prologue

39 14 6
                                    

Kisah seorang pejuang kebahagiaan yang bernama Zadkiel Miller Nalson dan kisah seorang perempuan yang bernama Nadeleine Elsevier Susilo. Mereka adalah anak anak yang lahir di US, mereka adalah anak anak yang bisa dikatakan sebagai anak orang penting.

bagaimana tidak? Nadeleine Elsevier Susilo yang dilahirkan oleh seseseorag yang bisa dikatakan cukup populer dengan karya karya novel yang ia buat membuat keluarga mereka tercukupi apalagi sang ayah yang menjabat sebagai polisi di Indonesia sekarang.

Tentang Zadkiel yang memang hidupnya selalu dipenuhi kekayaan tak membuat anak itu bahagia, faktanya Zadkiel mencoba untuk melupakan bahwa dia adalah hanya anak angkat seorang penulis buku sekolah dan seorang ayah yang kini bekerja di firma hukum

Sejak kepindahan nya ke Indonesia, Zadkiel beserta keluarga mendapatkan perlakuan baik oleh tetangga mereka, Keluarga Zadkiel masih lengkap, dengan keluarga nya yang mencintai Zadkiel, para asisten rumah tangga nya yang menyayangi Zadkiel.

Tetapi, hanya satu orang yang memang sangat benci dengan Zadkiel, orang tersebut adalah ayah nya nya.

" Bunda, aku mau pergi main sama temen temen " Ucap Zadkiel kecil

" Iyaa, boleh hati hati ya jangan sampai terluka "

" Iyaa bunda, el pergi dulu ya, byeee bunda cantik " Zadkiel kecil mengecup pipi sang bunda

" Byee juga el sayang, jangan lupa nanti kalau udah lapar langsung pulang ya "

Dan suatu ketika, Di malam hari yang sunyi

" Bundaaa, El sakit bundaaa " Teriak Zadkiel dari dalam kamar

Dengan terburu buru beliau langsung menghampiri anak nya yang memanggilnya barusan

" Kenapa el? " Beliau panik dan mencoba mengecek apakah anak nya baik baik saja
Ketika Berlian ( bunda Zadkiel ) menyentuh dahi sang anak ia kaget karena suhunya yang panas

" Astaghfirullah el, badan kamu panas banget "

" Ayah, a ayahhh" Rintih anak kecil yang bernama Zadkiel

" Iya sayang, ayah kamu masih ada kerjaan di luar kota, sekarang bunda ambilin kompres dulu ya"

" Gak mau bundaaa, bun-da di sini ajaaa "

Dengan sigap Berlian menelfon sang pembantu yang ia andalkan selama puluhan tahun ini

" Halo bu? Ada apa? "

" Bisa bibi ke kamar el? Zadkiel sakit bi, tolong bawain obat yang saya simpan di laci kesehatan dan bawain air anget sama handuk kecil, zadkiel gak mau di tinggal "

" Iya iya bu, segera "

Berlian mengusap usap kepala anak nya dengan lembut serta menenangkan el yang tengah memanggil manggil dirinya

Beberapa menit pun telah di lewati oleh mereka, Sang asisten kemudian memasuki kamar zadkiel yang memang tak di tutup oleh Berlian

Setelah mendapati apa yang di inginkan Berlian, ia segera mengompres Zadkiel kecil dengan hati hati agar demam nya reda sedikit

" Bunda, aku gak mau minum obat "

" Minum ya sayang, takut kamu nya gak sembuh sembuh "

" Zadkiel capek bunda, El gak mau minum obat obat lagi "

" El capek ya? Bertahan ya? Untuk bunda, untuk ayah, dan untuk mbok artanti "

" Gak bisa bundaaa, Zadkiel capek, Kenapa Zadkiel dilahirin untuk menerima sakit yang sebesar ini? "
" El takut kalau El bakal meninggal sekarang bundaaa "
" Apa yang harus El lakukan bundaa, El gak mau meninggal sekarang "

Dengan wajahnya yang sudah di aliri oleh air mata, Berlian memegang kuat jemari sang anak

" Maka dari itu El, ayo diminum obatnya, biar kamu gak sakit lagi, biar kamu bisa main sama temen temen kamu "

" Gak mauu, dada El rasanya sakit bundaa, El kenapa bundaa " Rengek Zadkiel kecil

Buku pertama yang ku buat
Semoga aja kalian pada suka dan gak bosen pas baca ini

Mau nya Sad end tapi sayang karakter
Jangan lupa untuk di vote ya kalian

Terima kasih 🍁

Z A N E || Slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang