Nikah hayuk

2.1K 84 5
                                    

"Bukan saya yang jatohin makanannya bu, anak ibu yang lempar makanannya pas buka pintu tadi" wulan menjelaskan kenapa makanan pesanan ibu tersebut bisa jatuh ke lantai.

Wulan yang sudah sangat lelah karena memakai tangga darurat untuk mengantar makanan itu sangat kesal dengan apa yang ia hadapi sekarang, tetapi demi uang ia rela melakukannya. Menjadi kurir pengantar makanan adalah pekerjaan sampingan wulan yang sedang kuliah, ia melakukan pekerjaan itu karena tidak ingin merepotkan orangtuanya.

Selepas ibu dan anak kecil itu masuk ke kamar mereka kembali, ia segera melepas topi yang ia pakai lalu mengumpat karena kesal.

"Hah! Cape banget anjing! dasar ibu-ibu sialan udah nuduh sembarangan terus gak bayar lagi jatohnya kan fitnah, ini juga kalo gue diterima kerja di mekdi gue ogah nganter-nganter kayak gini"

"Bukannya untung malah buntung, mana gue yang ganti rugi! Lagian kenapa gak makan makanan hotel aja sih?! Malah pesan makan diluar dasar setres, Awas aja kalo ketemu dijalan gue dorong lo ditengah jalan raya"

Wulan segera bergegas pergi dari hotel itu dan mencoba untuk memakai lift.

"Loh? Tadi kata orang-orang dibawah lift nya rusak? rusak matanya! Sengaja banget bikin gue cape huh dasar orang-orang jahat!"

Lift sudah hampir tertutup, akan tetapi seseorang menghentikannya. Ia segera masuk ke dalam lift yang menyebabkan wulan tidak bisa mengumpat sepuasnya didalam lift.

"Nih cowo ga tepat banget datang sekarang, orang lagi mau marah juga" Batin wulan sambil menatap sinis laki-laki itu.

Laki-laki itu terus menatap wulan dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak, perlahan ia mulai mendekat. Wulan yang merasa tidak nyaman menjauh ke samping dari laki-laki itu.

"Mas mau ngapain ya? Kok dekat-dekat sih? Jangan pikir karena kita cuma berdua disini jadi mas bisa seenaknya ya? Saya jago berantem loh mas jadi jangan coba macam-macam sama saya" wulan membentuk kuda-kudanya.

Laki-laki itu hanya terdiam dan terus menatap wulan dengan seksama akan tetapi ia juga terlihat ingin tertidur dalam waktu yang bersamaan.

"Woi mas!! Aneh banget sih ah kalo mau tidur sana sekalian check in, jangan tidur di lift" ucap wulan lalu keluar dari lift yang barusan sudah terbuka.

Wulan segera keluar dan berjalan agak cepat agar segera jauh dari laki-laki aneh tadi. Langkah kaki wulan terdengar banyak ditelinganya dan membuatnya terheran heran.

"Perasaan kaki gue cuma dua deh? Kok kedengarannya kayak delapan?"

Wulan segera berbalik ke arah belakang, dan yah! Benar saja bahwa laki-laki tadi mengikutinya sampai keluar hotel.

"Eh mas tolong dong, saya lagi cape banget hari ini jangan bikin saya tambah mau bunuh diri dong"

"Ayo, tidur sama aku" ucap laki-laki itu

Mata wulan terbelalak mendengar kalimat yang keluar dari mulut laki-laki itu.

"Mesum anjrit!"

Wulan berlari kencang pergi menjauh dari orang aneh itu, sekarang ia benar-benar ketakutan dengan orang itu. Kalimat yang tadi diucapkan oleh laki-laki itu terus terngiang dikepalanya.

"Anjir! Anjir! Anjiirrr!" Wulan berteriak karena tidak percaya dengan apa yang dialami olehnya beberapa menit yang lalu.

"Iyi tidir simi iki, bangsat banget mulutnya!! Pantesan ngeliatin gue mulu di lift tadi....mesum ternyata!"

"Hei" ucap laki-laki itu, yang ternyata tetap mengejar wulan.

"Lo lagi lo lagi!! Gue ga mau tidur sama lo! Lo kira dengan effort lo ngejar gue sampe sini gue bakal berubah pikiran dan nerima ajakan lo buat tidur sama lo gitu?! No way yahh lo pikir gue cewe apaan??"

Ia ingin berlari lagi tetapi ditahan oleh laki-laki itu.

"Please, jangan lari dulu. Aku bisa jelasin tentang ajakan tadi"

"Ga usah dijelasin, apapun alasan lo tetap gue ga terima dan ga mau!" Wulan memberontak.

"Oke kalo kamu gak mau, aku bayar deh gimana?"

"Tai lo! Lo gila ya? Lo pikir gue perempuan-perempuan malam?! Gue cewe mahal!"

"1 malam 500 juta?"

Wulan terdiam setelah mendengar tawaran dari laki-laki itu. Bohong kalau ia tidak mau, akan tetapi ia segera sadar.

"Mau 1 miliar kek! Mau 1 triliun kek! Gue ga bakalan mau tidur sama lo! Kita bukan muhrim anjay, dimana akal sehat lo" wulan menolak dengan kasar karena sangat kesal dengan orang yang sangat menginginkan dirinya itu.

"Oke, aku bakal nikahin kamu" ucap laki-laki itu tanpa beban

"Anjirr!? Demi apa?" Wulan sangat kaget, baru pertama kali ia bertemu dengan orang yang sesantai itu.

"Demi bisa tidur sama kamu"

"Gila lo ya???"

I'll Marry You | Park JongseongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang