap Jessi sambil memberikan wink sebelum berdiri dan pergi meninggalkan Freya.
Freya hanya terdiam melihat Jessi yang pergi menjauh. Tidak pernah terlintas dikepalanya kalau seseorang yang baru ia temui itu akan menciumnya di pipi seperti ini. Namun, bukan perasaan marah yang timbul karena kecupan itu. Melainkan sebuah perasaan yang membuat Freya binggung. Suka? Tidak, sepertinya belum sampai kesana. Penasaran? Mungkin saja.
Freya menyentuh pipinya yang masih berbekas kecupan Jessi. Jarinya terasa sedikit lengket dan dingin saat menyentuh bekas lipbalm milik Jessi yang menempel. Ia mendekatkan jarinya ke hidung untuk mencium bau lipbalm milik Jessi yang berwarna merah itu.
"Strawberry ya... Menarik." Ucap Freya sambil sedikit tersenyum.
Freya berdiri dan kembali ke kelas. Sesampainya di kelas, ia langsung duduk di lantai sebelah Olla dan bersender kepadanya.
"Buset dah, senyum senyum aja lu. Udah baikan sama Kak Fio?" Tanya Olla.
"Ah engga-engga, bukan itu. Cuma..... "
"Cuma?..."
"Kayaknya gua buat sementara ini bakal mengalihkan pandangan gua ke tempat lain."
"Ohh gitu... As long as you happy lah Fre."
"BTW, lu tau anak yang namanya Jessi gk Lla?"
"Jessi.... Kayaknya sih anak IPS 3. Kenapa emangnya?"
"I think im in love with her."
"Ohh.... HAH?!?!?!"
YOU ARE READING
Peony | Freya-Fiony
FanfictionBunga Peony, memiliki arti sebagai sebuah harapan dan kebahagiaan. Sama hal nya Fiony yang merupakan sumber harapan dan kebahagiaan bagi Freya.