╰ׅ݊ ⟴ ׁ ۪ Menjadi Bintang

554 62 6
                                    


꒰ ୭ৎ ꒱

Third person POV.

"Loh [M.n] ngapain malem malem jam segini di taman??" Tanya Toro kepada pemuda yang sekarang sedang berbaring di atas rumput yg hijau sambil melihat ke arah langit mengamati bintang bintang yang terlukis begitu indah. Sang empunya nama yang mendengar namanya disebut langsung menoleh ke arah Toro lewat ujung matanya dan tersenyum kecil ketika menyadari itu adalah salah satu teman dekatnya di madesu.

"Hm? Oh ini lagi nikmatin udara segar malam hari sekaligus liat liat bintang, hari ini bintang muncul lebih banyak loh tor"

"Iyakah? Berarti kamu sering banget ya mengamati bintang setiap malam" tanya Toro yang duduk disebelah [M.n] yang sedang tiduran di atas rerumputan.

"Gak sering kok, kalo sempet aja. Tor ini mungkin gak mendukung dengan keadaan yang sekarang tapi kamu punya suatu mimpi gak?" Sekarang [M.n] bangun dari posisi tidurnya dan duduk seperti Toro sekarang, sembari memeluk kedua kakinya didepan dadanya.

"Belum pasti sih aku punya mimpi atau tidak jadi masih jalanin hidup dengan mengikuti alurnya saja" bales Toro dengan nada yang terbilang pelan mungkin seperti bisikan tetapi hal tersebut bisa didengar oleh [M.n].

"Kalau kamu sendiri [M.n]? Kamu punya kan?" Yang di tanya hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum sedikit sebelum membuka mulutnya untuk bicara.

"Mungkin suatu saat nanti jika aku meninggalkan hidupku ini untuk selamanya aku ingin terlahir kembali menjadi bintang di langit malam... Karena Mereka terlihat begitu indah ketika bersinar, aku ingin menjadi salah satu dari mereka.." Toro yang mendengarkan itu merasakan perasaan yang campur aduk, dia juga sama sekali tidak paham apa yang sekarang dia rasakan sekarang ketika mendengar perkataan pemuda di sampingnya itu.

"Semoga beruntung kurasa" Ucap Toro

"Terima kasih... Pasti kok" [M.n] hanya terkekeh kecil dan melanjutkan untuk mengamati bintang malam itu bersama sahabatnya.

Toro tidak tau ternyata percakapan mereka tentang bintang tersebut akan menjadi percakapan terakhir mereka pada malam itu, pada keesokan harinya [M.n] menghembuskan nafas terakhir disaat dia sedang di oprasi pada bagian jantungnya.

Nyawa [M.n] tidak bisa terselamatkan karena penyakitnya yang sudah begitu parah, penyakit tersebut tidak disadari oleh keluarga
maupun dirinya sendiri.

Dan disini lah sekarang dimana Toro berdiri di samping pemakaman pemuda yang menjadi sahabatnya paling waras disekolah, Toro sedang memegang bunga mawar putih. Toro memperhatikan pemakaman [M.n] dalam diam dengan tatapan kosong, dia masih tidak percaya bahwa kemarin malam akan menjadi percakapan mereka yang terakhir.

"Tak ku sangka kau akan pergi begitu cepat, padahal kemarin kita begitu menikmati percakapan tentang bintang..." Toro menghela nafas dalam dalam sebelum meletakkan sebuket bunga mawar putih di samping foto [M.n] dan tersenyum lemah setelah itu.

"Kuharap keinginanmu untuk menjadi salah satu bintang di langit malam terwujud" dia menyeka sisa air matanya dengan tissue dan memberikan tos pelan didepan batu nisan yang terukir nama sahabatnya.

"Pamit dulu ya bro, semoga tenang di sana" sekali lagi Toro tersenyum tetapi kali ini dia tersenyum dengan tulus sebelum dia meninggalkan lokasi pemakaman [M.n] karena hari sudah hampir menunjukkan malam hari di saat itu.

Tanpa sepengetahuan Toro ternyata Terdapat satu bintang di langit yang bersinar begitu terang sebelum meredup kembali setelah 6 detik telah berlalu.

꒰ ୭ৎ ꒱

Published: 28-04-23
Edited: 25-10-23

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐈𝐊𝐈𝐆𝐀𝐈 ୨୧ WEE!!! x Male readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang