"Kue cokelat ini untukmu Sayang," Liana tersenyum manis sembari menyodorkan sebuah kue cokelat di kedua tangannya.
Brak!
"Berhenti Liana! Berhenti melakukan semua ini! Norman sudah mati!"
Frist meninggalkan Liana yang termenung di depan meja kerja lelaki tersebut. Beberapa saat kemudian, Liana kembali tersenyum manis.
"Liana,"
Liana mendongak, menatap wajah kekasihnya dengan penuh kasih sayang seperti biasa.
"Jangan cemas Norman, suatu saat Frist pasti akan sadar dan mengerti." Liana memberikan senyuman terbaiknya untuk sang kekasih.
Norman mengangguk pelan, berusaha tenang seperti kata-kata perempuan tersebut.
0o0o0
"Kenapa kau menyajikan tiga piring?"
Liana tersenyum lembut, kemudian menatap kakaknya. "Tentu untuk Norman."
Frist mengusap wajahnya gusar, ia mengerti jika Liana tak menerima kematian Norman sebulan yang lalu. Namun ia tak ingin adiknya terlalu larut dalam kesedihan seperti ini.
Tok Tok
"Ah, mungkin itu Norman."
Liana bergegas menuju pintu namun ketika daun pintu terbuka lebar, ia malah mendapati tiga orang berseragam polisi berada di depan rumahnya.
"Maaf Nona, apakah benar ini kediaman Tuan Goth?" Liana mengangguk pelan, kemudian berteriak memanggil kakaknya.
"Apa yang sudah kau lakukan Frist?" Gumamnya lirih.
"Benar anda adalah Tuan Frist Goth?"
"Ya, benar. Saya sendiri."
"Kami telah mendapat surat perintah penangkapan anda atas tuduhan percobaan pembunuhan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Creepy Story
HorrorSeringkali, kita tidak sendirian. Apa manusia diciptakan untuk hidup sendiri? Tidak! Ada mereka yang menemani. Vote dan komen untuk mendukung Author. #-4 on dedemit -18/12/21-