Bagian 6

1.1K 110 4
                                    

hari ini Michelle berniat menutup Coffee Shopnya, sebenarnya sudah dari kemarin ia mengumumkan ke pegawainya bahwa hari ini kedai tutup.

hari Minggu yang sepertinya akan cerah seperti biasa, secerah senyuman Marsha pada pukul 04.30 pagi ini di depan pintu rumah Michelle dengan masih mengenakan pakaian tidurnya.

"huftt sebenernya freak banget gue kesini subuh - subuh begini, tapi gapapa siapa tau dia kangen gue kan" monolog Marsha, lebih tepatnya dia yang sedang rindu terhadap gadis didalam rumah itu, cuma gengsi aja.

biasa, cewe.

ting tong

ting tong

ting tong

cklak

Marsha antusias sekali saat pintu utama itu dibuka, menampilkan gadis yang tingginya sebatas alisnyanya itu tengah mengucek kedua matanya

"eunghh siapa?" tanya Michelle dengan setengah kesadarannya

"masa lupa si sama Saya" mendengar suara yang tak asing itu, membuat mata Michelle otomatis terbuka

"DEMI TUHAN YA TANTE LO GANGGU TIDUR GUE BANGET SUMPAH!!" Michelle tidak dapat menoleransi kelakuan Marsha kali ini, suaranya meninggi otomatis

"ya maaf si, emang kamu ngga kangen Saya gitu?" ucap Marsha dengan wajah tidak bersalahnya

"lo kesini pagi buta begini cuma buat nanyain itu? jawabannya ENGGA SAMA SEKALI, PUAS?"

"marah-marah mulu heran, mending nyuruh Saya masuk" ucap Marsha lalu nyelonong masuk ke rumah Michelle

Michelle hanya bisa menarik nafas dalam dan panjang, menenangkan emosinya karena Marsha

Michelle beranjak menuju kamarnya lagi, ia sudah tidak peduli dengan kehadiran Marsha, mau apa juga terserah asal ga ngejual rumahnya aja udah.

Michelle Point Of View

daripada memikirkan tante gila itu lebih baik melanjutkan tidurku yang ter-skip tadi. namun baru saja mata ini tertutup, tubuhku tiba-tiba ditindih seseorang.

brukk

"kok ga ngajak si, Saya kan juga masih ngantuk" ucap seseorang tadi yang tak lain dan tak bukan adalah Marsha

"lo bisa nyingkir dulu ga dari atas gue?" jujur wajah Marsha saat ini mungkin hanya berjarak 10 cm dari wajahku, entah mengapa jantungku berpacu lebih cepat dari biasanya

"kenapa?"

"l-lo berat" ucapku sedikit terbata

"masa berat sih"

"ya pokoknya lo berat, udah sana minggir ah gue sesek napas nih gara-gara lo tindih"

sebenarnya Marsha memang tidak terlalu berat, tapi aku sudah tidak kuat di posisi seperti ini, apalagi aroma vanilla tubuhnya menyeruak di indra penciumanku.

"cium Saya dulu, nanti Saya turun dari atas kamu"

"ogah banget"

"yaudah Saya aja kalo gitu yang cium kamu"

Writer Point Of View

"yaudah Saya aja kalo gitu yang cium kamu"

cupp

"kok?!" otak Michelle seketika ngeblank, tadi itu apa? Marsha menciumnya untuk kedua kali tepat dibibir?

"kamu lama, Saya ga sabar nunggunya"

"ya ga gitu juga dong Tan, pelecehan itu namanya" Ucap Michelle tak terima

"mana ada, kamunya juga nerima aja tuh"

"RUMAH" ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang