Ø Mungkin ada beberapa typo
Ø Bahasa Baku
Ø Mungkin masih ada yang belum sesuai dengan EYD
Ø Cerita bertemakan LGBT/sesama jenis/boys love/boyXboy/gay/YAOI/MPREG
Ø Dewasa 18+
Jika tidak suka dengan genre cerita yang saya buat, saya tidak memaksa untuk membaca.
Selamat Membaca dan Selamat Menikmati!
***
Lembayung senja mulai memudar, cahayanya yang indah perlahan mulai menghilang dan digantikan oleh cahaya lampu yang menerangi jalan-jalan kota dan desa. Semakin beranjak malam, suasana kota semakin ramai dibandingkan pada siang hari. Sementara di pinggiran kota dan desa, semakin malam suasana semakin sunyi. Hanya deru kendaraan yang menemani malam.
Waktu menunjukkan pukul tujuh malam saat Askara membuka matanya. Kini ia tampak lebih segar. Matanya yang merah kini sudah kembali bening. Jejak kelelahan pun sudah tidak terlihat setelah ia beristirahat dengan cukup.
Askara menatap laki-laki yang telah ia selamatkan, yang masih berbaring di atas tempat tidur. Ia bangkit dan duduk di tepi tempat tidur, mengecek suhu tubuh laki-laki itu sebelum pergi mandi dan membuat makan malam. Ia harus mengisi perutnya sebelum berangkat bekerja supaya ia memiliki tenaga saat bekerja nanti. Tidak lupa Askara juga membuatkan makanan untuk laki-laki itu, berjaga-jaga jika laki-laki itu terbangun saat ia pergi bekerja.
Setelah makan malam, Askara mengganti perban pada laki-laki itu. Keheranan tampak jelas di wajahnya saat melihat luka pada laki-laki itu sembuh dengan cepat. Hampir tujuh puluh persen luka di tubuhnya pulih dalam waktu satu hari. Hanya menyisakan bekas luka yang tampak lebih putih dari warna kulit laki-laki itu yang memang putih.
Walau begitu Askara senang melihat laki-laki itu pulih dengan cepat. Namun anehnya, walau luka pada tubuh laki-laki itu sudah mulai pulih, tetapi laki-laki itu masih tidak sadarkan diri. Dengan telaten Askara kembali membalut luka-luka yang masih belum pulih. Mungkin karena luka itu sangat dalam, sehingga luka itu memerlukan waktu yang lebih lama untuk bisa pulih dengan cepat.
Setelah selesai merawat laki-laki itu, Askara segera berangkat ke tempat kerjanya. Ia juga menulis sebuah pesan di atas meja di mana ia meletakkan makanan untuk laki-laki itu di sebuah meja lipat kecil di samping tempat tidur.
Dengan langkah besar dan cepat, Askara meninggalkan rumah dan berjalan menuju pangkalan ojek yang tidak jauh dari ujung gang.
Sekarang sudah pukul delapan malam lewat lima belas menit, dan ia tidak ingin terlambat tiba di tempat kerja. Ia terlalu banyak berhutang jasa kepada Ziven, pemilik Moonstar Club, klub malam tempatnya bekerja. Karena itulah Askara tidak ingin mengecewakan Ziven, dan ia berjanji kepada dirinya sendiri jika ia akan bekerja dengan giat. Biasanya Askara berangkat pukul delapan tepat, tetapi karena ia bangun terlambat dan juga harus merawat laki-laki di rumahnya, membuatnya berangkat lebih lambat. Sebenarnya ia bisa saja mengabaikan laki-laki itu karena lukanya yang sudah mulai pulih, tetapi hati kecilnya memaksanya untuk merawat laki-laki itu.
Walau banyak kendaraan yang melewati jalan besar, tetapi tidak ada angkutan umum yang akan lewat pada malam hari. Angkutan umum hanya lewat dari pukul tujuh pagi hingga pukul lima sore. Di luar jam itu, tidak akan ada satu pun angkutan umum yang lewat, seandainya ada pun mereka tidak akan berhenti.
Karena kurangnya transportasi, sekitar lima puluh meter dari depan gang, ada sebuah pangkalan ojek. Itu pun hanya beberapa orang saja yang mangkal di sana. Karena tidak banyak masyarakat sekitar yang bepergian pada malam hari, kecuali mereka yang bekerja di kota seperti dirinya. Namun kebanyakan mereka memiliki kendaraan sendiri dan hanya bisa dihitung dengan jari yang bekerja hingga malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUYUNG [Slow Update | BL | MPREG]
General FictionSLOW UPDATE! Kerajaan Sagara Purva menyerang Kerajaan Sagara Dakshina secara tiba-tiba, membuat banyak memakan korban dari pihak Kerajaan Sagara Dakshina. Bahkan banyak prajurit Kerajaan Sagara Purva memasuki ibu kota Kerajaan Sagara Dakshina dan me...