Setiap sekolah tentunya mempunyai ceritanya masing-masing. Banyak hal menarik yang terjadi selama kita berada di tempat yang disebut dengan sekolah itu. Banyak tantangan juga yang diberikan di setiap waktunya. Banyak juga sosok teman yang membantu diri kita untuk terus berkembang di dalam sekolah itu. Tapi banyak juga yang mencoba untuk menghentikan diri kita agar bisa berkembang.
Di sekolah yang baru ini, tentunya aku berharap bisa mendapatkan teman yang baru. Yang mempunyai motivasi yang sama dan ketertarikan yang sama. Karena, salah satu fungsi dari sekolah adalah untuk bersosialisasi bukan? Ketika kita sedang belajar di kelas pun, kita juga sedang melakukan hubungan sosial bukan?
Kemarin malam, aku dijemput oleh papaku di stasiun kereta. Setelah mama meninggal, aku dikembalikan kepada papaku. Pilihannya hanya dua, aku dirawat papa kandungku, atau aku dirawat papa tiriku. Tentunya aku lebih memilih papa kandungku sendiri, meskipun sebenarnya dua pilihan itu tidak aku inginkan.
Papa kandungku gila kerja. Aku sendiri tidak ingat kenangan apa yang diriku punya tentang papa. Bahkan saat kedua orang tuaku bercerai, dan aku pergi menuju kota kelahiran mama bersama dengan mama naik kereta, papa tidak ada di stasiun untuk mengucapkan selamat tinggal.
Aku tidak tau pasti kenapa mereka berdua cerai. Karena setiap kali aku menanyakan alasannya kepada mama, pasti dirinya langsung memarahiku dan menyuruhku untuk tidak membahasnya. Aku sampai kesal, dan karena sudah terlalu penasaran aku pernah sampai membentak mamaku kembali. Tapi hasilnya, apakah aku mendapatkan jawaban yang aku inginkan? Tentu tidak. Perbuatanku saat itu hanya menghasilkan kesedihan yang mendalam yang dirasakan oleh mamaku hingga tubuhnya drop dan dirawat di rumah sakit.
Pada saat itulah, mama memutuskan untuk mencari pengganti papa. Dan tak selang dari itu, aku mempunyai papa baru. Saat itu, aku baru duduk di bangku kelas 2 SMP.
Papa tiriku baik sebenarnya. Dia sangat perhatian kepadaku, meskipun aku bukanlah anak kandungnya. Bahkan, bisa dibilang dirinya memperlakukanku sama dengan anak kandungnya, alias adik tiriku.
Ya, aku jadi punya adik tiri yang merupakan seorang perempuan.
Tunggu. Ini bukan tentangku. Ini tentang sekolah ini. Ada apa dengan sekolah ini? Kenapa hari pertamaku disuguhkan dengan kejadian yang tidak menyenangkan. Ada polisi datang ke sekolah. Ada seseorang bernama Zee yang merupakan anak kelasku menjadi korban pembunuhan. Orang gila macam apa yang mencoba untuk membunuhnya?
"Terakhir Zee bukannya jalan sama Marsha ya?"
"Iya, buat masalah ekskul kan?"
"Gak tau juga kalau itu."
"Tapi kemarin aku juga sempet liat Zee bareng sama Chika."
"Bukannya mereka musuhan?"
Bisikan-bisikan yang dapat aku dengar dari setiap anak yang duduk melingkar di lantai. Aku tidak ikut berkumpul dengan mereka. Aku berdiri sambil menyenderkan badanku ke balkon sekolah. Dari sini aku hanya diam memandangi lapangan sekolah yang tidak ada siapapun di bawah sana.
Bukannya aku tidak mau bergabung, tapi aku belum sempat untuk berkenalan dengan mereka, sedangkan mereka sudah duduk bergerombol dengan geng mereka masing-masing sejak disuruh keluar dari kelas.
"Chika sempet mukul Zee juga kok! Aku ngeliat langsung."
"Tapi masa Chika? Gak mungkin lah dia ngelakuin hal yang sekeji itu."
"Hati orang kalau udah kebanyakan bencinya pasti udah keras. Dan akhirnya dibutain sama kebenciannya."
"Bener, lagian kalian gak inget pas semester pertama? Si Chika sering banget berantem sama Zee. Sampe dia di skors."