Seperti biasa Alea lebih senang menyendiri di perpustakaan sambil membaca buku. Ya, dia termasuk dalam jajaran murid berprestasi.
Bahkan sudah banyak ia menyumbang piala akademik untuk sekolahnya. Seharusnya, Alea mendapat beasiswa full selama sekolah, namun karena dia tidak memiliki kekuatan orang dalam akhirnya dia mau tidak mau membayar SPP mandiri.
Alea telah menemukan buku yang akan dibacanya, dia menuju tempat favorit di perpustakaan.
Menurut orang lain tempat itu berdebu, kotor, seram karena pemandangan jendela langsung menghadap hutan. Tetapi Alea menyukainya.
Seintrovert itu Alea.
Tempat itu berada di pojok tepat nya di bawah tangga menuju lantai 2 Perpustakaan. Tersudut dan tidak banyak orang tahu.
Namun, ketika Alea sampai dia melihat murid lain yang menempatinya. Murid laki laki itu tengah menelungkupkan kepalanya diantara kedua tangan. Seperti sedang tertidur.
Alea menghela nafas, bisa-bisa nya ada orang lain yang menempati tempat favorit nya.
"Woi, bangun!" Tidak ada kalimat yang lebih lembut dari itu. Alea mengguncang sedikit pria itu.
Punggung nya lebar dan tegap, rambut nya gondrong untuk ukuran anak SMA tetapi terlihat sangat terawat.
Masih belum bangun juga setelah menunggu beberapa detik.
Alea memutuskan untuk tidak memperdulikan dan duduk di samping nya. Sambil berusaha fokus pada buku Bank Soal untuk masuk ke perguruan tinggi.
Otak Alea sangat encer, dia bisa menuntaskan keseluruhan soal yang ada di buku itu dalam waktu satu hari penuh.
Karena suara pensil dan kertas yang beradu sangat kuat, lelaki itu tidak bisa untuk tidak terganggu. Dia menolehkan wajahnya ke samping pada sumber suara yang membuat nya terjaga.
Alea terlihat sangat serius mengotret salah satu soal hitungan sampai dirinya tidak sadar ketika laki laki berseragam di samping nya telah membuka mata dan memperhatikan nya.
"Aleanna W. Kenapa nama sependek itu masih harus disingkat?" Dia membaca name tag yang terlihat oleh matanya.
Alea sedikit terjingkat karena kaget, dilihat nya laki laki itu yang penuh dengan bekas tertidur nya di pipi.
Satu kata yang mewakili untuknya. Ganteng.
"Kepo Lo." Alea melanjutkan kembali fokus pada soal.
"Gue Sebastian." Lelaki itu menyebutkan namanya dan tersenyum miring sambil masih memperhatikan gadis yang menurutnya menarik.
Alea hanya menjawab dengan anggukan, gadis itu masih fokus pada buku nya.
"Lo kayaknya pinter. Kelas berapa? Ah pasti adek kelas gue, kan? Soalnya-" cerocos Sebastian.
"Bisa diem gak sih lo?" Kesal Alea, namun alih-alih takut, Sebastian malah terkekeh.
"Lucu."
Sebastian mengubah posisi nya menjadi bertumpu pada satu lengan dan menatap Alea dengan pandangan jahil.
"Apa sih!?" Alea geram, dia ditatap sebegitu nya oleh Sebastian. Membuat tidak bisa fokus saja!
"Lo lucu sih." Entah pujian atau penghinaan maksud dari kata-kata Sebastian. Yang pasti bagi Alea sangat mengganggu waktu belajar nya.
Alea tak acuh, dia melanjutkan belajarnya berusaha fokus ditengah keadaan ditatap oleh cogan.
"Diliat dari buku yang lo pelajari, kayaknya Lo seangkatan sama gue." Sebastian menaikan satu alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kupu-Kupu Malam
RomanceDia adalah Alea, gadis kelas 3 SMA yang kehidupan nya sangat sulit. Ditinggal oleh kedua orang tuanya karena bercerai, terlantar dan di urus oleh sang nenek, kemudian keadaan ekonomi yang kurang, membuat Alea memilih jalan yang salah dan menghalalka...