"nin tunggu!" Kaira berhasil meraih tangan Ainin.
"apaan sih? Lepas" Aini segera menangkis tangan Kaira.
"lo harus ikut gw sebentar" kaira kembali memegang tangan Ainin dan menyeretnya paksa.
"lo mau bawa gw kemana sih?"
Kaira tidak menjawab. Namun dari arahnya, ia menuju ke rooftop.
Sesampainya diatas, Aini segera menangkis kembali tangan Kaira agar terlepas darinya.
"kenapa sih lo? Mau nyari gara-gara sama gw?" tanya Ainin.
Kaira menatap ainin dengan santai sambil melipat tangannya di dada.
"gw tau tentang penulis komik Lorenzo" - Kaira
"ckk-" Aini berdecak mengalihkan pandangannya.
"ya trus kenapa? Lo mau cerita ke gw? Bukannya sekarang lo udh punya temen baru ya?! Lagian gw bukan temen lo lagi sekarang"
"haha... Siapa juga yg mau cerita ke lo. Gw pernah kenal sama lo aja enggak, apalagi temenan" balas Kaira dengan kesal.
"mksd gw-kayaknya lebih enak kalo ngomong sama lo tuh to the point ya?! Okey, gw tau penulis komik itu kakak lo. Dimana dia sekarang? Bilang kakak lo suruh lanjutin komik itu Season 2 atau-" -Kaira
"atau apa? Lo ngancem gw. Gw itu anak pertama ya, gw cmn punya adik gw gk punya kakak. Soal penulis itu ya mana gw tau. Lgian gw gak suka komik itu buat semua penggemarnya patah hati" -Ainin
"gw tau, gw punya bukti. Atau mau gw sebar buktinya? Biar semua orang neror lo dan minta komik itu dilanjutin"-kaira
"lo ngomong apa sih? Lo sendiri yang bilang kita gak pernah kenal sebelumnya. Jadi gak usah so' kenal deh lo" Ainin segera bergegas pergi lebih dulu dari Kaira.
Selang tak lama Deon datang menghampiri kaira.
"hei kai, ngapain disini? Tadi lo ngomong apaan ke Ainin? Tumben lo mau ngobrol sm anak itu, biasanya-"
"aduh, udah udah ayo kekelas" Ucap Kaira memotong ucapan Deon.
*
Malam hari...Kaira tersadar dari tidurnya. Ia tiba-tiba sedang duduk disebuah kursi dengan tangan dan kaki terikat. Mulutnya tertutup dengan kain.
Aku dimana? Kenapa aku tiba-tiba ada disini?
Ia melihat ada seseorang membelakanginya. Pria itu memakai jaket dengan warna yg sama dengan Yg ia kenakan. Pria itu sedang menelpon.
"tenang saja, saya sudah mengurus semuanya" ujarnya lalu menutup telfonnya. Lalu pria itu berbalik keatah kaira. Kaira segera pura-pura belum sadarkan diri.
"dia belum sadar, sebaiknya aku keluar untuk mencari makan siang" pria itu keluar ruangan dan mengunci pintu. Tinggallah kaira sendiri diruanganan minim cahaya itu.
Sebenarnya aku dimana? Kenapa aku ada disini? Jika ini siang, berarti hari ini aku absent di sekolah😭 aku pasti dimarahin ibu.
Ibu...tolong aku
Deon tolong aku....
Teman-teman atau siapapun tolong aku....Kaira menangis tanpa suara. Hatinya terus menjerit jerit ketakutan.
Kaira berusaha untuk bergerak dan membebaskan diri. Namun, bukannya berhasil, ia malah menyenggol botol kaca yg berada disana hingga pecah. Suara berisik Kaira seperti didengar oleh para penjahat itu. Tak lama muncul 2 orang bertopeng.
"rupanya dia sudah sadar" ucap salah satu penjahat.
"kalau begitu segera laksanakan perintah bos" ucap penjahat lainnya.
Kain yang menutupi mulut kaira dilepaskan, lalu Kaira dibius kembali.
*
Brak...brak...brak...Ibu kaira menggebrak-gebrak pintu kamarnya. Sontak kaira terkejut dan segera bangun dr tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Fiksi
Fanfictionsudah tau fiksi, susah dimiliki, knp malah jatuh hati? Jangan dibaca sama bocil ya😉