BAB 3 : Menghapus Ingatan

87 12 0
                                    

Ø Mungkin ada beberapa typo

Ø Bahasa Baku

Ø Mungkin masih ada yang belum sesuai dengan EYD

Ø Cerita bertemakan LGBT/sesama jenis/boys love/boyXboy/gay/YAOI/MPREG

Ø Dewasa 18+

Jika tidak suka dengan genre cerita yang saya buat, saya tidak memaksa untuk membaca.

Selamat Membaca dan Selamat Menikmati!

***





Alankar membuka mata setelah mendengar pintu rumah tertutup. Ia mencoba menggerakkan tangan dan kakinya yang kini tidak terlalu sakit. Luka-luka di sekujur tubuhnya pun sudah hampir pulih. Hanya meninggalkan beberapa bekas pada luka yang dalam. Namun walau begitu, Alankar masih merasa lemah. Walau luka fisiknya hampir sembuh total, tetapi tenaga dalamnya masih belum kembali.

Setelah cukup lama melakukan pergerakan, Alankar mencoba untuk bangkit dari tidurnya. Alankar memaksakan kakinya yang kaku-walau sudah melakukan pergerakan-untuk bersila. Kedua tangannya ia letakkan di atas lutut dengan telapak tangan menghadap ke atas, ujung jari tengah dan jempol menempel.

Alankar mengambil napas dalam-dalam sebelum memejamkan mata. Ia mengosongkan pikirannya untuk mulai bersemadi. Karena dengan bersemadi, Alankar akan bisa dengan lebih cepat memulihkan tenaga dalamnya. Dengan begitu ia bisa menggunakan kekuatannya untuk bisa segera meningalkan tempat ini secepatnya.

Sebenarnya ia bisa saja bersemadi dengan posisi tidur, tetapi posisi itu tidak banyak membantu. Semadi dengan posisi tidur tidak bisa membuat Alankar untuk fokus, sehingga ia memilih untuk bersemadi dengan posisi duduk, dengan begitu ia bisa fokus.

***

Askara menghela napas lega setelah Moonstar Club tutup. Malam ini sangat melelahkan baginya, belum lagi pelecehan yang diterimanya, membuat dirinya sedikit tertekan. Walau begitu ia tidak pernah mengatakan kepada siapapun, bahkan saat Baron bertanya kepadanya tadi, ia hanya mengatakan jika ada seorang pelanggan yang bersikeras memintanya untuk menemani minum.

"Ayo kuantar pulang!" ajak Baron setelah mereka keluar dari Moonstar Club.

"Tidak, terima kasih, Bar." Askara menolak secara halus. "Aku bisa pulang sendiri. Tadi aku sudah meminta Paman Bayu untuk menjemputku jam setengah empat."

"Baiklah. Kalau begitu aku pulang dulu." Baron tidak memaksa dan berjalan menuju ke tempat parkir.

Askara sendiri segera meninggalkan Moonstar Club dan menunggu Bayu di tempat biasanya. Hari ini Bayu mendapat banyak pelanggan hingga lewat tengah malam. Jadi pada pukul setengah tiga dini hari tadi Bayu mengirimi Askara pesan bahwa hari ini ia ia bisa menjemput pemuda itu. Memang biasanya Bayu akan menjemput Askara saat pulang jika dirinya sedang banyak pelanggan, tetapi jika tidak, ia akan pulang lebih awal dan tidak bisa menjemput Askara.

Tidak sampai sepuluh menit Bayu datang dan menghentikan kendaraannya tepat di hadapan Askara. Ia menyerahkan helm kepada Askara dan kembali menjalankan sepeda motornya setelah Askara duduk nyaman di jok belakang dengan helm terpasang di kepalanya.

Bayu menghentikan sepeda motornya tepat di depan gang sesuai permintaan Askara. Pasalnya Askara tidak ingin merepotkan Bayu, jadi ia selalu meminta Bayu menurunkan dirinya di depan gang. Apalagi ini sudah hampir fajar, pastinya Bayu juga harus segera beristirahat.

Askara melewati gang dengan langkah lebar untuk segera sampai di rumahnya. Ia harus tidur walau hanya dua jam agar nanti ia tidak mengantuk saat kelas berlangsung. Sebab pukul delapan pagi nanti Askara ada kelas sampai pukul dua belas siang. Karena itulah ia harus segera tidur supaya dirinya bisa mengikuti kelas dengan baik.

DUYUNG [Slow Update | BL | MPREG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang