5

45 9 0
                                    

ART gelisah karena mereka tidak bisa mengantarkan makanan atau minuman pada Paing karena Matthew masih ada di ruang tamu tepat berdampingan dengan pintu kamar Paing, Paing masih di kamar mandi dengan posisi berbaring meringkuk tubuh nya gemetar karena saat ia mengintip dari lubang kunci jelas ia melihat Matthew di ruang tamu sedang mengetik di laptop nya.

"Kau lagi, sekarang apa mau mu?"

"Pine, akhirnya kau pulang juga"

"Aku sudah meminta mu untuk tidak ke rumah ku bukan?"

"Aku terpaksa, boleh aku menginap di sini"

"Tidak.... Aku tidak mau terlibat dengan urusan pribadi mu"

"Oh ayolah, kau sangat mudah tersinggung ada apa dengan mu?"

"Tidak ada apa apa"

"Malam ini saja, rumah mu tidak jauh dari bandara dan aku berangkat pagi pagi sekali"

"Boleh, tapi kau tidur di kamar ku dan aku akan tidur diruang kerja"

Matthew terkekeh ia senang sekali.

Paing mendengar percakapan antara Pine dan Matthew mengenai pekerjaan hingga larut dan itu saat yang tepat ia harus menemui Paing dengan makanan dan minuman karena ART nya mengatakan kalau Paing belum makan dan minum sejak pagi, pelan sekali Pine ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Paing mendengar percakapan antara Pine dan Matthew mengenai pekerjaan hingga larut dan itu saat yang tepat ia harus menemui Paing dengan makanan dan minuman karena ART nya mengatakan kalau Paing belum makan dan minum sejak pagi, pelan sekali Pine mengetuk pintu.

"Pine, buka ini aku"

Pine berbisik di pintu mendengar suara Pine membuat Paing buru buru dan hati hati membuka pintu dan saat Pine masuk mereka segera mengunci pintu lagi.

"Ini makan dan minum lah, kau tampak lesu"

Bisik Pain dan Paing mengangguk ia sangat lapar dan haus sejak tadi.

"Apa ia masih ada?"

"Ya, ia tidur di kamar ku"

"Pine minta ia pergi"

"Aku akan mengusirnya pagi pagi sekali, kau tidak usah takut karena aku akan menemanimu malam ini"

Pine mengangguk dan segera makan serta minum apa yang Pine bawakan, Paing terlelap di tempat tidur dengan kepala di pangkuan Pine membuat hati Pine tidak menentu dan ia menatap wajah Paing dan memang terkadang wajah cantik entah laki-laki atau perempuan akan memberi masalah pada pemilik nya.

Pagi ini Pine memenuhi janji nya dan ya Matthew ia usir pagi pagi sekali hingga membuat Matthew kesal dan ia bahkan merengut seperti perempuan yang PMS, Paing tersenyum mendengar cerita Pine dan ia merasa beruntung Pine bukan orang seperti Matthew...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Pine memenuhi janji nya dan ya Matthew ia usir pagi pagi sekali hingga membuat Matthew kesal dan ia bahkan merengut seperti perempuan yang PMS, Paing tersenyum mendengar cerita Pine dan ia merasa beruntung Pine bukan orang seperti Matthew karena Pine membantu nya dengan tulus tanpa imbalan apapun.

"Paing"

Paing yang sedang mengoles roti dengan mentega jadi menatap nya.

"Ada yang ingin aku tanya padamu"

"Tentu aku akan jawab katakan saja"

"Paing jika aku melamar mu, apa kau mau?"

Paing tersedak roti dan itu membuat panik Pine dan ART nya, Pine menepuk punggung Pine hingga Paing merasa lega.

"Pine kalau bercanda kira kira, kau mau aku mati ya?"

"Aku tidak sedang bercanda"

Pine kembali duduk dan ia tertawa dengan wajah bengong Paing.

"Aku serius, mungkin juga itu jalan keluar untuk mu lepas dari Matthew karena ia belum menyerah mencari mu dan sangat kesal tidak bisa menemukan mu"

Paing berpikir ia memang ingin lepas tapi apa ini caranya, sungguh Paing tidak akan terpikir untuk menikah.

"Beri aku waktu"

"Tentu, santai saja jangan di jadikan beban"

Paing mengangguk dan Pine ia bangkit lalu mengenakan jas nya dan Pine membuat nya kaget lagi saat Pine membisikkan sesuatu di telinganya hingga wajah Paing memerah hingga ke telinga.

Jawaban ya adalah jawaban yang di berikan oleh Paing dan mereka sementara menikah hanya di gereja saja mengingat sekarang tidak memungkinkan untuk di adakan resepsi mengingat Pine saat ini sedang ada proyek besar yang ia tangani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jawaban ya adalah jawaban yang di berikan oleh Paing dan mereka sementara menikah hanya di gereja saja mengingat sekarang tidak memungkinkan untuk di adakan resepsi mengingat Pine saat ini sedang ada proyek besar yang ia tangani.

"Kau tampak mengagumkan dengan warna putih Paing, cocok untuk mu"

Paing diam ia memalingkan wajah karena pada kenyataannya ia merasa putih dalam dirinya ternoda oleh Matthew.

"Ayo"

Suara Pine menyadarkan dan ia masuk ke dalam mobil yang mana pintu sudah di bukakan oleh Pine, ART mereka juga ikut karena mereka akan menjadi saksi untuk mereka. Paing  mendadak ragu dengan pilihan nya saat sampai di gereja yang sederhana jauh dari keramaian namun sangat indah dengan interior dan  dikelilingi oleh ladang perkebunan warga sekitar gereja.

"Kau siap?"

Paing menarik nafas panjang dan ia mengangguk lalu keluar dari mobil bersama sama, ada beberapa warga juga di dalam dan luar gereja karena pendeta rupanya mengabari beberapa warga kalau ada yang akan menikah mereka datang dengan sukarela sebagai tamu dan saksi juga.

Tbc

𝕱𝖆𝖙𝖊 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang