4

24 5 0
                                    

Reza Ryanza

Reza Ryanza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Lorenza kini dibawa ksebuah apartemen mewah oleh pengacara tersebut. Setelah masuk ia duduk di sofa yang berhadapan dengan pengacara yang membawanya.

"tuan muda ingin ku buatkan apa?" tanya pengacara itu.

"jawab pertanyaanku! Kamu siapa?" Tanya lorenza dengan wajah datar.

Pengacara itu tersenyum simpul dan melepaskan kacamata hitamnya yg sedari tadi iya kenakan.

"sebaiknya aku akan membuatkanmu minum terlebih dahulu" pengacara keren itu melangkahkan kakinya menuju dapur modern disana. Lalu ia menyajikan air putih dimeja.

"minum lah, aku seperti yg kamu lihat aku tidak mencampur apapun keminuman itu"

Namun lorenza tetap diam. Pengacara itu kembali tersenyum.

"tidak usah takut, ini rumahmu. Ini semua milikmu" Ucapnya sambil menghela nafas.

"baiklah! Ini yg kamu mau kan?!" Pengacara itu berdiri tegap.

"perkenalkan nama saya Reza Ryanza Permana S.H, umur saya 24 tahun dan saya merupakan pengacara utusan dari Ayahanda tuan muda "

"siapa nama ayahku?" tanya lorenzo dengan tatapan kosongnya.

"Tuan Ardiyansah Rahendra"

"bukankankah dia juga masih di penjara luar kota?" tanya Lorenzo kembali.

"sebenarnya- ah maksudku iya sebaiknya tuan muda ikut denganku untuk mengobati luka tuan muda" ucap Reza duduk disebelah lorenzo yang tatanannya berantakan dan tatapannya tampak kosong.

"aku tidak terluka" jawab lorenzo tanpa ekpresi.

"sebiaknya tuan muda mandi dulu. Ok?" Reza mengantarkannya menuju kamarnya.

Selagi lorenzo mandi, Reza berbicara di telfon.

"halo! Apakah aku bisa bertemu Bos mu?"
"apa? Dia menghilang? Dari kapan"
"sudah 1 minggu yg lalu? Kalian tidak mencarinya?"
"belum ada kabar dari polisi? Ahhh baiklah, jika ada kabar dari bos mu cepat hubungi aku"
Reza menutup telponnya.

"polisi jaman sekarang kalau mau dilayani harus pakai uang😒 aku tidak bisa mengandalkan polisi saja. Ada yang aneh. Apa kecurigaanku benar?"

Ceklek... Pintu kamar terbuka. Mengalihkan perhatian reza. Tampaklah Lorenza keluar dengan sedikit fresh.

"baguslah. tuan muda sedikit lebih fresh" gumannya.

Lorenzo kembali duduk di meja makan. Kini ia menatap makanan yg telah disediakan oleh reza.

Reza merasa kebingungan melihat tingkah Lorenzo yg hanya menatap aneh makanan didepannya.

"kenapa tuanmuda?"

"makanan apa ini? Makanan kucing?"

"apah? Ma-makanan kucing? Ouwh itu makanan buatanku" ucapnya dengan wajah bersedih.

"aku tidak ingin makan"

"baiklah aku akan pesan apapun yg tuanmuda mau"

"aku ingin....steak"

"a-a-apa? Steak? Ah baiklak" ucapnya yg tak punya pilihan. Reza lalu menekan beberapa angka di hpnya.
"ah gpplah yg penting anak itu tak mati karna kelaparan" gumannya setelah memesan steak.

"hey! Kamu! Siapa namamu tadi?" tanya lorenzo. Reza yg berjarak agak jauh darinya mendekat kemeja makan.

"kenapa tuan muda? Namaku reza ryanza"

"oh baiklah harus kupanggil apa kau? Ajudanku? Asistenku? Atau pengacaraku?" Lorenza mulai ngelunjak.

kenapa dia jadi ngelunjak begini, perasaan dulu gk gini. Kelamaan di sel kali ya - batin Reza.

"terserah" reza lalu pergi untuk mengambil pesanannya yg sudah sampai.

.

Lorenza menyantap makanannya dengan lahap. Memang sudah lama ia tak makan enak.

"oh iya, kau tadi mau bicara apa? Dimana si Ardiyansyah itu?" tanya Lorenza di sela-sela makannya.

"a-a-iitu..."

Tuk..tuk...tuk..

Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu.

Ah baguslah,  ucap batin Reza.

Reza pun segera pergi membukakan pintu.

"selamat malam bos. Ini rekaman cctv dan berkas yg bos minta" ucap pria botak ber jas itu.

Reza menerimanya dan mengecek isi dokumennya.

"namun bos, ada kabar baik!perempuan itu muncul kembali"

"apa? Bagus, bawa dia kesini" ucap reza.

"namun kabar buruknya ia sedang di sandra oleh seseorang"

"apa? Siapa?"

"kami mencurigai itu adalah orang yg ingin menjatuhkan tuan muda. Orang yg memutar balikan fakta semua ini" papar si kepala botak itu.

"tugas kalian tetap menjaga data-data yg kita punya agar tuan muda tetap bebas walau bersyarat. Jika ada kabar lainnya. Tolong hubungi aku segera. Dan cari tau tentang perempuan itu"

"baik bos" ucap pria botak itu lalu pergi.

Reza menyimpan berkas dan flashdich itu didalam lacinya. Lalu ia kembali kemeja makan menemui tuan muda.

Ia melihat Lorenza sedang melamun sambil memegang gelas. Makanannya belum habis sepenuhnya.

"tuan muda kenapa?"

"aku harus mencari perempuan berikat rambut merah itu" ujar lorenza menatap Reza.

Bersambung....

***

Pagi hari,Kaira berlari terbirit-birit menuju kelasnya. Bahkan ia lupa belum mengikat rambutnya.

"Deooooooon!" teriaknya ketika sampai didalam kelas.

Deon yg sedang minum susu kotak akhirnya malah tersedak.

Uhuuuk uhukkk

"kenapa sih? Ngagetin pagi pagi udh teriak teriak aja" ucap deon.

"semalem aku mimpi seremm banget"

"mimpi apa?"

kaira mencerirakan mimpinya.

"ooh mungkin kamu abis baca webtoon ya?"

"enggak"

"cerita kamu itu persis kaya cerita webtoon yg baru aja di rilis semalem. Pasti kamu udh baca terus halu" ucap deon.

"webtoon webtoon. Aku belum baca webtoon apa apa. Webtoon apa sih?" tanya Kaira.

"Lorenza kan udh mulai dilanjut lagi"

Kaira segera melihat handphonenya. Dan membaca webtoon tersebut. Setelah selesai membaca:

"kok bisa sama sih sama yg dialamin aku waktu dimimpi? Padahal aku baru baca hari ini"

Cowok FiksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang