🍁 Kelahiran dan Selamat Tinggal

31 12 7
                                    


Di sini ada satu kisah
Cerita tentang anak manusia
Menantang hidup, hidup bersama
Mencoba menggali makna cinta

Tetes air mata
Mengalir di sela derai tawa
Selamanya kita
Tak akan berhenti mengejar matahari

~~~~~~~~Mengejar Matahari~~~~~~
{ Keisya Levronka Ft Andi Rianto }



BUITENZORG -- BOGOR, JAWA BARAT

15 September 1833 ,

Pukul 02.00 dini hari.

Hari ini dan pagi itu adalah hari dimana aku dilahirkan di dunia ini. Hari dimana akan ada suara baru yang menghiasi rumah besar Papa, Simon De Boer.

" AAAAHHHGGG!! "

" Ainur ayo sayang kamu pasti bisa... kamu kuat sayang.. Sedikit lagi. "

" Aaaaaaggghhh! "

Mama terus berusaha untuk mengejan agar bayinya lahir dengan keadaan sehat dan selamat. Ia berusaha untuk menghirup udara untuk tetap bernafas.

Tidak lama kemudian...

" OWEK OWEK! "

" Hah syukurlah nyonyaa, bayinya lahir dengan selamat, cantik. "

Bidan itu segera membalut bayi perempuan yang baru saja mama lahirkan menggunakan kain berwarna putih.

Tapi itu bukan aku...
Melainkan saudari kembarku.

Tidak berselang lama kemudian mama kembali berteriak kesakitan, ia akan melahirkan lagi. Papa yang panik segera memegang tangan kanan mama dan pundaknya.

Melihat kondisi mama yang menahan rasa sakit yang amat dalam, papa sedikit khawatir. Ia takut, takut kehilangan separuh jiwanya. Takut tidak bisa lagi bersama menikmati indahnya kehidupan yang telah Tuhan berikan untuk mereka berdua.

Mama menggenggam tangan papa sangat kuat, ia terus mengejan lagi dan lagi. Tidak habis-habisnya mama berteriak kesakitan dan mengatur nafasnya menahan rasa sakit yang amat-amat sangat dalam. Berulang kali juga bidan mengintruksikan mama untuk terus mendorong dan mengejan. Papa yang berada disamping terus memberikan dukungan.

Tapi bayi itu juga belum keluar.

" Simon a - aku tidak tahan la -lagi hah, sakitt. "

Mama terus mengatur nafasnya yang mulai terasa susah untuk ia hirup.
Mama lelah... Sangat lelah, itu terlihat dari matanya dan seluruh tubuhnya yang tidak terlihat baik-baik saja. Mama kehilangan banyak darah, genggaman tangan mama di tangan papa tidak sekuat tadi disaat akan melahirkan. Mama ingin menyerah saja.
Papa yang panik melihat kondisi mama yang lemas, segera menggenggam tangan kanan mama sangat kuat dan berbicara pada mama,

" Lihat mataku Ainur... Lihat! Kau harus kuat kau pasti bisa Ainur, pastii. Demi aku kumohon bertahanlah. Ayo kamu pasti bisa sayang, kamu adalah wanita yang kuat, ada aku disini suamimu. Kumohon bertahanlah, sedikit lagi bayi kita akan lahir. Kita akan menyambut nya bersama. Ayo Ainur! Ayo sayang! "

Kali ini papa sedikit mengeluarkan air matanya.
Mama mengusapnya pelan.

" Kau tidak mau meninggalkan ku kan? "

Mama menggelang pelan.

" Ayo sayang..."

Papa mengecup lembut di dahi mama cukup lama.
Dan mama kembali mengejan berusaha untuk mengeluarkan bayinya agar tetap hidup.

EMMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang