Ø Mungkin ada beberapa typo
Ø Bahasa Baku
Ø Mungkin masih ada yang belum sesuai dengan EYD
Ø Cerita bertemakan LGBT/sesama jenis/boys love/boyXboy/gay/YAOI/MPREG
Ø Dewasa 18+
Jika tidak suka dengan genre cerita yang saya buat, saya tidak memaksa untuk membaca.
Selamat Membaca dan Selamat Menikmati!
***
Askara bekerja dengan pikiran yang terus tertuju kepada Alankar yang saat ini berada di rumah. Perasaan khawatir akan laki-laki itu selalu menghantui dirinya. Walau mereka baru saja bertemu, tetapi entah kenapa hati kecil Askara tidak tega melihat Alankar terluka dan kesakitan.
Walau Askara mengkhawatirkan Alankar, tetapi ia berusaha bekerja dengan profesional. Ia tidak ingin rasa khawatirnya kepada Alankar mempengaruhi pekerjaannya. Apalagi Ziven sudah banyak membantunya selama ini. Jadi untuk membalas kebaikan laki-laki itu, Askara hanya bisa bekerja dengan baik.
Moonstar Club hari ini sangat ramai meski tidak seramai saat akhir pekan. Askara sibuk melayani pelanggan yang berdatangan bagaikan air mengalir.
"As, ada yang mencari kamu," ucap Daffin kepada Askara yang baru saja selesai minum.
"Siapa?" tanya Askara dengan kening mengernyit dalam.
Daffin mengangkat bahu. "Tidak tahu. Lebih baik cepat kamu temui mereka. Aku harus kembali bekerja." Daffin meninggalkan dapur.
Askara bergegas meninggalkan dapur dan menuju ke bartender. Di sana ada beberapa laki-laki berpakaian hitam. Wajah mereka terlihat sangar dan menakutkan.
"Apa kau yang bernama Asakara?" tanya seorang laki-laki bertubuh besar.
"Iya. Ada perlu apa, ya?" tanya Askara penuh tanda tanya. Ia tidak mengenali sosok pria itu.
"Kedatanganku ke sini untuk menagih hutang yang kau pinjam."
"Tapi saya tidak pernah merasa berhutang kepada Anda," ucap Askara terkejut dan juga heran.
"Kami tidak peduli kau berhutang kepada kami atau tidak. Tapi kau harus membayar hutangmu, atau kalau tidak, aku dan anak buahku akan menghancurkan tempat ini sampai kau membayar hutangmu."
Laki-laki itu mengambil sebuah kertas dari dalam saku jaketnya dan memberikannya kepada Askara yang langsung diraih oleh Askara.
Mata Askara terbelalak melihat namanya tertera di atas kertas itu dengan kalimat bahwa dirinyalah yang bertanggung jawab untuk membayar semua hutang yang telah dipinjam.
Askara menatap laki-laki itu. "Tapi saya benar-benar tidak merasa meminjam uang kepada Anda."
"Kami tidak peduli siapa yang meminjam. Sesuai perjanjian di kertas itu bahwa kamu yang akan membayar, jadi kamu harus membayarnya. Sekarang sudah jatuh tempo dan kamu harus membayar lunas semuanya hari ini."
Kepala Askara tiba-tiba menjadi pusing. Ia yakin ini semua pasti ulah dari paman dan bibinya. Sebab tidak ada orang lain lagi yang tega berbuat seperti ini kalau bukan keluarga paman dan bibinya.
"Tapi saya tidak memiliki uang sebanyak ini," ucap Askara. Dalam perjanjian itu, tertulis bahwa dirinya harus membayar hutang sebesar tiga puluh juta rupiah. "Bisakah saya membayarnya dengan mencicil?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DUYUNG [Slow Update | BL | MPREG]
General FictionSLOW UPDATE! Kerajaan Sagara Purva menyerang Kerajaan Sagara Dakshina secara tiba-tiba, membuat banyak memakan korban dari pihak Kerajaan Sagara Dakshina. Bahkan banyak prajurit Kerajaan Sagara Purva memasuki ibu kota Kerajaan Sagara Dakshina dan me...