Chaeyoung membenarkan tali tas nya. Ia berjalan dengan santai melewati pelabuhan menuju speed boat yang sudah ia minta siapkan dari June.
Saat di perjalanan Chaeyoung masih menyempatkan diri membeli minuman. Bahkan oranglain yang melihatnya mungkin akan mengira bahwa Chaeyoung hanyalah turis biasa yang sedang berjalan-jalan disekitar pelabuhan kota.
"Speed boat anda sudah siap, nona"
Chaeyoung menurunkan kacamata hitamnya, untuk sekedar menatap anggota junior 'Canine'.
"Apa kamu kenal dekat dengan June?" tanya Chaeyoung saat menaiki speed boat.
Junior itu tidak mengangguk juga tidak menggeleng, "June sunbaenim pernah menyelamatkan nyawa saya, jadi saya harus mengabdi padanya"
Chaeyoung mengangguk, "Dia itu suka pencitraan. Berhati-hatilah"
Junior itu terdiam.
Membuat Chaeyoung tertawa, "Aku bercanda"
"Katakan pada June, jika dia ingin mengirimkan seseorang untukku. Maka kirimkan orang lain selain teman-teman brengseknya"
"Itupun jika pukul 2 siang aku tidak ada kabar" kata Chaeyoung.
Junior itu mengangguk sopan, "Baik nona. Berhati-hatilah"
Tangan Chaeyoung terhenti saat akan melepaskan tali pengait speed boat pada tiang.
Ia menatap juniornya dengan geli.
"Kamu bisa menggunakan kata 'jangan mati dikandang musuh' daripada 'berhati-hatilah', junior"
Karena, untuk apa memberi nasehat atau salam perpisahan 'berhati-hatilah' ketika ia sadar sekali bahwa pekerjaannya sudah melewati tahap itu. Anggota 'Canine' sudah berada ditahap, jika sekarat haruslah mati diluar kandang musuh.
"Sampai jumpa, junior!"
. . . . .
Chaeyoung memacu speed boatnya dengan kecepatan tinggi. Pelabuhan tempatnya mendarat sudah terlihat.
Chaeyoung menyipitkan matanya. Mencari tempat atau kantor sebagai pusat informasi. Tapi dimana?
Seharusnya itu tidak jauh dari pelabuhan.
Chaeyoung bergerak memutari area pelabuhan. Ia hanya bisa mengumpat.
Dimana tempatnya?
"Dimana tempat sialan itu?" gerutu Chaeyoung dengan mengambil ponselnya.
Mengecek pesan dari June.
Berisi peta tempat pusat informasi.
Chaeyoung mengamati peta itu berulang kali. Takut jika matanya salah melihat.
"Demi Tuhan. Sejak kapan tempat informasi dengan berbagai komputer dan teknologi lainnya terletak di pinggir laut yang dikelilingi hutan?"
Chaeyoung ingin berteriak marah. Atau setidaknya menendang sesuatu untuk menyalurkan rasa kesalnya.
Waktunya sangat singkat tapi malah seperti ini.
"Sial"
Chaeyoung membanting stir speed boat. Menepi.
Chaeyoung mengambil tas dan pistol untuk dimasukan di celananya. Tidak ada waktu lagi, Chaeyoung harus bergerak cepat.
Chaeyoung turun dari speed boat dan langsung berlari ke arah hutan. Tidak ada kendaraan, tidak ada orang.
Cukup menyenangkan karena Chaeyoung tidak harus bersembunyi, ia bisa berlari bebas menerabas hutan.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck On You
FanfictionSejauh apapun berlari, Chaeyoung akan kembali pada rasa yang sama