Berikut apa yang akan kita bahas:
1. Apa itu prolog?
2. Cara menulis prolog
3. Tips menulis prolog
4. Apa itu epilog?
5. Cara menulis epilog
6. Tips menulis epilog
7. Haruskah cerita memiliki prolog dan epilog?
---
1. Apa itu prolog?
Prolog adalah pembuka sebuah cerita sebelum bab pertama yang terpisah dengan cerita/plot utama. Prolog tidak ditulis seperti bab-bab setelahnya, mungkin dari gaya kepenulisannya, latar waktu, atau bahkan dari sudut pandang yang berbeda. Namun yang pasti, prolog memperkenalkan isi cerita.
Prolog yang baik dapat:
- Memberi bayangan apa yang akan terjadi di dalam cerita (foreshadowing)
- Menetapkan sudut pandang yang digunakan (baik tokoh utama atau lainnya)
- Menetapkan nuansa cerita
Bingung mau menulis apa di prolog kalian? Kalian bisa tulis:
- Latar belakang cerita
- Spoilers (tentunya di bagian paling menegangkan!)
- Petunjuk tak terduga
- Narasi tentang tokoh atau sebuah kejadian dari sudut pandang lain
2. Cara menulis prolog
Tidak ada aturan resmi bagaimana cara menulis prolog. Namun, ada beberapa hal yang disarankan untuk ada ataupun tidak ada dalam prolog! Contohnya seperti:
- Perkenalkan tokoh utama 👋🏼✨
Hal ini bisa dilakukan dengan narasi mengenai si tokoh utama, sosok tokoh utama dari sudut pandang orang lain, atau mungkin selembar diary yang dituliskan tokoh utamamu ketika kecil.
- Beri petunjuk 🕵🏻♀️💫
Cerita ber-genre crime dan thriller biasanya menggunakan prolog untuk memberi petunjuk karakter, lokasi, atau misteri yang akan datang.
Terkadang prolog tersebut menceritakan kejadian puluhan tahun yang lalu atau menggambarkan sebuah lokasi antah-berantah sehingga nampaknya prolog tersebut tidak berkaitan dengan cerita. Namun, ketika pembaca menelisik halaman demi halaman cerita, mereka akan menyadari bahwa prolog tersebut berkaitan dengan cerita utamamu.
- Jangan masukkan penyelesaian 🏁❌
Bayangkan kamu sedang membuat cerita superpendek yang belum selesai. Terdapat hook untuk menarik minat pembaca, ketegangan kala membaca narasinya, adanya tanda-tanda titik pencerahan tiba, kemudian ... bab pertama dimulai!
- Jangan gunakan prolog untuk menambal kekurangan bab pertama ✍🏼❌
Kalau kamu kurang yakin bahwa bab pertamamu memuaskan, menambahkan prolog bukanlah solusi yang tepat. Revisilah bab pertamamu. Jika prologmu menarik minat pembaca, tetapi bab pertamamu "kurang", bisa jadi mereka malas membaca kelanjutannya.
3. Tips menulis prolog
- Pancing pembacamu dari bagian awal prolog
- Buat sependek mungkin
- Tambahkan detil yang penting saja (jangan info dumping!)
- Beri petunjuk konflik apa yang akan terjadi
4. Apa itu epilog?
Sebenarnya pengertian epilog mirip dengan prolog, bedanya epilog terletak setelah bab akhir cerita. Epilog terpisah dari cerita utama dan berbeda dibanding bab-bab cerita sebelumnya. Biasanya epilog menyuguhkan penjelasan apa yang terjadi setelah plot utama selesai.
5. Cara menulis epilog
Sama seperti prolog, tidak ada aturannya! Namun kalian boleh banget menuliskan epilog dengan hal-hal di bawah ini.
- Ceritakan masa depan ceritamu 👰🏻♀️💍
Berikan jeda pada kejadian bab akhir dengan kejadian di epilog. Dengan begitu, pesan yang hendak kamu sampaikan akan lebih jelas. Contohnya dengan memberikan kilas adegan kalau tokoh utamamu beberapa tahun kemudian menunjukkan bahwa ia sudah berubah menjadi sosok lebih baik, atau kebalikannya.
- Tunjukkan informasi yang belum pernah disampaikan 🧩✨
Dengan menambahkan perspektif atau info baru, kamu bisa membantu pembaca melihat klimaks cerita dengan sudut pandang lain. Dengan begini, kesimpulan yang kamu buat di akhir cerita menjadi lebih dalam ataupun kompleks.
- Narasikan awal yang baru 🥂💫
Berencana untuk menulis sequel? Jika iya, epilog bisa kamu gunakan untuk mengenalkan informasi yang bisa jadi penting di sequel ceritamu!
6. Tips menulis epilog
- Sebuah cerita seharusnya dapat menjadi utuh tanpa epilog
- Buat seringkas mungkin
- Jangan remehkan pemahaman pembaca
- Beri cliffhanger yang masuk akal dengan foreshadowing di bab-bab sebelumnya
7. Haruskah sebuah cerita memiliki prolog dan epilog?
Salah satu alasan mengapa kebanyakan orang menyarankan penulis tidak menggunakan prolog dan epilog adalah karena rentannya info dumping.
Mungkin rasanya ingin sekali kita memasukkan informasi menarik tentang karakter atau dunia di cerita kita, seperti bagaimana mereka hidup di masa kanak-kanaknya atau bagaimana sistem dunia kita berjalan. Namun terlalu banyak informasi di prolog ataupun epilog dapat membuat pembacamu kewalahan.
Sebelum menulis prolog atau epilog, tanyakan dirimu sendiri:
- Apa yang akan kutulis di prolog dan epilog ceritaku?
- Apa tujuan dari adegan-adegan yang akan kutulis di sana?
- Apa pengaruhnya jika ceritaku tidak menggunakan prolog dan epilog itu?
Pikirkan matang-matang, ya~
---
Referensi:
- https://www.masterclass.com/articles/writing-101-what-is-a-prologue
- https://howtowritelike.com/2020/03/23/how-to-write-a-prologue/
- https://blog.reedsy.com/guide/parts-of-a-book/prologue/
- https://www.masterclass.com/articles/writing-101-what-is-an-epilogue
- https://blog.reedsy.com/guide/parts-of-a-book/epilogue/
KAMU SEDANG MEMBACA
Materi Kepenulisan
Non-FictionHalo! Buku ini merupakan rangkuman materi yang sebelumnya telah di sampaikan di channel Telegram Odd Universe. Odd Universe merupakan tempat untuk siapapun yang ingin belajar menulis dengan tujuan memperkenalkan "dunia" mereka melalui karangan. Sem...