Awal Mula

23 7 3
                                        

" Hujan membawa bahaya dan membawa tenang, seperti aku yang menemuimu membawa luka dan membawa sebuah rasa "

–Nadeleine Elsevier Susilo

Sekarang ini, tempat tinggal Zadkiel dilanda hujan rintik rintik yang sedari tadi malam tidak kunjung reda

Dengan berat hati, Zadkiel bangun dari tempat tidurnya
Dalam hati nya, dia masih ingin tidur apalagi ditambah dengan cuaca menyejukan ini

Dengan langkah seperti orang mabuk, Zadkiel berjalan menuju kamar mandi dan mencuci muka bantal nya
Selang beberapa menit akhirnya Zadkiel keluar dan merebahkan dirinya di kasur kesayangan milik nya

Zadkiel meraih ponsel nya yang berada di atas nakas lalu membukanya

Banyak notifikasi yang belum ia baca dari semalam, notifikasi itu hanya di abaikan oleh Zadkiel dan berpikir itu tidak lah penting

Zadkiel adalah orang yang tidak bisa di ajak untuk basa basi maka dari itu Zadkiel terkadang blak blakan kalau berbicara

....................

Seorang anak perempuan berjalan menyusuri lorong yang di isi oleh anak anak yang tak ia kenal
Kata salah satu murid disitu ruang guru tidak susah jangkauan nya namun gadis cantik itu sudah berputar putar selama 10 menit namun ia tak menemukan ruang guru

Dia sudah pasrah, ingin bertanya lagi tapi malu

" Permisi, ruang guru dimana ya? " Anak itu akhirnya memberanikan diri untuk bertanya pada salah satu siswa yang tengah membaca sebuah novel yang kelihatan seperti genre horor

" Lurus aja habis itu belok kiri habis belok kiri, belok lagi ke kanan habis itu lurus " Jawab siswa tersebut dengan percaya diri

" Masih jauh ya ruang guru nya? "

" Gak tau sih, soalnya aku juga baru satu minggu disini "

Dengan perasaan yang seperti apa, Gadis yang mulanya bingung kini malah di buat bingung lagi

Dengan suara khas nya, anak itu akhirnya tertawa puas
" Sini sini gue liatin ruang guru nya dimana, mau liat kan? "

Gadis itu akhirnya mengangguk angguk kecil sebagai jawaban

" Nih, lu udah download aplikasi WHU belum? Nahh kalau belum, download cepet, di aplikasi itu lu bisa liat peta sekolah dan lain lain "

Dengan sigap gadis itu membuka ponsel nya dan segera mendownload aplikasi yang di rekomendasi kan untuk anak anak WHU

" Nah udah kan? Lu liat aja aplikasi itu, biar gak kesasar lagi "

Gadis tersebut akhirnya tersenyum puas dan tak lupa berterima kasih terhadap satu siswa tersebut

Bel sudah berbunyi menandakan pergantian jam pelajaran

Di kala itu, Zadkiel tengah bermain ponsel nya saat guru belum masuk dan suasana sangat ricuh

Seorang guru matematika - pak bruno -
Akhirnya memasuki ruangan kelas Zadkiel namun di barengi dengan 2 orang
Yang satu wali kelas nya dan yang satu gadis cantik yang entah siapa namanya

" Anak anak dengarkan dulu ya, mohon diam dulu " Lerai sang wali kelas

Ketika semua sudah diam, beliau melanjutkan bicara nya
" Jadi disini kalian akan mendapatkan siswi baru yang cantik ini, dia pindahan karena orang tuanya yang bekerja di daerah sini, ayo silahkan perkenalkan dirimu "

" Halo semuanya, perkenalkan nama saya Nadeleine Elsevier Susilo biasa dipanggil Elen, saya harap kita bisa berteman dengan baik "

Mulai detik itu, Zadkiel telah mengetahui nama orang yang membuatnya terpikat untuk pertama kali

" Kamu silahkan duduk di samping nya jendral ya " Ucap wali kelas nya

Namun di lain sisi seorang laki laki remaja sedang berada di pinggir gundukan tanah yang berusia 5 tahun itu

Kejadian 5 tahun yang lalu masih teringat jelas di fikiran Liam

" Sayang, apa kabar? Udah lama gak ketemu ya kita "

Liam mendongakkan kepalanya dan melihat langit yang begitu polos

" Kamu gak mau datang ke mimpi ku lagi ya? Kamu udah bahagia? Kamu mau kan datang ke mimpi ku lagi dan nyemangatin aku? "

" Aku bener bener gak bisa tanpa kamu, kisah kita gak akan ada habisnya "

" Kamu pun pas dateng ke mimpiku kamu nya malah bilang cari orang yang bener bener sayang sama kamu, jangan sampai kenangan ku dan kamu malah jadi penghalang kebahagiaan kamu "

" Iya, itu yang kamu katakan, hanya itu lalu pergi begitu saja "

Dengan hati nya yang hancur Liam akhirnya menumpahkan air mata nya
Begitu deras sehingga orang berfikir bahwa Liam baru saja ditinggal oleh kekasihnya

Dengan hati yang hancur juga, Liam mencabuti rumput yang mengganggu pandangan mata yang akan memperkotor tempat sang kekasih beristirahat untuk selamanya.

Hayieee
I'm back, aku akhirnya kembali dengan new chapter

Harapan nya kalian gak bosen pas
baca ini

Aku awalnya ragu banget buat nerusin

Antara malas ngetik dan gak ada ide buat next chapter tapii demi mengabulkan cita cita ku dari dulu, aku melawan rasa malas ku itu

Dan akhirnya jadi seperti ini

Jangan lupa buat komen dan juga like ya kalian semuaaa

Meskipun cerita ku sepi aku bakal tetep usahain buat up

See you in the next chapter 🍁

Z A N E || Slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang