7

67 7 0
                                    

Matthew seperti orang gila berteriak teriak memanggil Paing ia tidak percaya ucapan Pine dan tentu saja ia tidak akan menemukan Paing di manapun, dia melemparkan pigura di meja foto Pine mencium perut Paing yang mulia terlihat membuncit.

Paing di hotel menikmati pemandangan Alpen ia suka semua nya terlihat putih duduk di kursi goyang mengusap perut besar nya yang memang tinggal menunggu hari, pelayan menelpon tadi dan Paing terkekeh mendengar apa yang Matthew lakukan namun ia puas ide Pine berhasil dan Pine tanpa setahu Paing sedang dalam perjalanan ke hotel.

"Mam"

Wanita paruh baya tergopoh menghampiri itu maid yang diutus oleh Pine untuk mengurus Paing saat ia akan melahirkan, Pine mendapatkan pesan dari maid dan ia mempercepat laju mobil nya namun ia harus tetap hati hati karena jalanan licin.

Pine gelisah, gugup dan bahagia di saat yang bersamaan karena Paing sedang berjuang di dalam, Pine masuk ia tidak bisa menunggu di luar mendengar Paing yang terus berjuang dengan suara tertahan dan air matanya keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pine gelisah, gugup dan bahagia di saat yang bersamaan karena Paing sedang berjuang di dalam, Pine masuk ia tidak bisa menunggu di luar mendengar Paing yang terus berjuang dengan suara tertahan dan air matanya keluar.

"Aku tahu kau bisa Paing"

"Sakit... Panas... Aku tidak kuat"

Isak Paing sembari mengejan kuat karena maid melihat kepala bayi berambut hitam lebat mulai keluar sampai Paing menggigit bibir nya dan mendorong lebih kuat, Paing meletakkan kepala nya ia bernafas cepat.

"Sekali lagi bantu aku ya, dorong kuat"

Pine mengangkat kepala Paing hingga hampir setengah duduk dan Paing mendorong kuat sampai terdengar suara tangis bayi yang kencang, Maid tersenyum memandang Pine dan Paing.

"Sehat dan normal, ia cukup besar dan laki laki. Selamat"

Setelah maid meletakkan kan bayi itu di dada Paing yang masih tidak percaya dan Pine ia kehabisan kata kata karena terlalu bahagia, Pine mengambil beberapa foto dan menyeringai.

"Kenapa kau terlihat menakutkan begitu? "

"Ssshhh Paing, kau istirahat saja ya aku harus mengurus seseorang dan pasti menyenangkan jika melihat langsung di banding di bayangkan"

Paing tidak tahu apa yang di maksud dengan ucapan Pine.

Matthew melemparkan ponsel nya ke ranjang dan mengumpat semua jenis umpatan sampai nama nama binatang yang bahkan tidak bersalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matthew melemparkan ponsel nya ke ranjang dan mengumpat semua jenis umpatan sampai nama nama binatang yang bahkan tidak bersalah.

"Aku kalah"

Matthew berteriak dan ia kembali diam, menarik nafas panjang lalu menghembuskan nya kasar.

"Tuan baik baik saja"

Gadis itu terlihat panik dan ia khawatir dengan tuan nya.

"Tidak, hanya Paing sudah menikah dan punya anak dengan teman ku eh maksud ku sainganku"

Gadis itu menutup mulut nya dengan mata berbinar dan ia tampak senang mendengar nya meskipun ia hanya kenal sedikit dengan Paing namun mereka cukup dekat.

"Maaf tuan tapi Paing layak mendapatkan nya, saya tahu tuan orang yang baik, relakan Paing bahagia, tuan"

Matthew menghembuskan nafasnya kasar dan menatap gadis itu, ia lumayan cantik hanya nasib nya membuat nya menjadi pelayan karena tuntutan ekonomi.

"Sudah berapa lama kau bekerja dengan ku?"

"Umm hampir tiga tahun tuan, ada apa tuan?"

"Kau mau naik jabatan?"

Gadis itu mengerutkan dahi.

"Jabatan apa tuan?"

"Jadi nyonya Matthew"

Mata gadis itu membulat sempurna sampai Matthew menciumnya membuat gadis itu manggut-manggut kayak robot namun wajah nya merah padam seperti tomat matang.

End

𝕱𝖆𝖙𝖊 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang