Nyari Kang Cilok

63 5 0
                                    

Selesai membeli minum kita lanjut jalan naik motor, karena emang udah malem jadi makin dingin padahal udah pakai jaket. Aku menyelipkan tanganku disaku jaket kanan kirinya tubuhnya sedikit menegang saat kucondongkan kepalaku dibahunya tapi kemudian rileks, mungkin orang lain yang melihat posisi ini terlihat seperti sedang memeluk padahal aslinya nggak, aku takut dia geli jadi aku ga berani meluk lagian ini pertama kali ketemu aku gamau terlalu agresif ya bund ntar yang ada doi nya ilfil padahal pelukan aku bikin nyaman loh ga percaya? sama saya juga ;).

"Kamu punya hutang loh sama aku" ucapku memecah keheningan
"Hah hutang apa?" tanya nya agak teriak karena terbawa angin padahal naik motornya gak cepet, pelan banget kek sengaja dilama lamain hih
"Cilok, kamu kan janji mau beliin cilok" ucapku menyubit perutnya yang gemoy
"Aww.." teriaknya pura-pura sakit
"Oh iya yaudah kita cari kang ciloknya"
"Kamu liatin jalan sebelah kiri, aku sebelah kanan biar cepet ketemu kang ciloknya" ucapnya lagi
"Oke, kalo gak ketemu gak boleh pulang" ucapku mengedarkan pandangan mencari gerobak kang cilok.

Disepanjang jalan banyak yang jualan jajanan, ada yang jual jagung rebus, seafood, odeng, bakso, angkringan, seblak, martabak, banyak deh pokoknya soalnya disini ada pasar malam juga jadi banyak yang jualan pernak pernik dan pakaian sepanjang jalan ramai bosque, tapi kok gada tukang cilok yah daritadi.

"Gada nih gimana dong, udah keliling daritadi" ucapnya menepikan motor
"Beli yang lain dulu aja gimana?" tawarnya

"Ish tapi aku maunya cilok :( "
"Gada sayang... padahal biasanya jualan keliling kang ciloknya besok deh kita cari lagi gimana? udah malem banget soalnya" ucapnya
"Eum.. yaudah deh"

"Beli yang lainnya aja yah.. kamu pengen apa?" tanya nya
"Mampir ke indoapril aja yuk aku mau beli cemilan aja" ucapku merasa kasian kak Tami pasti cape, kadang aku gak bisa mengontrol sifat manjaku ini kalo lagi sama dia
"Yaudah ayok" dengan senang hati kami kembali melanjutkan perjalanan.

Sampainya di indoapril kak Tami membisikan sesuatu kepadaku
"Yang...beli itu yah..." bisiknya menunjuk benda persegi berwarna ungu yang dipajang dietalase
"No..." tolakku

"Please.. sekali aja" ucapnya memelas
"Gausah macem-macem ya by aku gak suka, gak baik juga buat kesehatan kamu oke" tegasku menggandeng tangannya menuju rak cemilan, melihat wajahnya yang masih cemberut aku iseng membisikan sesuatu yang membuatnya tersenyum
"Beli ini aja buat permainan kita nanti" ucapku mengerlingkan mata, diapun tertawa dan memilih rasa yang dia suka.

"Kamu suka pocky rasa vanila gak, ini enak tau"
"Oh ya yaudah beli dua sama yang strowberry" sementara Kak Tami membeli cemilan aku mengambil 2botol minuman Fresshtea ini enak apalagi kalo buat ci*&69#n ada rasa seger²nya 🌚 jangan lupa permen juga biar makin manis.

"Beli ini nih pasta kamu bisa gak masaknya?" tanyaku
"Gampang itumah, kamu mau aku masakin hum"  ucapnya menatapku
"Mau, masakin yah yang ini aja rasa bolognese" ucapku senang  akan dimasakan oleh mbak pacar kapan lagi kan.

Selesai belanja banyak kami pulang ke rumah, motor Kak Tami diparkikan diteras tetangga karena gak bisa masuk ke pekarangan rumahnya yang telah terjejer kursi-kursi orang hajatan.

"Habis darimana Mi gak ikutan gabung?" tanya tetangganya
"Duh iya nih mba lagi ada urusan maaf ya gak ikutan nimbrung" ucapnya pada mbak mbak komplek, kamipun berlalu
"Maaf ya gara-gara aku kamu jadi gak bisa ikut bantuin, aku gatau kalo lagi ada acara" ucapku merasa gaenak
"Gapapa sayang.. toh aku yang lupa ngasih tau lagian juga aku males gabung palingan diajak ngegibah ngerumpi, mending berduaan sama kamu" ucapnya terkekeh ish.

Saat memasuki kamar kami berpelukan melepaskan kerinduan yang selama ini kami pendam.
Karena sudah larut malam kamipun tertidur setelah membersihkan diri. Sumpah demi apa ternyata ini yah definisi nyaman tidur dipelukan orang yang kita sayang, beberapa kali ku kecup keningnya yang sexy itu dia menggeliat dan mengeratkan pelukannya padaku wajahnya ia tempatkan diceruk leherku. Akupun kembali mengelus punggungnya dan ikut tertidur.

LDR  (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang