SN - 13

4.9K 242 3
                                    

"WHAT THE HELL?"

Kedua tangan Mega terangkat dengan wajah terkejut sekaligus marah, tak lupa matanya melotot menatap ban motor miliknya yang kempes, perasaan tadi pagi saat berangkat ban itu baik-baik saja, tapi sekarang malah bocor.

Gadis itu mencak-mencak di parkiran yang panas, merasa marah sekaligus malu.

Tak jauh dari sana, ada Saga, Naya, Revo dan Rega yang tengah memandang Mega dengan raut wajah berbeda. Saga terlihat puas, Rega dan Revo pun sama puas tapi mereka berusaha menyembunyikan perasaan mereka.

Sedangkan Naya, Ia merasa kasihan kepada Mega, Ia tau betul ulah siapa itu.

"Gara-gara kamu kan?" tuduh Naya.

"Aduhh, ihh kenapa dicubit?" ringis Saga.

Kedua mata Naya melotot tajam seraya mencubit pinggang Saga, karena Ia tau, itu pasti ulah Saga, jika bukan dia memang siapa lagi? pikir Naya.

Bibir Saga cemberut, Ia mengusap-ngusap pinggang nya yang sudah dicubit kecil oleh Naya, jujur saja cubitan Naya memang mantap, terasa perih dan pedas.

"Lain kali jangan gitu, kasian dia," gerutu Naya.

"Siapa suruh gangguin kamu," acuh saga.

Mata Naya memutar malas, "Saga, jatuh pas olahraga itu wajar, lagian dia gak sengaja."

"Halah, mau sengaja atau enggak, tetap harus ada balasannya, untung gak aku buat celaka, cuma motor nya aja yang celaka bukan orangnya," balas Saga.

Ya ampun, batin Naya.

Kepala Naya menggeleng, Ia memang tak akan bisa melarang Saga melakukan apa kemauannya apalagi jika orang tersebut sudah menyakiti dirinya.

Saga tak akan pandang bulu pada siapa pun, Ia akan membalasnya. Mau itu perempuan atau pun laki-laki.

Lalu tak lama dari itu, Naya menoleh ke samping, dimana Revo dan Rega berdiri, membuat mereka berdua berdiri canggung.

"Kalian juga, bukannya nasehatin sahabat nya, ini malah dukung dia, pasti kalian kan yang udah bocorin ban motor Mega?" tebak Naya.

"Ehh kok bawa-bawa kita sih?" sanggah Revo tak terima.

Kedua tangan Revo bergerak menyilang, merasa tak setuju dengan apa yang baru saja Naya tuduhkan, padahal memang benar, Revo dan Rega lah yang sudah membuat ban motor Mega rusak.

Tadi saat jam pelajaran masih berlangsung, mereka berdua keluar dari kelas dengan alasan ingin ke toliet, tentu saja itu atas suruhan Saga yang mengiming-ngimingi mereka hadiah.

Rega bertugas mengawasi sedangkan Revo bertugas menancapkan paku ke ban motor tersebut.

Berbeda dengan Revo yang heboh menyanggah, Rega malah meraih tas nya yang sempat Ia taruh di kursi dekat parkiran.

"Gue duluan," pamit Rega.

Tanpa menunggu balasan dari yang lain, Rega segera melenggang pergi menuju motor nya terparkir, Ia lebih baik pulang dari pada diomeli oleh Naya.

"Kamvret, tungguin gue! gue nebeng!" seru Revo.

"Hehehe, gue duluan ya," sambung Revo menatap Naya dan Saga dengan cengiran khas nya.

Setelah itu Revo menyusul Rega yang sudah siap pergi menggunakan motor nya, kebetulan motor milik Revo sedang di servis jadi Ia akan nebeng pulang kepada Rega, karena mustahil jika Ia nebeng kepada Saga, yang ada nanti Revo ditendang.

"Mereka itu ya," gumam Naya dengan kepala menggeleng pelan.

"Udah ayo pulang," ajak Saga.

Dengan lembut, Saga meraih tangan Naya, menariknya pelan menuju tempat Ia memakirkan motor nya, Naya pun hanya menurut, mengikuti langkah kaki Saga.

SAGANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang