Siblings (5)

3.1K 178 42
                                    

Aku masih punya 1 day off sampai selesai konser di Paris. Setelah itu, melanjutkan tour ke Asia. Soal louis, dia masih berlibur dengan Eleanor. Gossip tentang mereka dating sangat menggemparkan. Tak jarang foto Louis sedang mencium Eleanor. Itu membuatku cemburu, tapi aku harus ingat kalau sebentar lagi aku pasti juga akan diatur seperti itu oleh modest dan management.

"Harry, kan abis tour di Eropa kita akan ke Asia, tepatnya Jepang. Kebetulan sekali Kendall sedang ada pemotretan disana. Kau tau maksudku, kan?" tanya Paul. Aku mengigit bibir bawahku, lalu mengangguk. Tentu yang Paul maksud adalah aku harus mengajak Kendall hangout, sama seperti Elounor.

"Wow, hati hati diserbu paparazi!" ledek Zayn. Aku tersenyum. Aku butuh bicara dengan Louis sebelum ia mengira yang aneh aneh.

"Paul, kapan louis pulang?" tanyaku.

"Tomorrow. Why?"

"No problem. I just need to talk to him about my new status with kendall"

"Oh."

Aku beranjak dari sofa, lalu pergi ke kamar Niall. Ia sedang bermain dengan ponselnya. Harusnya aku senang dapat dayoff, tapi sekarang tidak, karna apartmen ini sepi tanpa Louis.

"Hei.." sapanya.

"Niall, kita ke starbucks yuk?"

"Um.. Tumben sekali mengajakku ke startbucks.." Ia melirikku aneh. Aku tak menjawab pertanyaan nya.

"Just kidding. Cmon!"

**

Kami memakai masker agar orang orang tak mengenali kami, walaupun aku tau orang sekitar memperhatikan kami. Kami tidak pergi dengan bodyguard, karna ku rasa hanya ke starbucks bukan masalah besar.

"So.. you miss him dont you?" tanya Niall memulai pembicaraan.

"Ya i do. And i get jealous with Ele"

"Harry. Yang penting kan Louis bilang kalau cuma kamu yang dia suka. So? Apa yang kamu harus cemburuin dari Ele?"

"I know Niall. Bagaimana kalau louis berubah pikiran? Bagaimana kalau ia lebih tertarik dengan wanita? Bagaimana kalau ia tak mau dibilang gay?"

"He loves you so much. Kau tak ingat pas interview dia mencium mu di depan banyak orang? Grow up mate!"

"Thanks Niall"

Dammit. Niall tampan sekali dengan kaca mata hitamnya. Oh no please Harry, kau ini berpikir apa sih?

"HARRYYY NIALL!!!!"

"OH MY GOD NARRY FOR LIFE"

"NARRYYYYY!"

"HARRY YOU ARE SO GAYYY"

Tiba tiba salah satu fans berteriak, membuat sekitar mengetahui kami. Aku dan Niall langsung berdiri dan perlahan berjalan ke pintu keluar.

"Take a picture with me please Harry! I love you so much please" lalu ku lihat seorang perempuan yang bertattoo 'larry' di lengannya menangis. Aku mengambil ponselnya lalu foto dengannya. "Dont cry, i love you" bisikku sebelum aku dan Niall benar benar meninggalkan starbucks.

"How crazy was that?" Niall terkekeh sambil menyetir. Aku ikut tertawa. Untung saja tak seramai biasanya. Tapi aku sedikit sedih ketika orang orang meneriaki ku gay. Memang aku jatuh cinta dengan Louis, tapi aku tak terlalu senang ketika orang memanggilku gay or manwhore. Bagaimana kalau louis merasakan hal yang sama lalu ia malu dan meninggalkan ku? Pertanyaan itu terus menghantui otakku.

"Harr? Kau kenapa?" Niall menyenggol pahaku. Aku tersadar dari lamunanku.

"No problem."

"Masih mikirin soal louis moveon dari kamu?" Aku terdiam.

Larry Stylinson [ Complicated ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang