SN - 1

26.9K 699 7
                                    

Sepasang mata sayu terus saja memperhatikan setiap gerakan seorang gadis di depan sana.

Saga selaku pemilik mata menatap gusar punggung gadis di hadapannya, tangannya bahkan saling meremas gelisah, sudah hampir 45 menit Ia duduk di meja makan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Nay," panggil Saga.

Tak suka ada keheningan di antara mereka, Saga akhirnya memberanikan diri membuka suara, walaupun suaranya sangat pelan dan hati-hati.

"Naya," panggil Saga lagi.

Bibir bawah Saga maju ke depan, Ia menatap punggung Naya gadis yang Ia panggil sedih, karena gadis itu terus saja mengabaikan dirinya dari gadis itu tiba di apartemen.

Sebenarnya Naya mendengar setiap panggilan Saga, tapi Naya sekarang sedang marah, Ia tak ingin berbicara dengan Saga, alhasil Ia hanya fokus membuat sarapan untuk mereka berdua, yaitu membuat nasi goreng seafood, yang di dalam nya mengandung telur, udang, dan cumi-cumi.

Merasa gelisah, akhirnya Saga berdiri dari duduknya, Ia tak sanggup jika terus berdiam-diaman dengan Naya, Saga sangat tidak suka jika Naya mengabaikan dirinya seperti ini.

Saga berjalan mendekati Naya yang sedang menyendokkan nasi goreng ke atas piring, lalu setelah berada di belakang Naya, Saga segera memeluk gadis tersebut dari belakang, membuat segala pergerakan Naya terhenti.

"Maafin Saga," ucap Saga teredam.

Saga mengeratkan pelukannya pada pinggang Naya, Ia menenggelamkan wajah nya pada leher jenjang Naya, sehingga suaranya sedikit teredam.

Naya menghela nafas pelan, lalu perlahan meletakkan centong nasi yang Ia pegang ke atas penggorengan.

"Lepas Saga," titah Naya.

"Gak mau, maafin Saga dulu, baru dilepasin," rajuk Saga.

"Aku bilang lepas."

"Aku bilang gak mau," tolak Saga mentah-mentah.

Lagi-lagi Naya menghela nafas, jika sudah begini Saga akan tetap pada pendiriannya yaitu terus memeluk Naya sampai gadis itu berkata akan memaafkannya.

Semenjak Naya datang ke apartemen, perasaan Saga tidak tenang, bukan tanpa alasan, tapi karena Ia ketauan sudah ikut balap liar semalam.

Naya mengetahui hal tersebut dari ponsel Saga, saat layar ponsel nya menampilkan satu pesan berisi 'Motor taruhan balapan semalam udah gue anterin ke apartemen lo'. Akibat hal tersebut Naya mendiamkan Saga.

Bukan tanpa alasan Naya melarang Saga balapan liar, itu karena dulu Saga pernah kecelakaan saat balap liar mengakibatkan dirinya masuk rumah sakit dan harus di rawat, dan satu lagi, Saga pun pernah di tangkap polisi saat terjadi tawuran antar peserta balap liar.

"Nay maafin Saga, janji gak bakal balapan lagi," pinta Saga memohon.

Tubuh Saga sedikit bergerak-gerak di belakang Naya, membuat Naya pun ikut bergerak, sepertinya Saga sedang merajuk.

"Yaudah," putus Naya.

"Yaudah dimaafin?" tanya Saga antusias.

Saga menjauhkan wajahnya dari leher Naya, lalu seutas senyum hadir di wajahnya saat melihat Naya menganggukkan kepala.

Dengan cepat Saga membalik tubuh Naya jadi menghadap dirinya, masih dengan tangan melingkar di pinggang gadis tersebut.

"Naya maafin Saga?" tanya Saga memastikan.

"Iya, tapi jangan diulang lagi, aku gak mau kamu kenapa-napa, ngertikan?"

"Ngerti."

Kepala Saga mengangguk antusias, lalu Ia memeluk Naya erat, membuat Naya tersenyum tipis. Tangan Naya bergerak membalas pelukan Saga, mengelus kepala Saga bagian belakang dengan sayang.

SAGANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang